Bupati Landak Dukung STKIP Pamane Talino MoU Bersama Universitas Santo Tomas Manila
Bupati Landak Karolin Margret Natasa menerangkan, selaku Pemerintah Daerah pihaknya menyambut baik rencana kerjasama
Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Madrosid
Kedua, ingin ada program dimana anak-anak STKIP itu kuliah di Ngabang tapi diakui di Filipina dengan adanya sertifikat kuliah tiga tahun.
"Kenapa hanya tiga tahun dan tidak S1, bukan tidak mau, sebenarnya bisa saja. Hanya problemnya itu, dalam setahun diminta bahasa dan sejarah tentang Filipina. Tapi menurut kami itu buang waktulah," beber Romo Robini.
Maka dari itu, pihaknya hanya meminta tiga tahunnya saja tapi diakui. "Lainnya kita kerjakan, setahun kita harap selesai penyetaraan mata kuliah," sebutnya.
Berikutnya yang ketiga, demi kebutuhan Dosen di STKIP Pamane Talino, pihaknya meminta UST membuat online S2 dan S3.
"Mereka setuju dan juga ingin membuatnya untuk kita. Dengan kombinasi, ada dosen-dosen mereka datang ke sini untuk bertemu muka. Tapi semua online, mengapa, karena UST sama dengan yang lain yang sudah mencapai centre of exelence, bisa membuka program online," tambahnya.
Dengan demikian, nanti konsekuensinya orang Kalimantan Barat bisa mendapatkan S2 dan S3 nya dari UST tanpa pergi ke Filipina, karena mereka pun akan ada dosen yang datang.
"Sama dengan murid-murid kami di Ngabang, mereka akan mendapat sertifikat 3 tahun UST yang bisa dipakai dimana-mana tidak hanya di Indonesia," kata Romo Robini lagi.
Kemudian kalau mahasiswa ingin melanjutnya S1 di UST, mereka diterima langsung. Karena sudah tiga tahun, jadi tinggal satu tahun lagi. Problemnya hanya satu, yakni mata kuliah Filipina.
"Apakah mereka mau atau tidak itu terserah mereka. Kita sampai tiga tahun saja cukup, karena kita tidak mau membuat lebih lama," jeasnya.
Sehingga nanti sertifikat program yang tiga tahun itu sudah diakui. "Jadi kalau mereka mau melamar di luar negeri dengan sertifikat itu, mereka diakui. Karena UST diakui di Asia Tenggara dan di dunia," terang Romo Robini.
Selain itu, Bupati juga meminta kalau bisa dibuka S2 Food Teknologi Makanan Pangan. Dimana pihak UST juga mau.
"Bahkan untuk program-program riset untuk membantu Kabupaten Landak, misalnya budaya dayak dan teknologi pangan, dan juga sejarah. Supaya ada namanya warisan budaya, itu disetujui. Bahkan kita diminta oleh IST untuk mempercepat MoU dalam waktu dekat," pungkas Romo Robini.
Sementara itu Anggota Pembina Yayasan Landak Bersatu Romo Mingdry Hanafi Tjipta Op menambahkan, STKIP Pamane Talino saat ini ada tiga program study. Tapi pertama yang akan dikuatkan adalah Bahasa Inggris.
"Selain Bahasa Inggris kita ada program study Olah Raga Kesehatan dan Rekreasi, dan Matematika. Tidak menutup kemungkinan Olah Raga dan Matematika kita buat demikian, tapi kita mulai dengan Bahasa Inggris," ucapnya.
Terkait dengan MoU dengan UST Manila, direncanakan dilaksanakan pada bukan September tahun 2019 ini. Agar mempercepat program-program yang akan dibuat.
"Jadi mereka akan kembali ke sini lagi pada 14 September untuk MoU dan bertepatan momen wisuda. Saat ini kita sedang mempersiapkan segala sesuatunya, dan pada 2020 bisa berjalan," tutupnya.