Sutarmidji Dukung Kreatifitas Anak-anak Daerah Dalam Membatik

Sutarmidji dukung kreatifitas anak-anak daerah dalam membuat batik khas daerah Kalimantan Barat.

Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Madrosid
TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA
Gubernur Kalimantan Barat, H.Sutarmidji saat diwawancarai awak media usai Rapat Paripurna DPRD Kalbar, di kantor DPRD Provinsi Kalbar, Pontianak, Rabu (21/8/2019). Rapat beragendakan Pemandangan Umum Fraksi-fraksi Terhadap Raperda Perubahan APBD provinsi Kalbar tahun anggaran 2019. 

Sutarmidji Dukung Kreatifitas Anak-anak Daerah Dalam Membatik

PONTIANAK - Sutarmidji dukung kreatifitas anak-anak daerah dalam membuat batik khas daerah Kalimantan Barat.

Dalam kegiatan Festival Hari Batik Nasional Kalbar 2019 yang dilaksanakan beberapa hari yag lalu itupun, Rumah Batik Kampung Kamboja membuat batik terpanjang se-Kalimantan Barat, dan sangat diapresiasi oleh Gubernur Kalbar Sutarmidji.

"Nah saya sangat mendukung kreatifitas anak-anak ini, namun batik tidak hanya untuk pakaian saja, tapi juga untuk pemanis produk-produk kreatifitas kita lainnya, seperti misalnya meriam karbit, kemudian tugu Khatulistiwa, kemudian Rumah Radakng, Rumah Betang, kemudian Rumah Melayu, Keraton, Masjid Jami, dan Batulayang," jelas Midji saat diwawancarai, pada Rabu (2/10).

Menurutnya, dari beberapa produk yang telah disebutkan tadi, bila dilatar belakangi oleh batik khas Kalbar, bisa lebih bagus lagi.

Baca: Momen Perkenalan Pemred Baru Tribun Pontianak, Sutarmidji Sarankan Perkuat Berita Daerah Perbatasan

Baca: Sutarmidji Minta DPR dan DPD Ngotot Perjuangkan Pembangunan Kalbar

Baca: Sutarmidji Sayangkan Siswa yang Ikut Unjuk Rasa! Disdik Kalbar Sudah Keluarkan Surat Imbauan

Midji pun mengatakan, untuk pewarna alamnya sendiri itu kita sangat kaya. "Kita kaya dengan pewarna alam," terangnya.

Tetapi dikatakannya, pewarna alam itu harus bisa diinovasi agar hasil yang diciptakan bisa menjadi cerah. "Karena pewarna alam itu cenderung warnanya tidak cerah, nah tapi bagaimana itu harus bisa dibuat menjadi cerah dengan menambah komponen-komponen tertentu," katanya.

Lalu ia pun menegaskan batik yang harus dihasilkan juga harus tematik, artinya batik itu mempunyai tema. Sehingga nantinya orang yang menggunakan menjadi tertarik.

"Kita harus melihat selera pasar, seperti pasar itu ada yang suka dari warna buatan, dan ada juga yang suka dari bahan pewarna alami. Nah itu harus diperhatikan," ungkapnya.

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved