Sutarmidji: Pertamina Tak Beres Urus LPG! Desak Kepala Daerah Cabut Izin Agen & Pangkalan Curang
Rasanya mau ganti gas warna pink, sedangkan gas kayak gini banyak yang ngeluh apa lagi yang tabung pink.
PT Darmali Niaga turut melaksanakan operasi pasar bersama Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI dan Disperindagkop Kota Pontianak yang digelar di Pasar Dahlia Kota Pontianak, Kamis (31/10/2019).
Direktur PT Darmali Niaga, Andi Darmali, ada 560 tabung LPG 3 kg yang disiapkan. Namun jumlah ini akan disesuaikan dengan kondisi. Ia menjelaskan 560 tabung LPG itu merupakan muatan dalam satu truk.
Di luar operasi pasar tersebut, dalam sepekan ada 5 truk yang didistibusikannya dan tidak pernah ada penghentian secara mendadak. Kecuali saat perbaikan Jembatan Kapuas II beberapa waktu lalu, selebihnya berjalan lancar dan normal.
"Penyaluran ini tentunya disalurkan ke pangkalan. Kalau di Pontianak sendiri rata- rata kita salurkan ke 20 pangkalan dan kami menyalurkan ke semua kecamatan di Kota Pontianak," ujar Andi Darmali ditemui saat operasi pasar di Pasar Dahlia.
Ia mengatakan, sebenarnya pihaknya mencegah elpiji ini jatuh ke tangan pengecer karena targetnya langsung ke konsumen rumah tangga. Selain itu, yang boleh memakai adalah usaha mikro yang omsetnya di bawah standar.
Andi mengatakan untuk setiap pangkalan penyaluran gasnya berbeda-beda dilihat dari kepadatan penduduk di daerah tersebut.
Namun jika di area dekat pangkalan elpiji tersebut sepi maka untuk angka penyalurannya kecil. Namun sebaliknya jika penduduknya padat itu pasti pasokannya lebih besar.
"Paling besar kisaran 200 tabung per hari, paling kecil ada yang di supply seminggu sekali sebanyak 160 tabung. Kadang-kadang juga ada 150 tabung per hari, jadi memang disesuaikan dengan kontrak pangkalan," ujar Andi.
Ia mengatakan untuk harga satu tabung elpiji Kg disalurkan sesuai ketetapan Gubernur Kalbar, Rp16.500 ribu.
"Itulah yang diperjuangkan kami dengan operasi pasar ini kita ingin mencukupi kebutuhan masyarakat sehingga spekulan-spekulan tidak bisa bergerak," ujarnya.
Ia mengatakan sejauh ini untuk pasokan elpiji ke pihak agen selalu lancar dari pihak Pertamina tidak pernah ada pemberhentian secara tiba- tiba.
"Kalau dibilang kelangkaan, sebenarnya karena cenderung permintaan meningkat karena jumlah masyarakat yang semakin bertambah. Ditambah lagi masalah perbaikan tol kemarin. Sehingga keadaan ini membuat masyarakat psiklogisnya agak ketakutan, biasanya membeli 2 tabung menjadi 3 tabung," ujarnya.
Ia mengatakan biasanya untuk para pengecer selalu dicegah dan pihaknya tidak menjual ke pengecer. Namun ada beberapa pengecer yang sering mengaku sebagai warga dan mengatakan ingin membeli untuk pemakaian rumah tangga.
"Kita sebatas hanya bisa memeriksa KTP dan KK. Mengenai diperuntukkan untuk dijual lagi terus terang kita kesulitan, karena datanya dari ibu rumah tangga," ujarnya.
Satu di antara warga, Lina Wati Sutiana, yang sehari-hari menjual bubur di kawasan Sungai Jawimengaku dalam minggu ini susah mendapatkan gas LPG 3 Kg bahkan harus mengantre terlebih dahulu.