Peneliti Daun Kratom Nilai Kajian Amerika Belum Komperhensif
Seorang Peneliti Kratom dari Universitas Tanjungpura Pontianak, dr Purwayanti menyatakan, kajian di Amerika belum komperhensif
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Madrosid
Peneliti Daun Kratom Nilai Kajian Amerika Belum Komperhensif
KAPUAS HULU - Seorang Peneliti Kratom dari Universitas Tanjungpura Pontianak, dr Purwayanti menyatakan, kajian di Amerika belum komperhensif terhadap kratom, namun penggolongannya sudah masuk ke heavy drug (obat keras).
"Di Amerika memang daun kratom menjadi acuan obat-obatan Indonesia saat ini. Menurut saya tidak bisa sesuatu itu dihentikan seketika sperti kratom ini," ujarnya kepada wartawan, Senin (29/7/2019).
Purwayanti menjelaskan, daun kratom ini butuh uji klinis pada manusia guna memastikan apakah betul-betul terjamin, lalu uji Bio SA untuk melihat efek pada semua tubuh.
Baca: Kulkas, Mesin Cuci dan AC Polytron Dapat Penghargaan Service Quality Award 2019
Baca: Besaran Bantuan Pemukiman untuk Masyarakat Kubu Raya Terbagi Jadi 2 Item
Baca: Pemkot Pontianak Pastikan Siap Bebaskan Lahan Duplikasi Jembatan Kapuas I
"Berikutnya ada juga uji anti mikroba, pemanfaatan ke kosmetik, obat anti diebetes dan lainnya. Semua uji tersebut lama waktunya,” ucapnya.
Purwayanti juga menjelaskan, terkait kratom Kalimantan Barat, khususnya dari Kapuas Hulu, user utamanya memang penduduk Amerika. Sebab itu petani kratom harus membuat produk kratom dengan mutu yang baik, sesuai standari klinis di Amerika.
"Kami saat ini baru berjalan untuk penelitian kratom lebih lanjut. Kami juga buat buku tentang kratom agar bisa dipahami secara global,” ungkapnya.