Kepala Sekolah Ditusuk
Kronologis Penusukan Kepala Sekolah di Sintang hingga Meninggal Dunia
Kronologis Penusukan Kepala Sekolah di Sintang hingga Meninggal Dunia, Pelaku Bukan Orangtua Murid
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Nasaruddin
Penusukan Kepala SD 24 Mensiap Baru, Kecamatan Tempunak Sintang, Sukimin, diduga dilakukan F yang masih punya hubungan keluarga dengan korban.
Terduga pelaku, F, adalah suami dari keponakan korban.
Kasat Reskrim Polres Sintang, AKP Indra Asriyanto mengatakan, penusukan terhadap korban dilakukan F karena sakit hati.
Sakit hati itu dipendam F selama sekitar satu tahun terakhir.
Pada hari kejadian, terduga pelaku sekitar pukul 06.30 WIB mencegat korban saat hendak pergi ke sekolah menggunakan sepeda motor.
Tepat di depan rumah ibadah, keduanya terlibat adu mulut.
“Pada saat itu korban lewat dengan sepeda motor, dicegat kemudian berbincang," kata Kasat Reskrim AKP Indra Asriyanto.
Baca: Kesaksian Agung, Anak Pertama Kepala Sekolah di Tempunak Sintang Korban Penusukan
Baca: Penusukan Kepala Sekolah Hingga Meninggal Dunia, Masalah Rumah Tangga Jadi Pemicu
Baca: Sempat Diikat Warga, Polisi Pastikan Kondisi Pelaku Penusukan Kepala Sekolah di Sintang Belum Bonyok
Baca: 8 Kebiasaan Buruk yang Curi Kebahagiaan Anda Hari Demi Hari, Singkirkan Segera!
"Rupanya terjadi cekcok mulut, kemdian pelaku secara spontan mencabut pisau dari pinggang yang memang sudah disiapkan sebelumnya, kemudian langsung menusuk sebanyak 2 kali, di depan, dan samping,” ujar Indra.
Sukimin meregang nyawa di lokasi kejadian.
Sementara terduga pelaku diamankan warga, kemudian diikat tali sebelum dibawa ke Mapolres Sintang.
Anak pertama Sukimin, Kepala SD 24 Mensiap Baru, Kecamatan Tempunak Sintang, Agung, tak menyangka jika orangtuanya pergi untuk selama-lamanya di tangan F.
Agung menceritakan, F sudah sejak subuh mencoba menghadang ayahnya.
“Jadi, orang itu dari subuh sudah menghadang. Bapak salat subuh dihadang di rumah warga yang satu komplek depan rumah kami,” kata Agung saat ditemui di ruang pemulasaran jenazah di RSUD Ade M Djoen Sintang, Kamis (17/10/2019).
Agung mengatakan, jauh sebelum peristiwa penusukan terjadi, antara keluarga dan pelaku memang terjadi konflik.
Namun demikian, korban tidak ada sangkut pautnya dengan konflik tersebut.
“Memang ada konflik keluarga, tapi bukan bapak yang punya masalah sebenarnya,” kata Agung.
Agung sama sekali tak menduga, konflik keluarga yang seharusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan itu justru merenggut nyawa ayahnya.
“Coba kalau memang ndak suka sama bapak, kita bisa rembukan. Kenapa harus seperti ini,” sesalnya.
Luka di Perut
Kapolsek Tempunak, Iptu Mulyo Wibowo menyebut secara kasat mata Kepala Sekolah SD 24 Desa Mensiap Baru menderita delapan luka tusukan di bagian perut, hingga meninggal dunia di tempat.
“Visum secara resmi belum keluar. Tapi secara kasat mata ada delapan luka,” kata Mulyo di ruang pemulasaran jenazah, RSUD Ade M Djoen Sintang, Kamis (17/10/2019).
Menurut Kapolsek, terduga pelaku yang tidak lain merupakan keluarga korban sedari awal sudah berencana untuk menemui korban dengan membawa sebilau pisau.
“Nampaknya direncanakan, karena pelaku sudah menyiapkan pisau,” ungkapnya.
Terduga pelaku penusukan Sukimin (54), Kepala SD 24 Mensiap Baru, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, FR sempat diamankan warga sebelum diserahkan ke Mapolres Sintang.
Berdasarkan foto-foto yang beredar, FR diamankan dalam kondisi tangan terikat tali.
Kapolsek Tempunak, Iptu Mulyo Wibowo memastikan, saat pihaknya datang FR sudah diamankan warga.
Namun demikian, Mulyo memastikan kondisi FR tidak bonyok.
"Kondisi pelaku belum bonyok. Cuma diikat oleh warga," kata Kapolsek.
Saat ini, FR sudah dibawa berada di Mapolres untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.