IAR Indonesia Lepasliarkan Lima Individu Orangutan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya
Adapun untuk pelepasliaran ini, IAR Indonesia memilih lima individu orangutan yang dinilai telah siap untuk diantarkan pulang ke habitatnya.
IAR Indonesia Lepasliarkan Lima Individu Orangutan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya
Citizen Reporter,
Media and Communication International Animal Rescue, Heribertus Suciadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Mengembalikan satwa liar ke habitatnya telah menjadi bagian dari program IAR Indonesia yang dilakukan bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan taman nasional terkait.
Pada bulan ini, IAR Indonesia kembali mengadakan pelepasliaran yang telah berlangsung di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Jumat (28/06/2019).
Adapun untuk pelepasliaran ini, IAR Indonesia memilih lima individu orangutan yang dinilai telah siap untuk diantarkan pulang ke habitatnya.
Kelima orangutan ini dulunya merupakan orangutan bekas peliharaan yang berhasil diselamatkan dan menyelesaikan masa rehabilitasi di IAR Indonesia.
Mereka adalah satu orangutan jantan bernama Bujing dan empat orangutan betina bernama Kibo, Japik, Manis, dan Santi.
Bujing merupakan orangutan hasil rehabilitasi IAR Indonesia yang diselamatkan dari kasus pemeliharaan satwa liar dilindungi di daerah Sekadau, Kalimantan Barat pada 2014.
Baca: Pecahkan Rekor, Burung Merpati Ini Laku Satu Miliar
Baca: Dalam Empat Tahun, PLN Sumbang Kontribusi Fiskal Rp 307,4 Triliun
Bujing dibeli oleh seorang warga pada 2009 dan dipelihara selama lima tahun di Sandai.
Selama dipelihara, leher Bujing dirantai dan hanya diberi alas karung, sebelum akhirnya direhabilitasi IAR Indonesia pada 2014.
Setelah menjalani rehabilitasi selama lima tahun, Bujing akhirnya dinyatakan bisa dilepasliarkan di habitat aslinya.
Tidak jauh berbeda dengan Bujing, Japik juga merupakan orangutan korban pemeliharaan.
Japik adalah orangutan betina berusia enam tahun yang dulunya dipelihara seorang warga di Balai Bekuak, Ketapang, Kalimantan Barat sejak usianya belum genap satu tahun.
Selama dipelihara, Japik dirantai pada sebatang pohon tanpa ada alas maupun atap untuk melindunginya dari panas dan hujan.