Polisi Ungkap Dalang Kerusuhan Jakarta 22 Mei, Tersangka: Saya Ditugasi Eksekutor 4 Tokoh

Polisi membuka kesaksian para tersangka makar, yang dituduh bersekongkol hendak menembak mati empat pejabat negara

Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
SS Halaman Satu 12/6/2019 

Iwan ditangkap polisi pada Selasa (21/5) sekitar pukul 13.00. "Saya diamankan polisi terkait ujaran kebencian, kepemilikan senjata api, dan ada kaitannya dengan senior saya, jenderal saya yang saya hormati dan saya banggakan, yaitu bapak Mayor Jenderal Kivlan Zen," katanya.

Maret silam, Iwan mengaku bersama Udin dipanggil Kivlan untuk bertemu di kawasan ke Kelapa Gading. Dalam pertemuan tersebut, ia diberi uang senilai Rp 150 juta untuk membelian senjata api, yaitu senjata laras pendek dua pucuk, dan laras panjang 2 pucuk.

"Uang tersebut seratus lima puluh juta dalam bentuk dolar Singapur dan langsung saya tukarkan di money changer. Karena saya belum mendapatkan senjata yang dimaksud, saya dikejar-kejar dan ditagih oleh Bapak Kivlan Zen," ujarnya.

Saat diringkus polisi pada 21 Mei siang, Iwan mengaki membawa satu pucuk senjata jenis revolver 38 magnum, dengan mengisi sekitar seratus butir, yang dia bawa ke lokasi unjuk rasa di sekitar kantor Bawaslu Jalan MH Thamrin, Jakarta.

Tujuan Iwan apabila menemukan massa tandingan dan membahayakan anak buahnya, ia akan bertanggung jawab untuk mengamankan seluruh anak buahnya.

Dan tanggal 21 itu adalah aksi pemanasan demo di KPU, tapi karena memang massanya belum ramai, ia segera kembali ke pangkalan yaitu di Jalan Proklamasi Nomor 36.

"Adapun senjata yang saya miliki itu saya dapatkan dari seseorang ibu-ibu juga yang kebetulan juga masih keluarga besar TNI. Saya ganti, atau saya bawa dengan jaminan untuk beliau itu uang lima puluh juta," kata Iwan.

Ia membeli senjata seharga Rp 50 juta dari Asmaizulfi alias AF alias Fifi (53), istri Mayor Jenderal (Purn) Moerwanto Soeprapto, Ketua Yayasan Citra Handadari Utama/mantan Sekjen Kemensos.

Sedangkan senjata yang Mayer kaliber 22 dan Ladies Gun kaliber 22 yang saya dapatkan dari saudara Admil.

(Senjata) Mayer saya percayakan kepada saudara Armi yang di sini Armi (Azwarmi alias Armi alis AZ) adalah sebagai pengawal, ajudan, sekaligus sopirnya Kivlan Zen.

Satu lagi senjata, jenis Ladies Gun dipinjamkan kepada Udin sesuai target operasi untuk menembah Menkopolhukam Wiranto dan Menko Kemaritiman Luhut B Pandjaitan.

Sementara kesaksian Irfansyah alias IR (46), mantan anggota TNI AD Linud 100 Medan, Sumatera Utara, mengaku dihubungkan Azwarmi alias Armi, seorang mantan tentara di Aceh. Saat ini dia sebagai sopir sekaligus pengawal Kivlan Zen.

"Pada bulan April sehabis pemilu, 2 hari, saya ditelepon Armi untuk bertemu Pak Kivlan Zen di Masjid Pondok Indah. Kebetulan waktu Armi nelepon, saya bersama Yusuf di Pos Peruri. Lalu keesokan harinya saya mengajak Yusuf untuk bertemu Pak Kivlan Zen ke Masjid Pondok Indah. Kami berangkat besok sekira jam 13.00 WIB mengendarai mobil Yusuf, Ertiga," kata Irfansyah.

Setibanya di Pondok Indah, mereka parkir di lapangan parkir Masjid Pondok Indah dan menunggu Armi datang. Kemudian Armi datang mengendarai motor, lalu mereka duduk sambil minum kopi dan makan.

Nggak lama kemudian datang Kivlan bersama Eka sopirnya dan Kivlan salat azar sebentar, setelah menunggu Kivlan salat azar, Armi manggil Irfansyah. Dia kemudian masuk ke dalam mobil Kivlan, karena Kivlan di dalam mobil sendirian.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved