Polisi Ungkap Dalang Kerusuhan Jakarta 22 Mei, Tersangka: Saya Ditugasi Eksekutor 4 Tokoh
Polisi membuka kesaksian para tersangka makar, yang dituduh bersekongkol hendak menembak mati empat pejabat negara
"Lalu Pak Kivlan keluarkan HP dan menunjukkan alamat serta foto Pak Yunarto lembaga quick count, dan Pak Kivlan berkata pada saya coba kamu cek alamat ini, nanti kamu foto dan videokan. Siap saya bilang," katanya.
Irfan melanjutkan, "Lalu beliau berkata lagi, nanti saya kasih uang operasional Rp 5 juta untuk bensin, makan dan uang kendaraan. Lalu saya bilang, siap pak. Dan beliau berkata lagi, kalau nanti ada yang bisa eksekusi, nanti saya jamin anak istri serta liburan ke mana pun."
Irfan mengaku disuruh keluar dari mobil, Kivlan lalu memerintahkan Eka mengambil uang operasional Rp 5 juta.
"Setelah terima Rp 5 juta, saya dan Yusuf kembali pulang, dan Armi pun pulang dengan motornya, dan kami pulang naik mobil Yusuf," ujarnya sembari menyebut, keesokan harinya merka kembali memantau, memotret dan memvidieokan kediaman Yunarto. Foto itu dikirim ke HP milik Kivlan Zen.
Baca: Kepergok Maling HP dan Uang, Pemuda ini Lari Tinggalkan Motor dan Barang Curiannya
Baca: Atlet Anggar Kalbar Tatap Kejuaraan Dunia di AS dan Hungaria
Baca: Momen Halalbihalal Sekaligus Pelantikan Ansor Desa Padak D
Tentukan Target
Kepolisian merilis peran tersangka mantan Kas Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen dalam kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal dan pembunuhan berencana terhadap 4 tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.
Peran Kivlan terungkap dari keterangan para saksi, pelaku dan sejumlah barang bukti.
"Berdasarkan fakta, keterangan saksi dan barang bukti, dengan adanya petunjuk dan kesesuaian mereka bermufakat melakukan pembunuhan berencana terhadap 4 tokoh nasional dan satu direktur eksekutif lembaga survei," ujar Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6).
Pertama, Kivlan diduga berperan memberi perintah kepada tersangka H Kurniawan alias Iwan dan Aswarmi alias Armi alias AZ untuk mencari eksekutor pembunuhan. Kivlan memberikan uang Rp 150 juta kepada Iwan untuk membeli empat pucuk senjata api.
Menurut Ade, setelah mendapatkan 4 senjata api, Kivlan masih menyuruh HK mencari lagi satu senjata api.
Kivlan juga diduga berperan menetapkan target pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei.
Selain keempat target pejabat negara Wiranto, Luhut Binsar Panjaitan, Budi Gunawan, dan Gories Mere, juga pimpinan lembaga survei yang dijadikan target adalah pemimpin Charta Politica Yunarto Wijaya.
"KZ (Kivlan Zein) memberikan uang Rp 5 juta pada IR untuk melakukan pengintaian, khususnya target pimpinan lembaga survei," kata Ade.
Pengacara Kivlan Zen, Tonin Tachta, membantah kliennya merencanakan pembunuhan terhadap 5 tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.
"Bapak Kivlan Zen tidak pernah merencanakan pembunuhan. Itu adalah hoaks," kata Tonin.
Tonin mengatakan, saat ini pihaknya mengajukan permohonan penangguhan penahanan terhadap Kivlan Zen dengan tujuan Kivlan dapat memberikan keterangan secara langsung terkait dugaan upaya pembunuhan tersebut.