Gerhana Bulan

Lafadz Niat Solat Gerhana Bulan, Tata Cara Pelaksanaan Salat Gerhana Bulan dan Doa Sholat Khusuf

Lafadz Niat Solat Gerhana Bulan, Tata Cara Pelaksanaan dan Doa Sholat Khusuf.........

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Tribunnews
Lafadz Niat Solat Gerhana Bulan, Tata Cara Pelaksanaan Salat Gerhana Bulan dan Doa Sholat Khusuf 

Meski terlihat di seluruh wilayah Indonesia, Gerhana Bulan Parsial ini memang paling baik diamati di wilayah Indonesia bagian barat.

Sedangkan di wilayah Indonesia bagian tengah, puncak gerhana terjadi pukul 05.30 WITA di saat Matahari sudah terbit.

Apalagi di wilayah Indonesia bagian timur, pukul 06.30 WIT kemungkinan besar Matahari sudah terbit dan langit sudah terang.

Peristiwa Gerhana Bulan Parsial ini bisa dilihat dengan mata telanjang.

Namun, pengamatan dengan menggunakan teleskop akan lebih baik karena Bulan akan lebih jelas terlihat.

Melansir time and date, besarnya penumbra dari gerhana adalah 1,704. Total durasi gerhana adalah 5 jam, 34 menit.

Sementara durasi gerhana parsial adalah 2 jam, 58 menit.

Ini akan menjadi gerhana bulan terakhir tahun 2019.

Menurut Eclipsewise , gerhana bulan berikutnya terjadi pada 10 Januari 2020, diikuti oleh tiga fenomena langit lainnya di tahun yang sama.

Dari sumber yang sama, gerhana bulan total berikutnya akan terjadi pada 26 Mei 2021 sedangkan gerhana bulan parsial berikutnya terjadi pada 19 November 2021.

Gerhana bulan Juli akan sepenuhnya terlihat di Afrika Tengah dan Timur, Eropa Timur, Asia Barat.

Eropa Barat dan Afrika Selatan dapat mengamati gerhana tepat setelah matahari terbenam (bulan terbit).

Australia, Asia Tengah dan Timur akan mengamati gerhana sesaat sebelum matahari terbit (moonset) Gerhana bulan Juli tidak akan terlihat di Amerika Utara dan ujung paling timur Asia.

Pesan Ustadz Abdul Somad

Terkait dengan fenomena alam Gerhana Bulan, Ustadz Abdul Somad sudah menyampaikan kepada umat muslim agar menyikapi gerhana dengan cara yang benar.

Menurut Ustadz Somad, peristiwa gerhana bulan bukan sesuatu yang baru.

Sejak berabad-abad tahun yang lalu, gerhana bulan mewarnai kehidupan manusia.

Bahkan pernah gerhana bulan terjadi bertepatan dengan anak Nabi Muhammad SAW bernama Ibrahim meninggal dunia.

Saat itu putra Nabi berusia 18 bulan. Lalu, orang-orang mengatakan bahwa kematian anak Nabi itu membuat bulan bersedih.

Nabi Muhammad kemudian menegaskan bahwa terjadinya gerhana bukan karena anaknya meninggal.

"Tetapi itu tanda-tanda kekuasan Allah SWT. Ini murni karena kudrot, irodat, karena kemauan Allah SWT," kata Ustadz Abdul Somad.

Jangan kaitkan gerhana dengan dewa, setan, jangan kaitkan dengan kematian. 

"Jangan kaitkan karena ada musibah. Tidak ada hubung kait sama sekali," tegas UAS.

Lalu apa yang harus dilakukan saat melihat gerhana? Apa yang harus dilakukan? 

Selain berdoa, laksanakan shalat gerhana bulan.

"Banyaklah berdoa kepada Allah SWT dan bertakbirlah," kata UAS.

Setelah itu, menurut Ustadz Abdul Somad adalah memperbanyak bersedekah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved