Rokok Elektrik Tak Aman, Hampir 100 Kasus Penyakit Paru-paru Misterius Berkaitan dengan Vape
Parahnya, beberapa pasien ini dirawat di ruang intensif dan menggunakan ventilator untuk membantu mereka bernapas dan tetap hidup.
Rokok Elektrik Ternyata Tak Aman, Hampir 100 Kasus Penyakit Paru-paru Misterius Berkaitan dengan Vape
ROKOK elektrik atau yang juga dikenal sebagai Vape tengah mendapat sorotan.
Vape, diperkirakan tak aman dikonsumsi dan ditenggarai terkait dengan temuan hampir sekitar 100 penyakit pau-paru misterius baru-baru ini.
Dikutip dari Kompas.com, baru--baru ini sejumlah remaja di 14 negara bagian di Amerika termasuk di antara banyaknya korban penyakit paru-paru misterius yang tampaknya berkaitan dengan penggunaan vape atau vaping.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit - Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, banyak dari mereka yang terserang cedera paru-paru akut akibat vaping.
Baca: Polisi Tangkap Selebgram Edarkan Liquid Vape Mengandung Ganja Cair, Dapat Upah Ratusan Dollar
Baca: Ngopi Sambil Pilih-pilih Luquid Vape di Ngabang, Di Sini Tempatnya
Parahnya, beberapa pasien ini dirawat di ruang intensif dan menggunakan ventilator untuk membantu mereka bernapas dan tetap hidup.
Otoritas medis mengatakan, belum jelas apakah pasien bisa pulih sepenuhnya.
Menurut CDC, setidaknya 31 kasus telah dikonfirmasi pada pertengahan Agustus lalu. CDC mengatakan, sedang menyelidiki 94 kemungkinan kasus di 14 negara bagian.
Para pejabat kesehatan memeringatkan para dokter dan masyarakat, agar waspada terhadap apa yang bisa terjadi akibat cedera paru-paru yang parah dan berbahaya ini.
Gejala penyakit tersebut termasuk kesulitan bernapas, sesak napas, dan nyeri dada. Beberapa pasien juga dilaporkan mengalami demam, batuk, muntah, dan diare.
Baca: 8 Alasan Rokok Vape Tak Aman Dikonsumsi
Baca: Yuk Ikutan Vape Journey West Borneo 2018, Ada Hadiah Menarik Menanti Kamu
CDC bekerja dengan departemen kesehatan di lima negara bagian dengan kasus yang dikonfirmasi. Kelima negara bagian tersebut adalah California, Illinois, Indiana, Minnesota, dan Wisconsin.
Rekanan berusaha menentukan penyebab kondisi tersebut, setelah sekelompok penyakit paru-paru yang berhubungan dengan pemakaian rokok elektronik di kalangan remaja dan dewasa dilaporkan selama beberapa minggu terakhir.
Meski demikian, CDC mengatakan belum ada bukti yang konsisten. Tercatat beberapa kasus tampak serupa, tetapi tidak dapat dipastikan apakah penyakitnya berkaitan dengan alat rokok elektronik itu sendiri atau dengan bahan-bahan spesifik dan kontaminan yang dihirup melalui rokok itu.
Para pasien mengaku, menghirup berbagai zat, termasuk nikotin dan produk dengan bahan dasar ganja yang diolahnya sendiri di rumah.
Atas kejadian ini, CDC memberitahu semua tenaga kesehatan dan dokter di seluruh negeri tentang penyakit apa yang harus diperhatikan. Departemen kesehatan negara bagian juga telah mengeluarkan peringatan terkait hal ini.
Para remaja awalnya menunjukkan gejala yang tampak dapat diatasi dan konsisten dengan infeksi virus dan bakteri pneumonia.
Baca: Polres Bengkayang Sita Liquid Vape Asal Malaysia
Baca: Singkawang Vape Meet di Warkop Nogo Berlangsung Meriah
Gejala-gejala ini termasuk sesak napas, batuk, demam, dan rasa tidak nyaman pada perut, kata Emily Chapman, kepala petugas medis di Children's Minnesota, Minneapolis.
Tetapi kondisi pasien terus memburuk, meskipun dalam banyak kasus pengobatan telah dilakukan dengan antibiotik dan bantuan oksigen.
“Beberapa bahkan menderita gagal napas dan harus memakai ventilator,” tambah Chapman.
Chapman mengatakan, para dokter akhirnya menyimpulkan bahwa ada hubungan antara cedera paru-paru akut dengan penggunaan vape.
Para pasien yang diobati dengan steroid, di antara terapi lainnya, menunjukkan peningkatan.
Namun demikian, dokter tidak tahu apakah pasien akan menderita konsekuensi jangka panjang.
"Kasus-kasus ini sangat kompleks untuk didiagnosis, karena gejalanya dapat meniru infeksi umum, tapi juga dapat menyebabkan komplikasi parah dan memperpanjang masa rawat inap," catat Chapman.
"Perhatian medis sangat penting dalam kondisi ini. Kondisi pernapasan dapat terus menurun tanpa perawatan yang tepat."
Cek 10 Berita Pilihan Tribun Pontianak di Whatsapp Via Tautan Ini: Tribun Pontianak Update