Harrison: 6025 Masyarakat Kalbar Terkena Penyakit ISPA

Untuk jumlah 6025 masyarakat yang terkena ISPA ini mulai dari usia anak-anak sampai usia dewasa dan lansia.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Kabut asap pekat yang menyelimuti udara Kota Pontianak yang diambil dari Masjid Raya Mujahidin, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (15/9/2019) siang. Kualitas udara Kota Pontianak mencapai tahapan sangat tidak sehat pada hari ini. 

Harrison: 6025 Masyarakat Kalbar Terkena Penyakit ISPA

PONTIANAK - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harrison mengatakan sejauh ini sudah ada 6025 masyarakat dari 14 Kabupaten kota di Kalbar yang sudah terkena penyakit ISPA setelah adanya kabut asap .

Ia menjelaskan penyakit pada Saluran pernafasan (ISPA) ini bisa saja menyerang anak-anak, remaja dan kaum lansia.

Ia menjelaskan dari data yang ia peroleh dari 8 September sampai dengan 14 September 2019, jika di kumpulkan jumlah ISPA se-Kalbar mencapai 6.025 kasus.

"Sejauh ini untuk penanganaan ISPA di puskesmas dilakukan penanganannya dengan managemen terpadu balita sakit (MTBS) , terus menasehati ibu-ibu dan menganjurkan untuk perbanyak minum air putih," ujarnya saat ditemui diruang kerjanya, Senin (16/9/2019).

Baca: Warga Trans Semanai Hanya Andalkan Air Hujan untuk Konsumsi

Baca: Gubernur Sutarmidji Tindak Tegas, Lima Perusahaan Diajukan Pencabutan Izin Karena Karhutla

Untuk jumlah 6025 masyarakat yang terkena ISPA ini mulai dari usia anak-anak sampai usia dewasa dan lansia.

"Upaya yang dilakukan pemprov Kalbar dan Diskes sebagai regulator terus mengingatkan dinas kesehatan kabupaten kota, puskesmas dan rumah sakit agar benar-benar menangani dan memperhatikan pasien yang terkena ISPA ini," ujarnya.

"Gunakan lah pola management terpadu balita sakit untuk menangani pasien dengan ISPA untuk balita. Kalau yang dewasa sudah ada SOP sendiri ," tambahnya.

Sejauh ini Diskes Provinsi juga sudah melakukan pembagian masker di kabupaten kota sekitar 80 ribu masker yang dibagikan kepada masyarakat yang terkena dampak Karhutla.

Ia menghimbau kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas diluar rumah, dan jika dirumah ada pentilasi harus diberikan kain yang lembab. Sehingga debu tidak masuk , dan terapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

"ISPA ini bisa dikatakan penyakitnya tidak terlalu berat hanya iritasi karena debu atau polusi udara, asal cepat ditangani dan jangan dibiarkan. Yang ditakutkan nanti anak-anak sesak nafas. Jika ISPA makin parah bisa menuju ke penyakit Pneumonia (demam panas tinggi dan sesak nafas).

Terkait untuk penangan masalah ini ia mengatakan khususnya Dinas Kota Pontianak juga sudah menyiapkan ruang Oksigen di unit 118 untuk korban bencana asap.

Masalah yang ditimbulkan akibat kabut asap ini seperti tercemarnya udara sehat menjadi tidak sehat juga bisa mengakibatkan penyakit tidak hanya penyakit ISPA saja tapi bisa saja terserang penyakit Asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) , jantung, serta iritasi.

Ia mengatakan masyarakat harus bisa megenali gejala Penyakit ISPA. Gejalanya mulai dari demam, sakit kepala, batuk, badan terasa pegal atau nyeri pada sendi, sesak nafas, hidung berair atau sumbat, sakit pada tenggorokan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved