Lima Bocah Pemberani Ikut Serta Padamkan Api Karhutla
Julio, Teo, Yugo, Chirstian, dan Nuel, adalah bocah yang tinggal di Komplek Bhayangkara Permai Jl. Sungai Raya Dalam Kecamatan Sungai Raya.
Penulis: Rivaldi Ade Musliadi | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Lima Bocah Pemberani Ikut Serta Padamkan Api Karhutla
PONTIANAK - Julio, Teo, Yugo, Chirstian, dan Nuel, adalah bocah yang tinggal di Komplek Bhayangkara Permai Jl. Sungai Raya Dalam Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.
Tidak ada yang istimewa dari mereka berlima, namun sekitar kawasan mereka tinggal, ada lahan yang terbakar cukup hebat.
Sehingga menimbulkan asap yang cukup pekat. Kebakaran lahan di lokasi tersebut sudah terjadi sejak Kamis (19/9) siang.
Namun, hingga saat ini, Jumat (20/9) asap masih terus menyelimuti dan bahkan dari beberapa titik di lokasi tersebut api kembali menyala. Meski tim pemadam kebakaran sudah melakukan upaya pemadaman di lahan tersebut sejak kemarin.
Baca: Kapolda Kalbar Ungkap Sudah 86 Kasus Penemuan Terkait Karhutla
Baca: Tinjau Lokasi Karhutla, Danrem 121/ABW Menduga Kebakaran Akibat Faktor Kesengajaan
Kembali pada para bocah tersebut, mereka tampak ikut memadamkan api dengan hanya menggunakan kayu.
Kayu yang dipegang kemudian dipukul ke titik tempat api menyala. Tidak hanya itu, tidak ada pengamanan, hanya pakaian biasa dan menggunakan sendal, mereka masuk ke kawasan lahan yang terbakar untuk memadamkan api.
Tidak tampak rasa panas dan kesakitan dari mereka. Namun, wajah dan kulit mereka sudah dipenuhi dengan kotoran debu dari karhutla. Saat ditanya kenapa mereka melakukan hal tersebut, mereka tidak terima tempat yang biasa mereka jadikan area bermain kini terbakar.
"Kamek biase maen disini, kamek dah buat markas (pondok kecil tempat berteduh mereka bermain) didalam sana, tapi kayaknye udah terbakar kena api," ujar Yugo.
Bahkan, timbul celotehan dari satu diantara mereka "kenapa hutan kita ini terbakar ye" saat mereka sedang mencoba memadamkan api.
Saat dilihat, upaya mereka untuk memadamkan api karhutla di kawasan tersebut tidak berpengaruh.
Bagaimana tidak, hanya menggunakan kayu tidak mungkin dapat memadamkan api yang membakar lahan seluas 4 hektare tersebut. Namun, upaya mereka menujukkan bahwa akibat karhutla berdampak buruk bagi anak-anak seusia mereka.
Akibat karhutla, pemerintah daerah telah meliburkan aktivitas sekolah. Tidak hanya itu, akibat karhutla waktu dan tempat bermain untuk anak-anak kini juga terbatas.
Padahal di usia seperti mereka saat ini, bermain diluar rumah merupakan kesempatan untuk bersosialisasi dengan teman seusianya. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak