Dinkes Pontianak Catat 75 Kasus DBD Sejak Januari 2019

Sudah dilaporkan sebanyak 75 kasus DBD dengan 1 korban meninggal dunia yang terjadi pada Januari 2019 lalu.

Penulis: Zulkifli | Editor: Maudy Asri Gita Utami
ISTIMEWA
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak dr. H. Sidig Handanu Widoyono, M.Kes 

PONTIANAK - Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu mengungkapkan sejak Januari hingga November 2019.

Sudah dilaporkan sebanyak 75 kasus DBD dengan 1 korban meninggal dunia yang terjadi pada Januari 2019 lalu.

Ia menjelaskan DBD merupakan penyakit endemis yang hampir terjadi sepanjang tahun termasuk di wilayah Kota Pontianak.

"Di Kota Pontianak mulai dari Januari hingga saat ini masih ada kasusnya setiap minggu, hanya saja memang kasusnya meningkat pada musim penghujan," ujarnya kepada Tribun Minggu (11/11/2019).

Masih Musim Rawan DBD, Puskesmas di Kota Pontianak Tingkatkan Kewaspadaan 

Satu Anak-anak dan Dewasa Terserang DBD, Puskesmas Sungai Durian Fogging Komplek Adenia

Dikatakanya, pihaknya sejak Oktober sudah menyalakan lampu kuning.

Artinya mulai waspada dengan melakukan langkah-langkah penyuluhan kepada masyarakat, untuk menggalakan pemberantasan sarang nyamuk.

"Kemudian kita ada juga juru pemantau jentik, yang dibeberapa lokasi itu kita tingkatkan jumlahnya."

"Kemudian surveilans kita tingkatkan juga, bila mana ada kasus segera dilaporkan 1x 24 jam agar kita bisa melakukan langkah pencegahan lebih tepat dan kita terus memantau perkembanganya," ujarnya

Kendati demikian ia memastikan hingga saat ini untuk di Kota Pontianak kasus yang terjadi belum termasuk Kasus Luar Biasa (KLB).

'Jika dibanding tahun lalu masih rendah," ujarnya

Menurutnya, ada tiga kecamatan di Pontianak yang rentan kasian DBD yakni Pontianak Barat, Pontianak Kota dan Pontianak Selatan.

"Kalau kelurahanya di Pontianak Barat ini yang tinggi Sungai Jawi Dalam, Sungai Jawi Luar dan Sungai Beliung."

"Kemudian di Pontianak Kota itu ada Sungai Bangkong, di selatan itu ada Parit Tokaya," ujarnya

Ia menjelaskan pemantauan tetap dilakukan apalagi sewaktu-waktu terjadi lonjakan kasus di tiga Kecamatan ini.

"Kalau ada penyebaran kita harus lebih fokus lagi, tapi di Pontianak ini rata-rata sudah endemis," ujarnya

Kadis mengimbau agar setiap rumah warga untuk mengaktifkan satu kader jumantik.

Satu orang satu rumah harus bisa membersihkan sarang nyamuk.

Ini lebih efektif karena tidak semua bisa terpantau oleh petugas maupun Puskesmas. (*)

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved