Manokwari dan Sorong Lumpuh, Massa Bakar Gedung DPRD dan Jarah Pertokoan

Saat ini kami berjaga-jaga di Polsek Sorong Timur. Massa mulai anarkis mengarah penyerangan ke Polsek Timur

Editor: Jamadin

“Ya. Saya sudah dapat informasinya. Tetapi massa berhasil dipukul mundur oleh aparat, karena itu adalah objek vital,” ujar Lakotani.

Lakotani menjelaskan, massa melakukan perusakan bandara dengan cara melakukan pelemparan ke arah terminal bandara dan kaca bagian depan.

“Saya ada di Manokwari. Jadi saya belum mendapat informasi detail kerusakan bandara. Namun, saat ini bandara sudah dijaga ketat aparat kepolisian,” ujar Lakotani.

Lakotoni menambahkan, pihaknya bersama dengan Pangdam dan Kapolda Papua Barat sedang turun langsung ke beberapa fasilitas publik yang dirusak massa di Manokwari.

“Kami lagi mengecek langsung kondisi di Manokwari, termasuk beberapa fasilitas publik yang di rusak dan dibakar oleh massa,” ujar Lakotani.

Di Manokwari, Papua Barat, massa membakar gedung DPRD Papua Barat. Massa juga melempar pecahan botol dan merobohkan papan reklame serta tiang traffict light yang berada di pinggir Jalan Yos Sudarso. Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap persekusi dan rasisme yang dilakukan oleh organisasi masyarakat (ormas) dan oknum aparat terhadap mahasiswa Papua di Malang, Surabaya, dan Semarang.

Akibat aksi ini, ruas jalan tersebut lumpuh total. Bahkan, sejumlah toko dan bank pemerintah tutup. Nampak sejumlah aparat berada dititik lokasi untuk mengamankan situasi. Karo Ops Polda Papua Barat Kombes Moch Sagi mengatakan situasi Manokwari secara umum masih aman dan terkendali.

“Belum ada penetapan status siaga satu untuk Manokwari. Kami masih berkomunikasi agar aksi ini tidak anarkis,” ujarnya. Hingga pukul 08.00 WIT, Jalan Yos Sudarso di perempatan lampu merah Sanggeng, Jalan Trikora Wosi, dan beberapa tempat lain masih diblokade warga.

Penjarahan
Di Manokwari massa juga menjarah warung. Haji Syahruddin Makki (56), warga dan pedagang di Pasar Manokwari, kepada Tribun pukul 13.00 WIT melaporkan, massa kian tak terkendali.

“Toko, warung yang ada di pinggir jalan sudah dijarah, lalu banyak yang dibakar,” kata Syahruddin Makki, melalui sambungan telepon seluler.

Makki yang juga Wakil Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), mengabarkan, jika para pedagang yang sebagian besar pendatang sudah pasrah. “Kita tak bisa apa-apa lagi, pasrah saja. Massa betul-berul marah dengan kejadian di Surabaya dan komentar-komentar nasional,” ujar Syahruddin Makki.

Dia menjelaskan, kini sekitar 3.000-an warga KKSS yang beraktivitas di sekitar Pasar Sanggung, di sepanjang Jl Yos Sudarso dan sekitar Gedung DPRD Papua Barat, sudah meninggalkan rumah dan toko mereka. “Kantor gubernur lama juga sudah dibakar tadi,” ujarnya.

Kondisi mencekam di Manokwari, kata dia, sudah berlangsung sejak pukul 09.00 WIT. Massa yang kebanyakan warga lokal, sudah turun ke jalan sejak pukul 08.00 WIT. Mereka berjalan kaki, dan meneriakkan protes atas video viral yang menggambarkan perlakuan ormas dan aparat terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Malang, dan Semarang.

Tokoh masyarakat KKSS, melalui grup WhatsApp, juga sudah mengimbau warga untuk berkumpul di titik-titik tertentu, yang dijaga aparat. Syahruddin Makki juga melaporkan, kini aparat dan warga di daerah transmigrasi di luar Manokwari, juga tegang.

“Tadi laporan dari SP (Sentra Pemukiman) di luar kota, juga sudah minta bantuan aparat polisi dan TNI,” kata Syahruddin Makki, menggambarkan suasana di daerah transmigran yang berjarak antara 50 km hingga 60 km dari Kota Manokwari.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved