Aris Widodo: Penerimaan Siswa Baru Melalui Sistem Zonasi Lebih Mudah

Terkait apakah ini lebih mudah atau sulit untuk sistem penerimaan siswa baru dengan menggunakan sistem zonasi.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ANGGITA PUTRI
Plt Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pontianak, Aris Widodo bersama guru SMA N 1 Pontianak saat ditemui diruang kerja, Senin (13/5/2019). 

Aris Widodo: Penerimaan Siswa Baru Melalui Sistem Zonasi Lebih Mudah

PONTIANAK - Penerimaan Siswa Baru pada tahun ajaran 2019-2020 ditingkat SMA dan SMK sudah diterapkannya sistem Zonasi .

Hal ini ditanggapi oleh Plt Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pontianak Aris Widodo yang mengatakan bahwa pihak sekolah hanya di level bawah dan sebagai yang melaksanakan.

Hal tersebut sudah menjadi keputusan pemerintah pusat sehingga pelaksanakan di level bawah harus dilakukan dengan baik.

Terkait apakah ini lebih mudah atau sulit untuk sistem penerimaan siswa baru dengan menggunakan sistem zonasi.

"Menurut kami pribadi sebenarnya ini merupakan langkah yang mempermudah bagi semua siswa untuk mendapatkan pendidikan yang seluas-luasnya. Mereka berhak masuk kemanapun tanpa adanya seleksi nilai dan lain sebagainya. Melainkan dalam Zona maka dia berhak masuk di sekolah tersebut," ujarnya kepada Tribun Pontianak, senin (13/5/2019).

Jadi kalau pun ini diterapkan menimbulkan pro dan kontra apakah dengan sistem ini mempersulit atau mempermudah tapi menurutny sistem ini mempermudah akses pendidikan untuk lebih teebuka bagi siapapun dari masyarakat yang tidak mampu ada mekanismenya minimal ditampung sekurang-kurangnya 20 persen artinya lebih dari itu pun bisa.

Berkaitan dengan yang memiliki prestasi tidak hanya dibidang akademik tapi non akademik juga diberikan kesempatan yang sama artinya disitu masyrakat lebih mudah mendapatkan akses pendidikan yang terbaik untuk mereka.

"Kalau tanggapan sekolah itu kami mempunyai tantangan artinya pemicu bagi semangat kami kedepan bahwa dengan input yang heterogen maka bisa tidak sekolah itu tetap konsisten dalam memberikan prestasi terbaik siswa dan memberikan hasil yang optimal," imbuhnya.

Artinya pihak sekolag terpacu untuk membuktikan bahwa mereka bisa berprestasi dengan input yang heterogen semacam itu.

"Jadi kalau yang kami pahami bahwa sistem zonasi ini lahir dari kementrian karena pihak kementrian ingin menghilangkan status sekolah favorit artinya siapapun nanti dia bisa sekolah di sekolah tersebut," jelasnya.

Baca: VIDEO: Sotong Pangkong Diserbu Pengunjung

Baca: Keberatan atas Putusan Bawaslu Kalbar, Caleg PDIP Maria Lestari Ajukan Koreksi ke Bawaslu RI

Andai kata sekolah itu memang betul-betul bagus dalam hal kualitas pendidikannya. Input bagaimana pun akan bisa mencetak output yang bagus .

jadi esensinya itu terkait bagaimana iklim kompetisi di sekolah itu sebenarnya.

"Kita tidak bisa mengatakan bahwa ini berdampak baik dan buruk melainkan melalui studi atau penelitian ilmiah kita bisa melihat apakah berdampak positif atau negatif , dan hal itu tidak serta merta negatif," imbuhnya.

Hal positifnya itu apa bila siswa yang ada disekolah favorit di dalam zona itu. Jika anak-anak yang pintar itu bisa mempengaruhi kawan-kawannya yang mungkin memelilki semangat belajar yang kurang atau mungkin tingkat kognitif yang berbeda .

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved