Terbongkar Keributan Mayangsari Diusir Dari Rumah Soeharto, Reaksi Bambang Trihatmodjo Jadi Sorotan

Terbongkar Keributan Mayangsari Diusir Dari Rumah Soeharto, Reaksi Bambang Trihatmodjo Jadi Sorotan

Editor: Mirna Tribun
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Terbongkar Keributan Mayangsari Diusir Dari Rumah Soeharto, Reaksi Bambang Trihatmodjo Jadi Sorotan. 

Terbongkar Keributan Mayangsari Diusir Dari Rumah Soeharto, Reaksi Bambang Trihatmodjo Jadi Sorotan

Sejak empat tahun lalu sebelum bercerai, Halimah diketahui selalu ingin mempertahan rumah tangganya dengan Bambang Trihatmodjo.

Halimah mengaku masih ingin mempertahankan rumah tangga yang gosipnya telah renggang sejak tahun 2001 lalu.

Bahkan, di tahun yang sama, Bambang Trihatmodjo ketahuan sudah menikah siri dengan Mayangsari.

"Klien kami ingin selalu mempertahankan rumah tangga. Dari dulu kan memang seperti itu," kata Lelyana, kuasa hukum Halimah kala itu. 

Namun nyatanya, 3 hari setelah Halimah dan Bambang resmi bercerai, Mayangsari menggelar pesta mewah bertabur makanan.

Baca: Ashanty Bongkar Pernikahan Kontroversi Mayangsari & Bambang Trihatmodjo, Kisah Cinta Tragis!

Baca: Rekam Jejak Mayangsari Istri Bambang Trihatmodjo, Dituduh Pakai Pelet Hingga Diusir Keluarga Cendana

Baca: 19 Tahun Ditutupi, Terbongkar Kebenaran Tudingan Mayangsari Pakai Dukun Dekati Bambang Trihatmodjo

Baca: Pernah Labrak Mayangsari, Anak Bambang Trihatmodjo & Halimah Ini Jual Minuman Demi Hidup

Halimah: 'Senang Sekali Buat Sensasi'

Kisah pesta mewah Mayangsari ini terungkap dari dokumentasi nova.id pada tahun 2011 lalu. 

Dalam artikel itu disebutkan kalau tiga hari setelah Bambang Trihatmodjo resmi bercerai dari Halimah, Mayangsari menggelar sebuah pesta mewah. 

Tak tanggung-tanggung, pesta itu diadakan di Hotel Sultan, Jakarta pada Minggu (3/4).

Banyak isu mengatakan kalau Mayang seolah ingin mengumumkan kepada khalayak bahwa kini ia adalah satu-satunya istri sah Bambang Trihatmodjo.

Melihat berkas NOVA 2008, saat Soeharto meninggal di 27 Januari 2008 silam, Mayangsari nekat menyambangi keluarga Cendana bersama Bambang Trihatmodjo dan putrinya.

Entah apa yang ada di benak Mayangsari.

Sebagai menantu yang baik, dia mungkin ingin memanjatkan doa terakhirnya buat Soeharto.

Apalagi, buah hatinya, Khirani Siti Hartina Trihatmodjo, belum pernah melihat Eyangnya secara langsung.

Maka, Mayangsari pun memberanikan diri menyambangi Rumah Cendana.

Dalam rekaman kamera media elektronik, Mayangsari terlihat duduk sambil menundukan muka di depan jenazah Soeharto.

Sementara di sampingnya Khiran duduk dipangku bapaknya, Bambang Trihatmodjo.

Di balik peristiwa sensasional itu muncul cerita, bahwa kedatangan Mayangsari tak dikehendaki dua putri Soeharto, Titiek dan Mamiek.

Dengan terang-terangan, mereka mengusir Mayangsari.

Menurut seorang saksi mata yang meminta identitasnya dirahasiakan, Mayangsari datang ke rumah mantan orang nomor satu di Indonesia itu sekitar pukul 22.00.

Saat itu doa-doa untuk almarhum masih berlangsung dengan khusyuk.

Di depan jenazah masih bersimpuh Tommy, Titiek dan Mamiek.

Sementara Tutut dan Sigit sedang melakukan aktivitas lain.

Begitu pula dengan Halimah, (mantan) istri Bambang, yang sedang makan malam di rumah Jalan Tanjung, yang tak jauh dari rumah duka.

Tanpa diduga, di antara pelayat yang terus berdatangan terlihat Mayangsari bersama Bambang Trihatmodjo.

Bambang Trihatmodjo pun menggendong Khiran.

Mayangsari mengenakan busana hitam dan syal batik di bahunya.

Kehadiran pasangan ini langsung mendapat perhatian Mamiek dan Titiek.

Kedua saudara Bambang Trihatmodjo itu langsung berdiri dan mendatangi Mayangsari.

Mereka meminta Mayang agar segera keluar dari rumah itu.

"'Pergi dari sini!', kata Mamiek setengah membentak (cerita saksi mata yang dekat dengan Keluarga Cendana itu).

Melihat reaksi tersebut, Bambang Trihatmodjo turun tangan.

Sempat terjadi perdebatan, Bambang Trihatmodjo berhasil membujuk Titiek dan Mamiek agar memberi kesempatan ke Mayangsari untuk bersimpuh di sisi jenazah Soeharto.

"Kejadiannya cepat sekali. Paling beberapa menit saja," lanjut si sumber.

Meski insiden itu terjadi singkat, ribut-ribut itu langsung diketahui Halimah, setelah seseorang memberi tahunya lewat telepon.

Apa reaksi Halimah? "Dia cuma bilang, kok senang sekali membuat sensasi saat orang khidmat mendoakan Bapak."

Masih kata sumber tadi, selama perjalanan menuji Solo tempat Pak Harto dimakamkan pun, Halimah bungkam, dan tak mau menyinggung kedatangan Mayangsari bersama Bambang Trihatmodjo dan anaknya.

Dia tidak mau terganggu oleh sensasi murahan tersebut.

Mayang telah merusak kekhidmatan, hal yang tidak bakalan dilakukan oleh seorang Halimah.

Untunglah, saat pemakaman seluruh keluarga besar Soeharto meninggalkan semua persoalan mereka, lalu bahu-membahu untuk mengantar Soeharto terakhir kalinya. (sajiansedap.grid.id)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved