Liputan Khusus

Harga Tiket Mahal 2 Kali Lipat dari Penerbangan Internasional, Bupati Nasir Kasihan Masyarakat

Masyarakat Kapuas Hulu dan Kabupaten Ketapang menggeluh lantaran tingginya harga tiket pesawat dari dua kabupaten ini menuju Pontianak

Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Screenshoot lipsus Senin (13/5/2019) 

Ia berharap pemerintah pusat menurunkan atau menstabilkan harga tiket pesawat. "Diharapkan harga tiket pesawat di bawah Rp 1 juta. Dari Putussibau ke Pontianak hanya satu jam lebih," ungkapnya.

Warga Kapuas Hulu lainnya, Diana Bayan, juga mengakui mahalnya harga tiket. "Waktu tiga maskapai harga tiket pesawat Rp 500 ribu sampai Rp 900 ribu," katanya.

Saat hanya dua maskapai yang terbang, harga tiket kerap di atas Rp 1 juta. "Dulu Wings Air saya pernah beli tiket seharga Rp 500 ribu lebih, tapi sekarang sudah sampai Rp 700 ribu hingga Rp 900 ribu lebih," ucapnya.

Diana berharap, pemerintah mengembalikan harga tiket pesawat seperti tahun-tahun yang lalu. "Apalagi musim mau Lebaran ini, jangan sampai harga tiket mahal. Kasihan masyarakat yang mau hilir mudik Lebaran," ungkapnya.

Keluhan juga disampaikan penumpang asal Ketapang. "Saya dapat tiket harga Rp 547 ribu. Itu saya beli jauh hari. Tadi saya coba cek tiket sudah Rp 600 ribuan. Kalau tidak buru-buru, saya mending pulang naik speedboat dari Sukadana," kata Cika (24), penumpang pesawat tujuan Ketapang-Pontianak kepada Tribun ditemui di Bandara Rahadi Oesman Ketapang, Sabtu (11/5).

Diakui Cika, tingginya harga tiket pesawat menjelang Idulfitri memang kerap terjadi setiap tahunnya. Tetapi yang tidak dipahami olehnya, di hari-hari biasa harga tiket pesawat dengan rute Ketapang-Pontianak dan sebaliknya juga terlampau tinggi dibanding sebelum-sebelumnya.

"Bulan Januari itu padahal masih murah, saya terakhir ngerasain masih harga tiket Rp 300 ribu lebih. Habis itu perlahan naik turun hingga saat ini tiket stabil di harga Rp 500 ribuan lebih," akunya.

Cika berharap pemerintah ataupun pihak maskapai saling berkoordinasi untuk mencari jalan tengah mengenai permasalahan tingginya tiket pesawat ini.

Apalagi, kata Cika, menjelang Idulfitri calon penumpang sangat bergantung pada trasnportasi udara karena lebih menghemat waktu dan tenaga.

"Mudah-mudahan menjelang arus mudik nanti maskapai dan pemerintah menemukan solusi. Dengan terjangkaunya harga tiket, saya yakin banyak warga yang lebih memilih trasnportasi udara untuk pulang bertemu sanak saudara," harapnya.

Penumpang lainnya, Harris (38), juga merasakan mahalnya harga tiket pesawat. Mekanik perusahaan swasta di Ketapang ini meyakini, tingginya harga tiket diterapkan maskapai untuk mengejar biaya operasional.

"Saya paham hal ini dilakukan agar biaya operasional terkejar, tapi kalau seperti ini terus saya yakin masyarakat lebih memilih alternatif trasnportasi lain," tandasnya.

Baca: DJPb Kalbar Desak Pemda Kapuas Hulu Sampaikan Persyaratan Pencairan DAK, Ini Jawaban Kepala Keuangan

Baca: Naikkan Peringkat Daerah, KONI Kayong Utara: Ada Beberapa Hal yang Diperlukan

Baca: BNN Bersama Polda Kalbar Gelar Pemusnahan Sabu 1 kg Hasil Tangkapan Bersama 169 Juta Uang Tunai

Jumlah Penumpang Turun

MENURUNNYA jumlah penumpang mulai terasa di Bandara Internasional Supadio Pontianak. Paling tidak, penurunan jumlah penumpang tersebut terjadi sejak awal Ramadan 2019.

Officer In Charge Bandara Supadio Pontianak Sulkarnaini mengatakan, hingga hari ke empat Ramadan 2019, jumlah penumpang rata-rata setiap harinya sekitar 8.000 sampai 8.500 orang.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved