Wujud Keberadaan Negara Bagi Warga Perbatasan Melalui TMMD

Masyarakat pedesaan di perbatasan mengalami ketertinggalan dibandingkan daerah daerah lain di Indonesia.

Editor: Jimmi Abraham
ISTIMEWA
Wujud Keberadaan Negara Bagi Warga Perbatasan Melalui TMMD 

Wujud Keberadaan Negara Bagi Warga Perbatasan Melalui TMMD

Oleh : Kolonel Inf Aulia Fahmi Dalimunthe, S.Sos (Kapendam XII/Tpr)

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Indonesia memiliki wilayah yang cukup luas, yang membentang dari sabang sampai dengan Merauke.

Luas wilayah tersebut merupakan kekayaan dan potensi yang dimiliki oleh bangsa ini jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik.

Namun demikian luasnya wilayah juga menjadi masalah tersendiri bagi Indonesia, pemerataan pembangunan sulit diwujudkan dihadapkan dengan luas wilayah negara ini.

Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan pemerintah memiliki keterbatasan, baik dari segi anggaran maupun sumber daya manusianya.

Kurang meratanya pembangunan ini sampai saat ini juga dirasakan oleh masyarakat di perbatasan Kalimantan Barat.

Masyarakat pedesaan di perbatasan mengalami ketertinggalan dibandingkan daerah daerah lain di Indonesia.

Masih ada desa-desa di perbatasan yang terisolir sampai saat sekarang akibat tidak adanya infrastruktur jalan.

Banyak anak anak perbatasan yang masih kurang mendapat pendidikan.

Baca: FOTO: Pangdam XII Tpr Berkunjung ke Kantor Tribun Pontianak

Baca: Gerakan Wisata Taman Padi Milenial, Kapolda Kalbar, Gubernur dan Pangdam Ikut Menanam Padi

Baca: Pangdam XII/Tanjungpura: Gerakan Wisata Tanam Padi Millenial sebagai Model Pembinaan Bagi Pemuda

Baca: Kodam XII Tanjungpura Adakan Berbagai Kegiatan Dukung Desa Mandiri

Baca: Kodam XII/TPR Cari Bibit TNI Putra Perbatasan Sintang

Roda perekonomian di perbatasan masih berjalan lambat karena tidak adanya infrastruktur yang menunjang untuk meningkatkan kesejateraan hidup masyarakat.

Sebagian besar masyarakat lebih memilih menjual hasil bumi mereka ke negara tetangga Malaysia.

Karena masyarakat tidak sanggup membayar biaya angkut yang cukup besar bila menjualnya di wilayah Indonesia karena mereka harus menempuh jalur sungai oleh karena tidak adanya jalan darat yang bisa mereka lewati.

Akibatnya perputaran uang tidak terjadi di wilayah sendiri akan tetapi di negara lain.

Sehingga tingkat kesejahteraan hidup masyarakat sulit terwujud.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved