Wawancara Khusus
Polisi Pontianak Viral di Media Sosial, Aipda Agus: Saya Mendapat Apresiasi dari Rekan di Polsek
Saya juga mendapat apresiasi dari rekan-rekan di Polsek, juga masyarakat di Kecamatan Pontianak Utara.
Intinya saya bersyukur, saya jadi seperti ini juga karena masyarakat. Karena mereka semua saya bisa berdiri sebagai polisi, dan sampai saya berpangkat Aipda saat ini itu juga tidak lepas dari masyarakat.
Masyarakat yang banyak mensupport saya, seperti misalnya kalau ada apa-apa, ada kegiatan mereka pasti menghubungi saya. Jadi itu juga menjadi sebuah kebanggaan bagi saya pribadi, dan juga bagi institusi saya yakni kepolisian.
Tapi yang lucunya, saat istri saya mengetahui adanya berita viral tentang saya. Dia kaget, saya pun kaget jadinya.
Jadi saat saya pulang ke rumah dia nanya, ayah tadi ngape di sana? Saya tanya emang ada apa, dia nanya lah tentang ibu itu, saya ceritakan lah.
Lalu istri saya bilang, di Facebook nya sudah banyak yang nge tag memberitahukan berita viral dan juga foto saya.
Saya cuma geleng-geleng kepala. Pas malamnya saya baru dapat link video yang saya lagi bantu ibu itu.
Tribun: Apa imbauan Anda kepada anggota polisi lainnya di Kalbar dalam melayani masyarakat?
Aipda Agus : Buat rekan-rekan saya di kepolisian khusunya di Kalimantan Barat khususnya lagi di Pontianak, tetaplah menjadi polisi yang dicintai oleh masyarakat.
Hadir ditengah-tengah masyarakat bukan berarti kita bisa. Saya ingatkan kembali bahwa polisi bukan superman.
Tapi hadirnya polisi ditengah masyarakat membuat masyarakat itu aman. Jadi kepada rekan-rekan saya tetap semangat dalam menjalankan tugas, apapun kritik dari masyarakat itu adalah kritik yang membangun.
Jangan sesekali kritikan orang kita balas juga dengan kritikan. Selama orang masih mengkritik kita, berarti orang masih sayang sama kita, intinya disitu. Biasanya banyak orang yang mengatakan polisi begini polisi begitu.
Selama orang masih mengatakan begitu, berari orang masih ingin perubahan dari polisi. Ayok buktikan kritikan itu dengan menunjukkan perubahan pada diri kota sebagai polisi.
Ada yang mau saya tambahkan sedikit terkait ibu, bahwa apa yang saya lakukan kemarin belum ada apa-apanya dibanding yang telah dilakukan oleh ibu itu untuk menghidupi keluarganya.
Maaf ya... (Aipda Agus menangis. Ia menyeka air mata dan melanjutkan wawancara dengan terbata-bata). Saya kalau ingat ibu ini ingat orangtua.
Tribun : Orang tua masih ada
Aipda Agus : Sudah meninggal. Ibu itu memberi kita pelajaran, bagaiman perjuangan orangtua tidak mengenal lelah, tidak mengenal waktu, berusaha keras mendapatkan uang demi anaknya.
Saya berharap kepada seluruh masyarakat, ayo kita belajar dari ibu ini. Perjuangan seorang ibu, perjuangan orangtua demi anaknya. Karena kita ada dengan kondisi saat ini adalah berkat orangtua.
Pesan saya untuk si ibu, mudah-mudahan ibu bisa mendengar apa yang sampaikan. Dan tetap semangat dalam mencari rejeki untuk anak-anaknya.
Dan kepada seluruh masyarakat yang masih memiliki orang tua, jaga dan rawat orang tua kita jangan sampai buat orang tua kita menangis. Kita ada saat ini, kita bisa seperti saat ini karena orang tua. *
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak