Kemitraan Patnership dan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau Gelar Program Pengelolaan Lansekap Terpadu

Kemitraan Patnership dan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau menggelar Program Pengelolaan Lansekap terpadu dan berkelanjutan

Penulis: Anggita Putri | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANGGITA PUTRI
Foto suasana Program Pengelolaan Lansekap terpadu dan berkelanjutan diseminasi praktik yang baik dan pembelajaran bersama, di Hotel Ibis Pontianak, selasa (21/5/2019). 

Pada tingkat Desa dan Dusun sudah terbentuk 12 Tim Pengelolaan Sumber Daya Alam (KPSDA).

Sepuluh dari 12 Tim ini sudah memiliki tiga komponen kegiatan utama, yakni Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan, Konservasi dan Usaha Ekonomi Produktif.

Khusus ekonomi produktif, sudah tertanam 19,519 batang bibit jengkol, dengan luasan sekitar 84 ha di tiga desa. Usaha lainnya adalah 4 kelompok pengelola keramba ikan pada 3 desa, dan budidaya jagung-keladi seluas 7.5 ha, di desa Kualan Hilir, dan singkong tapioka (8 hektar) di 2 desa Sekucing Kualan.

Disepakati sebagian sisa hasil usaha dari kegiatan ini untuk membiayai usaha pencegahan Karhutla dan Konsevasi.
Membaca grafik kebakaran hutan dan lahan dari 2015-2018, terlihat penurunan yang signifikan setiap tahunnya.

Forum Landscape disertakan 6 set alat pemadam kebakaran yang berada di 6 Dusun untuk kelompok PSDA. Capaian lain adalah dimasukkannya Program Panaggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan serta Perlindungan Satwa Primata ke dalam RPJM Desa.

Di balik praktek-praktek terbaik, tantangan selalu ada dan multi dimensional. Dari sisi sosial budaya berkaitan dengan pengelolaan lansekap, antara lain pola pertanian lahan kering gilir balik dengan pola pembakaran selalau dianggap sebagai biang kerok kebakaran hutan dan lahan.

Kedua, dari sisi hak kepemilikan dan pengusaan lahan antara klaim masyarakat kepemilikan adat dan penetapan kawasan hutan oleh pemerintah;

Ketiga, pola pikir para pemangku kepenting yang masih awam terhadap pendekatan terintegrasi pengelolaan bentang alam. Kemitraan tidak lantas berkemampuan untuk menangani tantangan ini berikut segala dampaknya.

Padi, dan siklus perladangan adalah tema sentral dalam kehidupan sosial, budaya, spiritual dan ekonomi masyarakat setempat. Maka mendesak untuk memperkenalkan dan memfsiltasi usaha pertanian intensif, terintegrasi secara berkelanjutan. Dan tentu saja, memperkuat dialog dan kerjasama para pemangku kepentingan, melanjutkan usaha pengembangan kapasitas institutsi dan sumber daya manusia .

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved