Radio Volare Hadir Berawal Dari Hobi dan Selalu Konsisten Hingga Sekarang
Volare berdiri awalnya mulai dari tahun 1970 namun pada tahun 1973 sudah menjadi radio yang mempunyai legalitas.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Radio Volare Hadir Berawal Dari Hobi dan Selalu Konsisten Hingga Sekarang
PONTIANAK- 11 September 1945 ditetapkan menjadi Hari Radio Nasional dikaitkan dengan berdirinya Radio Republik Indonesia pada 11 September 1945.
Pada Peringatan Hari Radio Nasional Tribun Pontianak berkesempatan mewawancarai satu diantara Radio daerah yang ada di kota Pontianak yaitu Radio Volare.
Volare berdiri awalnya mulai dari tahun 1970 namun pada tahun 1973 sudah menjadi radio yang mempunyai legalitas.
Adapun pendiri Volare adalah Alm Amiruddin Manaf yang saat ini di kelolah oleh Ade Pratiwi sebagai Direktur Volare, dan dibantu kedua ananya yaitu Jaka Prakasa sebagai Direktur dan Dewi Utami sebagai Genderal Manager.
Baca: Perjalanan Radio Volare Dari Tahun 1970
Baca: Berikut Harapan Direktur Utama LPP RRI di Hari Radio ke-74
Ade menceritakan perkembangan radio awalnya muncul dari hobi saat suka mendengarkan musik.
Ia mengatakan tidak ada radio di Indonesia dengan visi cari uang semuanya berawal dari hobi.
"Kalau mau jujur rata-rata pendiri radio pasti ada anak orang kaya.Karena alat yang di perlukan mahal. Karena keterbatasan itu radio tidak ada visi menuju ke bisnis dan benar- benar dari hobi ," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Rabu (11/9/2019).
Jaka menambahkan bahwa kenapa radio bisa survive di luar Jawa karena memang awalnya bukan untuk cari uang.
Kalau ternyata bisa menghasilkan itu bukan tujuan tapi akibat dari yang mereka lakukan.
Radio di Kalbar maupun Indonesia ada Golden Egg mulai dari tahun 80 sampai 90 an yang menjadi akhir dari segi kreativitas, iklan, dari segalanya.
"Kenapa saya bilang kreativitas karena 90 persen orang di TV berasal dari radio. seperti MC itu banyak jebolan penyiar dan 10 tahun kedepannya radio jadi apa saya tidak tahu. Karena saat ini kita tidak punya regerenasi yang memadai," ujarnya.
Ade mengatakan mereka yang melamar menjadi penyiar selalu ia tanamkan bahwa mereka bukan pekerja tapi juga belajar dan rata-rata manager Radio di Pontianak pernah bergabung di Volare .
Jaka mengatakan seiring dengan pemasukan yang signifikan dan dibantu oleh pemerintah mulai dari dipermudah izin radio pun mulai berdiri.
"Karena dulu ada kebijakan tidak resmi dari pemerintah melalui TNI untuk mengcounter siaran radio Malaysia .Jadi kita dibantu untuk bisa mendirikan radio di setiap kabupaten. Hanya ketika masa emas ini berakhir kita di hadapi dengan kenyataan bahwa uang tidak ada dan sekarang sudah memutuskan untuk mengurangi cabang radio di daerah dan fokus di Pontianak saja," ujarnya.
Baca: FOTO: Penyalaan Obor Serempak Se Indonesia Dalam Rangkaian Hari Radio ke 74