Slamet Harap Ada Penambahan Lokal WC Baru dan Terpisah Putera dan Puteri
Jadi kalau anak BAB saja begitu dia nyiram selesai dan penyediaan airnya terkendala walaupun kita dorong dengan mesin,
Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
"Saya anggap kebersihan wc disekolah ini masih kurang karena biasanya pagi-pagi saya masih kontrol ke wc dan kalau kotor saya sendiri yang menyikatnya karena memang tak punya tenaga lain yang bisa di handalkan ," ujarnya.
Ia mengatakan masalah menyikat dan menyiram kotoran sudah pernah ia lakukan. Biasanya hari sekolah pagi- pagi ia selalu datang untuk mengontrol wc terlebih dahulu.
"Karena kita tidak punya petugas, dan pesuruh pun tak bisa diandalkan," ucapnya
Ia mengatakan 2 lokal Wc yang mau roboh memang lumayan bersih dan tetap masih di pakai tapi kalau anak ramai-ramai mau ke wc tidak di perbolehkan mengingat kondisi wc yang tidak kuat lagi dan memang dari segi kelayakan jauh sekali untuk masalah wc ini.
"Saya sering ngomel sama pesuruh karena sering datang siang. Sampai saya yang sikat wc. Padahal saya hanya tugaskan kontrol WC. Kemaren saya sudah angkat tenaga pembantu tapi karena anak muda kerjanya tidak sesuai dan saya berhentikan karena main hp terus. Jadi ini ada khusus tukang kebun biasanya yang kerja sore untuk bantu-bantu ," ujarnya.
Saat Tribun melihat kondisi wc di gedung depan terlihat kondisi keran yang tak peroperasi lagi, kondisi lantai yang kotor, air di Bak kecil tak terisi penuh, dan bau pesing. Sedangkan di WC belakang tak jauh berbeda sebab ada 8 WC dan 2 lokal wc puteri hampir ambruk dan tidak ada segelan untuk pintu terpaksa jika ada siswa yang masuk harus ada siswa lainnya yang menahan pintu. Namun untuk 6 lokal wc putera tersedia penampunan air tapi ketika masuk ke wc tidak ada bak air.
Jadi jika siswa mau BAB atau BAK harus mengambil air terlebih dahulu dan juga tak semua wc bisa digunakan karena kondisi yang rusak.
"Kelayakan dan idealnya bangunan wc mininalnya berimbang. Kelas dibelakang ada 8 dan di depan ada 16 kelas. anggaplah di belakang sudah memadai. Tapi yang di depan ada 16 kelas dengan wc hanya 7 itu sangat jauh sekali. Saya kadang malu sama orang tua murid yang mengeluh. Saya perhatikan juga kadang -kadang anak yang bersih dan masuk wc liat wc kotor ujung- ujung tidak mau BAK dan di tahan sampai kerumah ," jelasnya.
Ia berharap kedepan WC di sekolah bisa lebih memadai. Untuk perairan bisa dibantu menggunakan mesin, tapi tetap bak nya harus di perbesar.
"Selama saya disini belum ada survei dari dinas terkait keberisihan. cuma kemaren ade diminta terkait bangunan dan saya ajukan untuk minta wc.
Wc ini saya anggap tidak layak karena wc putra dan puteri masih digabung ," ujarnya.
Untuk piket wc ia tak pernah tidak melibatkan siswa karena memang ada pesuruh yang sudah dibayar.
"Harapan saya ingin punya wc 1 lokal lagi . jadi wc yang ini khusus putra dan yang baru bisa jadi wc puteri juga untuk Perbaikan wc belakang," pungkasnya.