Indonesia Lawyers Club

SERU! Siaran Langsung ILC tvOne, Tema: Apa dan Siapa yang Radikal? Sasar Celana Cingkrang & Cadar

Siaran Langsung Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne Selasa (5/11/2019) malam ini dengan tema yang dibahas 'Apa dan Siapa Yang Radikal?'

Penulis: Rizky Zulham | Editor: Rizky Zulham
Twitter ILC TV1
SERU! Siaran Langsung ILC tvOne, Tema: Apa dan Siapa yang Radikal? Sasar Celana Cingkrang & Cadar 

"Tapi terapinya dihalangi, kan d*ngu," ucap Rocky Gerung.

Sehingga, Rocky Gerung menilai pemerintah tak bisa memerangi radikalisme dengan benar.

Menurutnya, memerangi radikalisme dengan dialog adalah hal yang tepat.

"Pemerintah enggak tau caranya kan, kan ini di universitas, satu-satunya terapi universitas critical discourse," katanya.

"Karena itu di dalam kepala, kalau kita bongkar kepalanya kita bisa kelihatan kenapa bisa bersembunyi apa karena social injustice (ketidakadilan sosial) apa karena psikologinya," sambung Rocky Gerung.

Pengamat politisi Rocky Gerung Ungkap Pesantren Ngruki Undang Dirinya setelah Ditolak 6 Kampus

Pengamat Politik, Rocky Gerung turut berkomentar soal fokus pemerintah yang ingin memberantas Radikalisme.

Hal itu disampaikan Rocky Gerung saat menjadi bintang tamu di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (31/10/2019).

Menurut Rocky Gerung tidak ada yang perlu ditakutkan dari ide Radikalisme.

Pasalnya, ide Radikal bisa dicegah dengan kritisisme.

"Apa yang ditakutkan dari radikal saya terusin sekali lagi, ide radikal itu bisa dibatalkan oleh ide kritisisme," kata Rocky Gerung dikutip TribunWow.com dari Kompas TV .

Kemudian, Rocky Gerung menyinggung kampus-kampus di Indonesia dianggap menjadi awal ide Radikalisme.

Namun, ia justru ditolak oleh beberapa kampus.

Padahal, Rocky Gerung mengatakan dirinya hendak ke kampus justru akan mencegah ide Radikalisme dengan kritisisme.

"Nah di kampus radikalisme dianggap bersemayam di situ, sebulan ini saya enam kali dilarang masuk kampus."

"Padahal saya mau mengucapkan critical discourse (Wacana Kritis)." kata Rocky Gerung.

Pengamat politik 60 tahun tersebut menyayangkan, dirinya yang dicegah masuk kampus.

Padahal ia ingin membuat dialog bantahan yang membahas tentang Radikal.

"Kalau pemerintah mau mencegah radikalisme kasih pikiran kritis, makanya saya ke kampus, kampusnya digembok, Rocky Gerung tidak boleh masuk."

"Padahal saya mau membantah itu, supaya ada dealetika dalam pikiran. Kasih outlet Radikalisme itu," ungkapnya.

Kemudian, Rocky Gerung mengatakan Pesantren yang selama ini dituding menjadi sarang gerakan teroris yakni Pesantren Ngruki di Solo justru mengundangnya.

Pesantren Ngruki ingin menggelar debat terbuka dengan Rocky Gerung demi pencegahan Radikalisme.

"Yang terima saya itu justru Pesantren Ngruki yang dianggap sarang teroris," ucap Rocky Gerung.

"Justru mereka harus diajak berdebat?," ucap Rosi mengonfirmasi.

Pengamat politik Rocky Gerung bahkan menilai Pesantren Ngruki jauh lebih terbuka pikirannya dibanding Istana.

"Dia minta ke situ untuk berdebat jadi lebih terbuka pikiran Ngruki dari pikiran Istana dalam soal teoris Radikalisme itu," sambung Rocky Gerung.

Kemudian Rocky Gerung meneruskan argumennya mengapa pemerintah fokus pada masalah Radikalisme.

"Jadi soal-soal semacam itu tuh, saya gabung aja dengan pembicaraan maaf saya bisa teruskan," kata Rocky Gerung meminta izin terlebih dulu Rosi.

"Ya bisa sedikit saja," kata Rosi.

Ya Rocky Gerung menilai, isu Radikalisme muncul lantaran pemerintah ingin menutupi masalah ekonomi yang tidak baik-baik saja.

Hal itulah yang membuat Rocky Gerung ingin memprotes fokus pemerintah pada Radikalisme.

"Idenya sebetulnya karena pemerintah gagal untuk menghasilkan keadilan dan kesejahteraan dia mulai ceramahin Radikalisme, ceramahin stabilitas nasional segala macem," kata Rocku Gerung.

"Jadi omong kosong itu yang mau saya bongkar. Lain kalau keadaan ekonomi baik-baik saja enggak ada tuh diskusi Radikalisme," imbuhnya.

 
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved