Film Indonesia

FILM Pangku Karya Reza Rahadian Tayang Bioskop, Potret Getir Pantura dan Kasih Ibu yang Mengharukan

Film Pangku, karya debut penyutradaraan Reza Rahadian, resmi tayang di bioskop Indonesia mulai 6 November 2025.

Editor: Dhita Mutiasari
Kolase / Instagram @filmpangku
FILM PANGKU - Film Pangku, karya debut penyutradaraan Reza Rahadian, resmi tayang di bioskop Indonesia mulai 6 November 2025. Karya ini menjadi salah satu film paling dinantikan karena menghadirkan kisah penuh emosi tentang perjuangan seorang perempuan di tengah kerasnya kehidupan jalur Pantura. 

Ringkasan Berita:
  • Film Pangku menjadi debut penyutradaraan Reza Rahadian yang resmi tayang di bioskop Indonesia pada 6 November 2025.
  • Lewat kisah dramatis dan emosional tentang perempuan bernama Sartika (Claresta Taufan), film ini menggambarkan realitas kelam di jalur Pantura tempat kata “pangku” berubah makna kasih menjadi transaksi.
  • Dibantu penulis Felix K. Nesi, Reza menghadirkan kisah perjuangan seorang ibu bertahan di tengah kerasnya hidup, ditemani karakter Maya (Christine Hakim) dan Hadi (Fedi Nuril).

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Film Pangku, karya debut penyutradaraan Reza Rahadian, resmi tayang di bioskop Indonesia mulai 6 November 2025.

Karya ini menjadi salah satu film paling dinantikan karena menghadirkan kisah penuh emosi tentang perjuangan seorang perempuan di tengah kerasnya kehidupan jalur Pantura.

Dilansir dari akun sosial mediainstagram @filmpangku hingga saat ini telah ditonton 103.228 hingga Sabtu 8 November 2025 pagi.

Persembahan Reza Rahadian untuk Perempuan Indonesia

Lewat film ini, Reza Rahadian mempersembahkan Pangku untuk para perempuan di seluruh Indonesia, khususnya para ibu.

Tokoh utama dalam film ini adalah Sartika, diperankan oleh Claresta Taufan, seorang perempuan muda yang tengah hamil dan bertekad memberikan masa depan lebih baik bagi anaknya.

Dalam perjalanan hidupnya, Sartika bertemu Maya (Christine Hakim), pemilik kedai kopi di jalur Pantura yang awalnya terlihat menolong, namun justru membawa Sartika ke dalam dilema hidup yang rumit.

Ariel NOAH Resmi Perankan Dilan di Dua Film Terbaru, Dilan ITB 1997 dan Dilan Amsterdam

Ia harus bekerja di kedai dengan cara “menyuguhkan kopi sambil memangku pelanggan” demi kebutuhan hidup.

Situasi tersebut menggambarkan sisi gelap dari fenomena “kopi pangku” yang memang dikenal di sepanjang jalur Pantura.

Namun, film ini tak sekadar menyoroti sisi kelamnya, melainkan juga menampilkan kekuatan, keteguhan, dan kasih seorang ibu di tengah keterbatasan.

Kisah Penuh Emosi di Balik Jalur Pantura

Dalam Pangku, Reza Rahadian tidak hanya duduk di kursi sutradara, tetapi juga ikut menulis skenario bersama Felix K. Nesi.

Film ini diproduksi oleh Gambar Gerak, rumah produksi milik Reza dan Arya Ibrahim, dan bahkan telah mendapat pengakuan internasional sebelum rilis di Indonesia.

Reza menampilkan gaya sinematik yang lembut namun penuh makna.

Tanpa banyak dialog, gambar-gambar dalam film ini sudah cukup kuat untuk menyampaikan rasa dan pesan moral tentang keteguhan perempuan dalam menghadapi hidup.

Melalui karakter Sartika, penonton diajak merasakan pelukan hangat seorang ibu yang berjuang mempertahankan martabat dan cinta di tengah tekanan ekonomi dan sosial.

Makna "Pangku" yang Sesungguhnya

Film ini dibuka dengan makna “pangku” sebagai sebuah transaksi, namun ditutup dengan makna sejatinya, pelukan kasih seorang ibu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved