Gerhana Bulan
Lafadz Niat Solat Gerhana Bulan, Tata Cara Pelaksanaan Salat Gerhana Bulan dan Doa Sholat Khusuf
Lafadz Niat Solat Gerhana Bulan, Tata Cara Pelaksanaan dan Doa Sholat Khusuf.........
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Sholat Gerhana Bulan (juga Matahari) hukumnya adalah sunnah muakkad.
Dasar pelaksanaan Shalat Sunnah Gerhana bersumber dari hadits yang disampaikan istri Nabu Muhammad SAW, 'Aisyah.
Melansir Suara Muhammadiyah, dalam hadits tersebut, ‘Aisyah mengatakan, pernah terjadi gerhana matahari lalu Rasulullah saw memerintahkan seseorang menyerukan ash-shalata jami‘ah.
Kemudian orang-orang berkumpul, lalu Rasulullah saw shalat mengimami mereka.
Beliau bertakbir, kemudian membaca tasyahhud, kemudian mengucapkan salam.
Baca: Gerhana Bulan 2019 Jadi yang Terakhir, Ini Waktu Gerhana Bulan Selanjutnya Terlihat di Indonesia
Baca: Ustadz Abdul Somad Cerita Gerhana Bulan di Zaman Nabi Muhammad SAW dan Amalan yang Dianjurkan
Sesudah itu beliau berdiri di hadapan jamaah, lalu bertahmid dan memuji Allah, kemudian berkata:
"Sesungguhnya Matahari dan Bulan tidak mengalami gerhana karena mati atau hidupnya seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Maka apabila yang mana pun atau salah satunya mengalami gerhana, maka segeralah kembali kepada Allah dengan zikir melalui shalat," (HR. an-Nasai).
Pada riwayat lain, ‘Aisyah berkata, pernah terjadi gerhana matahari pada masa hidup Nabi saw.
Lalu beliau keluar ke mesjid, kemudian berdiri dan bertakbir dan orang banyak berdiri bershaf-shaf di belakang beliau.
Rasulullah saw membaca (al-Fatihah dan surat) yang panjang, kemudian bertakbir, lalu rukuk yang lama, kemudian mengangkat kepalanya sambil mengucapkan sami‘allahu li man hamidah, rabbana wa lakal-hamd, lalu berdiri lurus dan membaca (al-Fatihah dan surat) yang panjang, tetapi lebih pendek dari yang pertama, kemudian bertakbir lalu rukuk yang lama, namun lebih pendek dari rukuk pertama, kemudian mengucapkan sami‘allahu li man hamidah, rabbana wa lakal-hamd, kemudian beliau sujud.
Sesudah itu pada rakaat terakhir (kedua) beliau melakukan seperti yang dilakukan pada rakaat pertama, sehingga selesai mengerjakan empat rukuk dan empat sujud.
Lalu matahari terang (lepas dari gerhana) sebelum beliau selesai shalat.
"Kemudian sesudah itu beliau berdiri dan berkhutbah kepada para jamaah di mana beliau mengucapkan pujian kepada Allah sebagaimana layaknya, kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak mengalami gerhana karena mati atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihatnya, maka segeralah shalat," (HR Muslim).
Shalat gerhana dilaksanakan pada saat terjadi gerhana sampai dengan usai gerhana, baik pada saat gerhana Matahari maupun gerhana Bulan, pada gerhana total atau gerhana sebagian.
Apabila gerhana usai sementara shalat masih ditunaikan, maka shalat tetap dilanjutkan dengan memperpendek bacaan.
Adapun orang yang dapat mengerjakan shalat gerhana adalah mereka yang mengalami gerhana atau berada di kawasan yang dilintasi gerhana.
Orang yang berada di kawasan yang tidak dilintasi gerhana tidak perlu mengerjakan shalat gerhana.
Niat Salat Gerhana
Niat salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan di dalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena Allah semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan rida-Nya.
Sebelum shalat ada baiknya imam atau jamaah melafalkan niat terlebih dahulu sebagai berikut
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى
Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ
Artinya, “Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”
Tata Cara Pelaksanaan
Salat gerhana dilakukan dua rakaat dengan 4 kali rukuk yaitu pada rakaat pertama, setelah rukuk dan Iktidal membaca Al Fatihah lagi kemudian rukuk dan iktidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa.
Begitu pula pada rakaat kedua.
Bacaan Al-Fatihah pada salat gerhana bulan dinyaringkan sedangkan pada gerhana Matahari tidak.
Dalam membaca surat yang sunnat pada tiap rakaat, disunnatkan membaca yang panjang.
Hukum shalat gerhana adalah sunnah muakkad berdasarkan hadis Aisyah.
Rasulullah dan para sahabat melakukan di masjid dengan tanpa azan dan ikamah.
Tata cara salat gerhana adalah sebagai berikut:
1. Memastikan terjadinya gerhana bulan atau matahari terlebih dahulu
2. Shalat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi
3. Sebelum shalat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan, "Ash-salatu jaami'ah"
4. Niat melakukan shalat gerhana matahari atau gerhana bulan, menjadi imam atau makmum
5. Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat
6. Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud
7. Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Surah Al-Fatihah kembali
8. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surah kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan pertama lebih panjang daripada surat kedua. Misalnya rakaat pertama membaca Surah Yasin dan Surah Ar-Rahman, lalu rakaat kedua membaca Surah Al-Waqiah dan Surah Al-Mulk.
9. Setelah salat disunahkan untuk berkhutbah
Waktu Gerhana Bulan
Gerhana Bulan Parsial akan terjadi Rabu (17/7/2019) dini hari, tepatnya mulai pukul 03.01 WIB sampai pukul 05.59 WIB.
Gerhana Bulan Parsial adalah peristiwa langit yang terjadi saat sebagian wajah Bulan masuk bayangan umbra atau bayangan gelap Bumi.
Ketika peristiwa ini terjadi, sekitar 65 persen wajah Bulan terlihat berwarna merah, sedangkan sisanya akan terlihat putih seperti biasa.
Melansir situs resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), puncak gerhana akan terjadi pada pukul 04.30 WIB.
Meski terlihat di seluruh wilayah Indonesia, Gerhana Bulan Parsial ini memang paling baik diamati di wilayah Indonesia bagian barat.
Sedangkan di wilayah Indonesia bagian tengah, puncak gerhana terjadi pukul 05.30 WITA di saat Matahari sudah terbit.
Apalagi di wilayah Indonesia bagian timur, pukul 06.30 WIT kemungkinan besar Matahari sudah terbit dan langit sudah terang.
Peristiwa Gerhana Bulan Parsial ini bisa dilihat dengan mata telanjang.
Namun, pengamatan dengan menggunakan teleskop akan lebih baik karena Bulan akan lebih jelas terlihat.
Melansir time and date, besarnya penumbra dari gerhana adalah 1,704. Total durasi gerhana adalah 5 jam, 34 menit.
Sementara durasi gerhana parsial adalah 2 jam, 58 menit.
Ini akan menjadi gerhana bulan terakhir tahun 2019.
Menurut Eclipsewise , gerhana bulan berikutnya terjadi pada 10 Januari 2020, diikuti oleh tiga fenomena langit lainnya di tahun yang sama.
Dari sumber yang sama, gerhana bulan total berikutnya akan terjadi pada 26 Mei 2021 sedangkan gerhana bulan parsial berikutnya terjadi pada 19 November 2021.
Gerhana bulan Juli akan sepenuhnya terlihat di Afrika Tengah dan Timur, Eropa Timur, Asia Barat.
Eropa Barat dan Afrika Selatan dapat mengamati gerhana tepat setelah matahari terbenam (bulan terbit).
Australia, Asia Tengah dan Timur akan mengamati gerhana sesaat sebelum matahari terbit (moonset) Gerhana bulan Juli tidak akan terlihat di Amerika Utara dan ujung paling timur Asia.
Pesan Ustadz Abdul Somad
Terkait dengan fenomena alam Gerhana Bulan, Ustadz Abdul Somad sudah menyampaikan kepada umat muslim agar menyikapi gerhana dengan cara yang benar.
Menurut Ustadz Somad, peristiwa gerhana bulan bukan sesuatu yang baru.
Sejak berabad-abad tahun yang lalu, gerhana bulan mewarnai kehidupan manusia.
Bahkan pernah gerhana bulan terjadi bertepatan dengan anak Nabi Muhammad SAW bernama Ibrahim meninggal dunia.
Saat itu putra Nabi berusia 18 bulan. Lalu, orang-orang mengatakan bahwa kematian anak Nabi itu membuat bulan bersedih.
Nabi Muhammad kemudian menegaskan bahwa terjadinya gerhana bukan karena anaknya meninggal.
"Tetapi itu tanda-tanda kekuasan Allah SWT. Ini murni karena kudrot, irodat, karena kemauan Allah SWT," kata Ustadz Abdul Somad.
Jangan kaitkan gerhana dengan dewa, setan, jangan kaitkan dengan kematian.
"Jangan kaitkan karena ada musibah. Tidak ada hubung kait sama sekali," tegas UAS.
Lalu apa yang harus dilakukan saat melihat gerhana? Apa yang harus dilakukan?
Selain berdoa, laksanakan shalat gerhana bulan.
"Banyaklah berdoa kepada Allah SWT dan bertakbirlah," kata UAS.
Setelah itu, menurut Ustadz Abdul Somad adalah memperbanyak bersedekah.