Wagub Kalbar: Budaya Robo-robo Harus Kita Lestarikan
Bagaikan kata pepatah, ibarat Bersatunya Aur dan Tebing, kokoh menahan tanah dari keruntuhan.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Wagub Kalbar: Budaya Robo-robo Harus Kita Lestarikan
PONTIANAK- Wakil Gubernur Kalimantan Barat, H Ria Norsan mengatakan Robo-robo merupakan satu diantara budaya Keraton Amantubillah Mempawah, Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat.
Upacara Robo-robo yang dilaksanakan merupakan ungkapan mengenang kembali kedatangan Opu Daeng Manambon yang bergelar Pangeran Mas Surya Negara dari Kerajaan Matan di Kabupaten Ketapang ke Kerajaan Mempawah di Kabupaten Mempawah pada tahun 1737 M/1448 H.
Robo-robo digelar setiap hari Rabu terakhir bulan syafar menurut penanggalan Hijriah.
Baca: Robo Robo Desa Kakap Pertahankan Tradisi Menolak Bala
Baca: Robo-robo di Mempawah, Raja Mardan Adijaya Sampaikan 6 Pesan Sebagai Pemimpin dari Ayahandanya
Upacara Robo-robo ini bersifat historis dan memiliki nilai sejarah karena peristiwa Robo-robo merupakan peristiwa yang sangat penting untuk di kenang dalam sejarah Mempawah khusunya kerabat Keraton Amantubillah Mempawah.
Tujuan digelarnya ritual ini juga untuk memanjatkan doa menolak bala dan petaka dan memperingati napak tilas perjalanan Opu Daeng Manambon yang bergelar Pangeral Mas Surya Negara dari kerajaan Matan Martapura Kabupaten Ketapang ke Kabupaten Mempawah (Bangkule Rajakn) pada tahun 1737 M/ 1148 H.
Kedatangan Opu Daeng Manambon Raja Pertama bersama isteri dan pengawalnya memasuki Kuala Mempawah ini merupakan wujud rasa cinta dari generasi baru terhadap leluhur nenek moyangnya, yang merupakan bagian dari sejarah perjalanan terbentuknya Kerajaan Mempawah, yang saat ini menjadi Kabupaten Mempawah.
Mantan Bupati Mempawah menilai, Event ini sangat penting dan strategis, karena rangkaian prosesi even-nya syarat dengan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, serta menghargai jasa para leluhur yang telah membuat karya besar membangun Kerajaan Amantubillah Mempawah.
Pada tataran sosial kemasyarakatan juga mencerminkan makna terbangunnya suatu hubungan yang harmonis yang saling percaya antara pemimpin dengan masyarakat.
Bagaikan kata pepatah, ibarat Bersatunya Aur dan Tebing, kokoh menahan tanah dari keruntuhan.
Makna ini harus menjadi renungan bersama, jika sekian abad yang lalu, dengan kondisi yang sangat terbatas para Raja bersama dengan seluruh rakyatnya yang juga sangat terbatas kondisi sosial ekonominya, mampu membangun kerajaan yang saat ini bisa nikmati.
"Kenapa kita yang ada saat ini, dengan segala kecanggihan teknologi, kemajuan ekonomi dan sosial tidak bisa meneruskan pembangunan untuk kesejahteraan rakyat," kata Ria Norsan, saat menghadiri Even Budaya Robo-robo di Dermaga Pelabuhan Regional Kuala Mempawah, Rabu (23/10/2019).
Ia mengatakan pelajaran kepemimpinan di masa silam oleh para-raja se-nusantara harus menjadi perhatian bersama.
"Event Budaya seperti Robo-robo, Cap Go Meh, Gawat Adat Dayak, Festival Saur-Saur dan lainnya sebagainya harus kita lestarikan agar kelak tidak punah bersama tenggelamnya waktu," pintanya.
Pemerintah Provinsi Kalbar memiliki sumberdaya di bidang Budaya dan Pariwisata yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Keanekaragaman adat istiadat dan budaya yang dimiliki merupakan modal dasar dalam pembangunan di Bidang Budaya dan Pariwisata.
"Dalam kaitannya dengan perayaan Budaya Robo-robo yang kita rayakan bersama saat ini. Saya nilai merupakan komitmen dan kepedulian kita bersama dalam upaya apresiasi, pelestarian dan pengembangan sejarah dan budaya di Kalbar ," ujarnya.
Ia berharap acara Robo-robo tetap konsisten mempertahankan keaslian sejarah pendiri Kota Mempawah.
Sesuai dengan perkembangan situasi diharapkan dapat dikembangkan untuk kegiatan yang bersifat kepariwisataan daerah berupa kegiatan, napak tilas, perlombaan, festival budaya dan kesenian daerah dan Iain-lain.
Keseluruhan aktivitas tersebut seyogyanya dapat dikemas dengan lebih baik agar acara ini dapat bernilai jual tinggi dalam rangka pengembangan pariwisata daerah.
Wagub Kalbar juga meminta perhatian kepada semua Para Pejabat Pemerintah Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, maupun masyarakat agar terus menggali, mengembangkan, mengapresiasi dan melestarikan nilai-nilai sejarah, kesenian dan kebudayaan daerah Provinsi Kalbar serta membangun kerjasama antar kebudayaan sesama suku, anak bangsa yang ada di daerah ini secara sinergis, saling menguntungkan dan hidup harmonis.
"Tahun 2013-2019, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, telah menetapkan 1.086 Warisan Budaya Takbenda Indonesia," ujarnya.
Khusus Warisan Budaya Takbenda Kalbar sampai tahun 2019 telah ditetapkan sebanyak 37 Warisan Budaya Takbenda Indonesia, termasuk salah satunya Robo-robo. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak