TRIBUNWIKI

TRIBUNWIKI: Yuk Kenali Inovasi Mendagri 'Si Juwita' Wujudkan Satu Sumber Data Kependudukan

Si Juwita menyatukan satu sumber data kependudukan untuk banyak manfaat bagi Lembaga pengguna secara Online bertujuan untuk mewujudkan SIN

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mempresentasikan inovasinya yang dinamakan Pemanfaatan Data Kependudukan Terintegrasi Secara Online Untuk Mewujudkan Single Identity Number atau disebut Si Juwita. 

“Efektifitas penggunaan VAC pada penanganan luka sudah diakui oleh banyak klinisi, sehingga diperlukan inovasi tentang mesin VAC yang ada selama ini agar lebih mudah dan murah untuk digunakan,” jelasnya.

Mesin VAC yang dikembangkan Kemenkes mempunyai fungsi yang sama dengan VAC pabrikan, namun mempunyai biaya pengadaan yang relatif lebih murah, sehingga dapat diproduksi dalam jumlah banyak sesuai kebutuhan. Selain itu, mesin ini dapat dibawa pulang ke rumah oleh pasien sehingga akan menurunkan angka Length of Stay (LOS) pasien di rumah sakit. “Pasien hanya perlu datang untuk mengganti vacuum dressing setiap 3-4 hari sesuai dengan keadaan lukanya,”ujar dr. Darwito.

Keunggulan lainnya adalah harga VAC versi dr. Sardjito yang jauh lebih terjangkau. Jika mesin VAC keluaran pabrik bisa mencapai Rp50 juta, VAC ciptaan dr. Sardjito ini hanya memakan biaya sekitar Rp300.000.

Inovasi kedua dari Kemenkes adalah Regional Maintenance Center (RMC), yang diinisiasi oleh Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan. “Peran RMC di Dinkes Provinsi maupun kabupaten/kota dalam pengujian kalibrasi alat kesehatan sangat dibutuhkan untuk menjamin bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan telah sesuai dengan standar norma yang berlaku, sehingga mutu pelayanan kesehatan terjamin dan dapat dipertanggungjawabkan,” jelas Dirjen Pelayanan Kesehatan dr. Bambang Wibowo.

Latar belakang inisiasi inovasi ini adalah banyak rumah sakit dan puskesmas di daerah yang alat kesehatannya rusak berat, rusak sedang dan atau rusak ringan. Dari permasalahan tersebut akan mempengaruhi kinerja Rumah Sakit dan Puskesmas dalam pelayanan kepada masyarakat terkait kesehatan. Kebanyakan Rumah Sakit dan Puskesmas apabila alat kesehatan itu rusak akan menganggarkan untuk pembelian kembali alat kesehatan yang rusak tersebut tanpa menganalisa dulu apakah bisa diperbaiki atau tidak.

Maka dari itu analisa dibutuhkan untuk mengkategorikan bahwa alat kesehatan tersebut rusak berat, rusak sedang dan atau rusak ringan. Signifikansi RMC bagi Pemerintah Daerah adalah dapat menghemat anggaran pembelian alat kesehatan sehingga APBD bisa dialokasikan ke anggaran yang lain yang lebih membutuhkan. Bagi pemerintah pusat salah satu pemenuhan indikator dalam program nawacita Indonesia sehat.

Inovasi terakhir di sesi satu hari pertama ini adalah Radar Padi milik Badan Pusat Statistik (BPS). Radar Padi bertujuan memperbaiki metode pengumpulan data luas panen melalui teknik pengumpulan data dan estimasi yang objektif dan modern dengan menerapkan metode Kerangka Sampel Area (KSA). KSA memanfaatkan teknologi mutakhir, seperti peta spasial lahan baku sawah, aplikasi berbasis Android, GPS, dan sistem berbasis web (ksa.bps.go.id).

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, Dengan memanfaatkan RADAR PADI data yang dihasilkan menjadi lebih akurat dan tepat waktu. Secara rinci, tersedianya data produksi padi/beras yang lebih cepat dan akurat untuk mendukung pengambilan kebijakan terkait komoditas ini, khususnya kebijakan impor dan serapan produksi padi/beras yang dihasilkan petani.

Sejak dirilis pada Oktober 2018, data produksi padi/beras yang diperoleh dengan metode KSA menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan dalam mengambil kebijakan di bidang pangan. “Dengan demikian, pengambilan kebijakan menjadi lebih tepat sasaran,” pungkas Suhariyanto.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved