Masyarakat Desa Tanjung Gelar Robo-robo, Yusuf: Sebagai Wadah Silaturahmi
Melain setiap orang membawa makanannya masing-masing dan berkumpul di suatu tempat.
Penulis: Marpina Sindika Wulandari | Editor: Jamadin
Masyarakat Desa Tanjung Gelar Robo-robo, Yusuf: Sebagai Wadah Silaturahmi
SEKADAU- Warga Desa Tanjung Kecamatan Sekadau Hilir gelar robo-robo makan bersama sebagai upaya pelestarian tradisi kebudayaan nenek moyang.
Robo-robo yang diikuti oleh warga Desa Tanjung ini dilaksanakan tepat ditengah pulau Tanjung yang di apit oleh sungai Kapuas dan sungai Sekadau, dan dilaksanakan pada hari Rabu (23/10/2019).
Tokoh masyarakat di Desa Tanjung M.Yusuf menjelaskan acara robo-robo itu sendiri dilangsungkan setiap tahun pada hari Rabu ketiga di bulan Safar.
Bulan Safar adalah bulan kedua dalam penanggalan Hijriiah dan bulan kedua dalam penanggalan Jawa, dan tahun ini jatuh pada bulan Oktober.
Baca: Polres Sekadau Gelar Baksos Khitanan Massal di Dusun Ensalang
Baca: Gubernur Kalbar Resmi Melaunching Peta Jalan Revitalisasi SMK Kalbar 2019-2024
Ia mengisahkan robo-robo dilaksanakan sebagai upaya untuk bertemunya kembali sanak saudara yang telah meninggalkan kampung halaman.
Pada acara itulah orang-orang akan kembali ke kampung halaman untuk berkumpul dan menjalin tali silaturahmi.
" Jaman dahulu robo-robo adalah ketetapan yang diambil oleh orang-orang dengan menentukan hari, tanggal dan bulan untuk dilangsungkannya acara makan bersama dengan seluruh anggota keluarga dan warga desa," jelas Yusuf
"Orang-orang yang telah meninggalkan kampung halaman. Pada bulan Safar Rabu ketiga, mereka kembali ke kampung asalnya untuk bertemu dengan saudara-saudaranya. Tujuannya untuk mengakrabkan kembali, membina kembali persaudaraan yang kita istilahkan sekarang itu silaturahim. Tradisi ini memiliki nilai atau makna dalam kehidupan bermasyarakat," tambah Yusuf.
Baca: Adian Napitupulu: Waktu Akan Menguji Loyalitas Prabowo ke Jokowi, Waketum Gerindra Beri Bukti
Di Kabupaten Sekadau terdapat beberapa tempat yang melaksanakan robo-robo tersebut. Dan di Desa Tanjung pada pelaksanaannya tidak ada tolak bala.
Hanya ada doa bersama dengan maksud untuk meminta keselamatan, dijauhkan dari bencana, diberi keselamatan, dimurahkan rezeki dan dijauhkan dari perselisihan.
Pada robo-robo di Desa Tanjung, masyarakat desa yang mengikuti acara tersebut tidak diperbolehkan makan di rumah.
Melain setiap orang membawa makanannya masing-masing dan berkumpul di suatu tempat.
Kemudian saling bertukar makanan. Hal ini dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Tentang pentingnya berbagi dengan sesama.
Oleh karena itu M. Yusuf berpesan kepada generasi muda untuk terus melestarikan kebudayaan tersebut dimasyarakat.
"Jangan tinggalkan kebudayaan, karena kebudayaan itu sangat penting bagi kita untuk mempersatukan kita dan membangun wilayah kita masing-masing,"tutupnya.
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak