Bakti Sosial IMASIKA Universitas Tanjungpura: Stasi Mamparagokng Tanpa Gereja dan Sekolah
Waktu tempuhnya sekitar 90 menit dengan menggunakan mobil truk atau angkutan desa dari Pahauman, tetapi lebih cepat sampai jika menggunakan kendaraan
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Rihard Nelson Silaban
AkSI 2019 menjadi pengalaman yang mengesankan sekaligus menggembirakan bagi para pesertanya.
Kesan manis tersebut disampaikan oleh Grace yang mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut tidak akan bisa dilupakan.
“Saya senang mengikuti kegiatan ini, sebab saya bisa bertemu dan bersosialisasi dengan orang yg tidak pernah saya temui. Kami berasal dari berbagai daerah dan dipertemukan dalam IMASIKA, kemudian kami pergi pelayanan ke wilayah yang jauh bersama-sama. Disini, kami belajar untuk hidup yang mungkin belum pernah dirasakan oleh sebagian teman-teman, seperti mandi di sungai, tidak ada akses jaringan untuk bermedia sosial, makan seadanya, membantu sesama dalam bakti sosial. Kalau di Perguruan Tinggi, mungkin materi kuliah suatu saat bisa dilupakan, tetapi pengalaman seperti ini, tidak bisa dilupakan karena sangat berkesan dan banyak nilai yg bisa diambil,” jelas Grace.
Kesan tersebut juga diungkapkan oleh Prima, peserta yang turut membantu pembangunan gereja.
“Kegiatan ini melatih pribadi saya untuk bersosialisasi dengan masyarakat luar khususnya di stasi, dimana saya belum pernah pergi pelayanan atau bakti sosial di wilayah yang jauh. Kegiatan IMASIKA yang kami laksanakan merupakan salah satu bukti atau aplikasi dari iman karena iman tanpa perbuatan sama dengan mati,” tegasnya. (*)