Punya Potensi Ekonomis, di Mempawah Bajakah Ternyata Disebut Belaran, Tumbuh di Hutan Belantara

Tumbuhan Bajakah ternyata memiliki potensi ekonomis bagi sejumlah masyarakat di Kabupaten Mempawah, Kalbar.

Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/kolase
Warga Kabupaten Mempawah, Kalbar, sedang menadah air dari akar Bajakah atau Belaran. 

Punya Potensi Ekonomis, di Mempawah Bajakah Ternyata Disebut Belaran, Tumbuh di Hutan Belantara

MEMPAWAH - Tumbuhan Bajakah ternyata memiliki potensi ekonomis bagi sejumlah masyarakat di Kabupaten Mempawah, Kalbar.

Ternyata setelah mencuat beberapa waktu lalu di pemberitaan media televisi sebagai obat penyakit kanker, sejumlah masyarakat Kabupaten Mempawah telah memperjual belikan tumbuhan Bajakah.

Selain itu, bagi masyarakat lokal di Kabupaten Mempawah, Bajakah ternyata adalah obat herbal yang berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Kendati tidak semua orang percaya, ada sejumlah orang yang mengkonsumsi air rebusan tumbuhan Bajakah sebagai obat tradisional.

Seperti yang dikatakan Pak Tile, warga Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah membenarkan bahwa tumbuhan Bajakah memiliki potensi ekonomis.

"Bajakah laku dijual, hal itu terjadi setelah ada berita di televisi, dan media sosial yang menyebutkan bahwa tumbuhan jenis akar-akaran itu adalah obat kanker, lagipula disini sudah lama orang menggunakan Bajakah sebagai obat tradisional," ujarnya, Minggu (1/9/2019) malam.

Baca: Dinkes PPKB Khawatir Tumbuhan Bajakah Diperjualbelikan Secara Bebas Sebagai Obat Tradisional

Baca: Kedapatan Bawa Kayu Bajakah dan Hasil Tambang, Tiga WNA Asal Cina Diamankan Saat Berada di Bandara

Baca: KENALI 2 Tumbuhan Fenomenal di Pulau Borneo Kalimantan! Dilema Daun Kratom dan Kayu Bajakah

Pak Tile mengatakan, selain dia menjual Bajakah dirumah di juga memanfaatkan media sosial seperti Facebook untuk mempromosikan nya.

Dia menjelaskan, Bajakah yang dijualnya ada yang sudah di olah, dengan cara diracik, dikeringkan dan dikemas dalam kantong plastik transparan, namun ada juga Bajakah yang belum di apa-apakan, hanya dipotong-potong saja, dan ada juga air yang dihasilkan dari potongan akar Bajakah yang dikemas dalam botol.

Lebih rinci lagi, dia menjelaskan bahwa tumbuhan Bajakah di Kabupaten Mempawah disebut sebagai masyarakat lokal tumbuhan Belaran, dan karakteristiknya hampir sama dengan rotan, yang tumbuh menjalar ke atas.

"Bajakah yang kita jual ini kita stok dirumah, dan kita mengambilnya langsung dari hutan belantara, jika ada yang ingin tau lebih jelasnya, silahkan datang saja kerumah," ujarnya.

Pak Tile tak menampik bahwa selain dia ada banyak sekali orang-orang yang menjual Bajakah secara bebas, bahkan melalui media sosial.

Seperti, Parto (33), warga Kecamatan Sadaniang yang juga melakukan hal serupa seperti Pak Tile, dia juga mengambil Bajakah dari hutan belantara sendirian.

"Dirumah ada Bajakah, untuk obat herbal kanker, ada beberapa yang beli, beberapa kali juga saya posting di media sosial, ada yang pesan, kadang juga tidak, tergantung siapa yang membutuhkan," ujarnya.

Parto menjelaskan, tumbuhan Bajakah banyak hidup di hutan sekitar Kabupaten Mempawah, karakteristik nya berada di hutan tua, yang belum pernah digunakan oleh manusia.

"Bajakah ini adalah tumbuhan akar-akaran, jika dipotong dengan parang akan mengeluarkan banyak air dari akarnya, disini kalau mau cari, masuk saja kehutan tua, banyak sekali Bajakah disana," pungkasnya.

Cek 10 Berita Pilihan Tribun Pontianak di Whatsapp Via Tautan Ini: Tribun Pontianak Update

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved