Masih Musim Rawan DBD, Puskesmas di Kota Pontianak Tingkatkan Kewaspadaan
Apalagi dibulan-bulan yang rawan dengan intesitas hujan yang tinggi yakni September, Oktober dan November.
Penulis: Zulkifli | Editor: Maudy Asri Gita Utami
PONTIANAK - Puskesmas di Kota Pontianak meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di lingkungan warganya masing-masing.
Apalagi dibulan-bulan yang rawan dengan intesitas hujan yang tinggi yakni September, Oktober dan November.
Kepala Puskesmas Parit Haji Husein Kelurahan Bansir Darat, Pontianak Tenggara, Yuyun Tafwidhha mengatakan pihaknya dalam 3 bulan terakhir baru menerima 1 laporan DBD yang terjadi pada oktober lalu.
• Puskesmas Wilayah Pontianak Timur Bebas Kasus DBD
• Empat Kecamatan Kubu Raya Berpotensi Wabah DBD
Penderita merupakan anak-anak kelas 5 SD dan telah ditangani langsung ke Rumah Sakit dan kini telah sembuh. .
Pihaknya langsung tanggap setiap adanya laporan kasus, dengan langsung menuju ke lapangan untuk melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE).
"Setelah itu baru persiapan masyarakat, kalau misal perlu fogging kita fogging, kalau tidak, kita cukup tebar abate," ujarnya kepada Tribun Rabu (13/11/2019)
Dia mengatakan, penderita memang tinggal dilingkungan komplek perumahan.
Namun tidak bisa dipastikan kasus terjadinya gigitannya nyamuk tersebut, berada di lingkungan komplek itu.
"Bisa juga kenanya saat disekolah atau saat berada dirumah sanak keluarga," ujarnya
Sementara langkah pencegahan terhadap DBD dilakukan setiap tahunya oleh petugas kesehatan Puskesmas maupun Dinas Kesehatan.
"Jadi tidak mesti menunggu wabah, setiap 3 bulan sekali kita lakukan abatisasi," ujarnya
Kemudian langkah efektif memang dengan membunuh jentik nyamuk atau pemberantasan sarang nyamuk.
Sementara untuk fogging hanya membunuh nyamuk dewasa.
Sementara jentik nyamuk berada di air hanya bisa diatasi dengan menambur abate.
"Jadi lebih efektif bunuh jentiknya, selain itu juga hemat biaya dan tenaga ," ungkapnya