Oknum Guru Bejat
Polisi Deteksi Keberadaan Oknum Guru Cabuli Siswi di Kalbar, Ingatkan Warga Tak Berbuat Anarkis
Polisi Buru Oknum Guru yang Cabuli Siswi di Kalbar. Video asusila diduga korban dan terduga tersebar ke penduduk desa.
Penulis: Ferryanto | Editor: Nasaruddin
KUBU RAYA - Oknum guru yang diduga menjadi pelaku pencabulan terhadap siswi di Kalbar, sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Hal itu sebagaimana disampaikan Kasat Reskrim Polresta Pontianak AKP Rully Robinson Polii kepada Tribun Pontianak, Selasa (18/6/2019).
Menurut Kasat Reskrim, kasus itu dilaporkan di Polsek dan sudah ditangani di unit PPA Polres.
Pihaknya sejauh ini sudah berupaya untuk mengamankan tersangka. Namun dalam prosesnya menghadapi kendala.
"Kami mendapatkan kendala saat kami mendatangi rumahnya, tersangka sudah tidak ada di tempat," kata Kasat Reskrim.
Namun demikian, aparat kepolisian mendapat informasi lokasi oknum guru tersebut.
"Tersangka sudah bergeser. Saat ini kami masih melakukan pencarian. Nanti perkembangan akan kami beritahukan lebih lanjut," jelasnya.
Tak hanya ditetapkan sebagai tersangka, oknum guru juga masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
"Tersangka ini sudah DPO, sudah kami tetapkan menjadi DPO," jelasnya.
Terkait video asusila antara korban dan terduga pelaku, yang diduga telah beredar di masyarakat, pihaknya akan mendalami hal ini.
Dirinya pun menghimbau kepada warga untuk tenang dan menyerahkan seluruh penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian.
"Saya menghimbau kepada masyarakat, jangan berbuat anarkis karena hal ini malah akan membuat kasus baru. Jjadi serahkan semua, percayakan ke kepihak kepolisian. Nanti kami yang menangani," pesannya.
Kasus asusila kembali gemparkan Kalimantan Barat (Kalbar).
Kasus terbaru terjadi di satu Desa di Jalan Trans Kalimantan, Kabupaten Kubu Raya (KKR), Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).
Adapun korban adalah seorang remaja putri berusia 17 tahun, berinisial HU.
HU diduga menjadi korban asusila atau pencabulan oleh orang yang sangat dihormatinya, yakni gurunya sendiri.
Oknum guru yang dimaksud mengajar sekaligus pemimpin lembaga pendidikan di mana korban menimba ilmu sejak 2016 silam.
Kasus ini terbongkar dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 2019.
Video asusila diduga korban dan terduga tersebar ke penduduk desa.
Dari informasi dihimpun, terduga pelaku telah memiliki empat istri.
Tiga istri muda juga merupakan muridnya di lembaga pendidikan di mana ia mengajar.
BREAKING NEWS - BMKG Keluarkan Peringatan Dini untuk Wilayah Kalbar https://t.co/ATbLE7B1jk lewat @tribunpontianak
— Tribun Pontianak (@tribunpontianak) 18 Juni 2019
Ayah korban berinisial MT (37) mengungkapkan, dirinya mengetahui hal ini dua hari setelah Idul Fitri.
Ia mengungkapkan, sebelum Idul Fitri warga desa telah lebih dulu mengetahui hal itu.
Bak disambar petir, MT pun langsung syok mengetahui sang putri menjadi korban asusila yang dilakukan oleh gurunya sendiri di lembaga pendidikan di mana sang putri belajar.
Dan yang lebih membuatnya terpukul, karena adanya video asusila yang melibatkan sang putri dan terduga pelaku.
"Kejadian ini terjadi sejak tahun 2016, anak saya itu belajar di sana sekaligus bantu-bantu guru di sana," ungkap MT ditemui di rumahnya, Senin (17/6/2019) siang.
"Tidak tahunya Lebaran kemarin baru terungkap masalah kayak gini. Jadi selama 3 tahun ini belum pernah terungkap, harga diri anak saya, gimana rasanya, saya butuh keadilan untuk anak saya," kata MT.
"Terungkapnya itu dua hari sebelum lebaran, dari handphone HU, ditambah lagi di korek-korek berbagai fakta. Dia ngaku semua, ada video satu video di HP-nya. Ada videonya, setelah kami korek ngaku semua," katanya.
MT menjelaskan dari pengakuan sang putri, HU dipaksa melayani nafsu bejat gurunya.
Dengan ancaman korban akan dikeluarkan dari lembaga pendidikan yang terduga pimpin.
"Awal pertama kali ini dia dipaksa. Dia kalau tidak mau diancam mau dikeluarkan dari sekolah, dan kejadian ini sudah terlalu sering," jelasnya.
Saat ini, MT mengungkapkan sang putri saat ini sangat syok, dan merasa sangat malu kepada warga desa.
"Sekarang syok berat, tidak mau keluar dari kamar. Malu sama teman-teman, ditambah lagi orang satu kampung sudah tahu semua, mau makan pun harus dipaksa," tuturnya.
Terkait adanya video asusila yang beredar, MT memastikan bahwa yang ada di dalam video tersebut merupakan sang putri dan oknum guru di lembaga pendidikan di mana putrinya belajar.
"Sebelum saya melihat ada orang kampung yang melihat. Saya melihat video itu langsung dan itu video berhubungan intim. Bukan hanya bermesraan, saya mengetahui video itu ada 2 hari setelah lebaran, kalau orang kampung tau 2 hari sebelum lebaran," jelasnya. (*)