Terjaring OTT, Bupati Talaud Kebingungan di Kantor KPK, Tampil Modis dengan Topi Bulu Ala Rusia
"Saya bingung karena barang enggak ada saya terima. Tiba-tiba saya dibawa ke sini," ujarnya di Gedung KPK, Selasa (30/4/2019) malam.
Diduga sebagai pemberi, yakni Bernard Hanafi Kalalo sebagai pengusaha.
Sri juga menerima sejumlah barang mewah seperti tas, arloji hingga perhiasan serta uang tunai.
Sri dan Benhur disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Baca: KPK Bantu Optimalkan Aset Daerah, Ingatkan Pencegahan atau Penindakan
Baca: Panggil Perusahaan Nunggak Pajak, KPK Turun Tangan Bantu BPKPD Kalbar
Sedangkan Bernard dijerat dengan pasal 5 ayat 1 huruf a atau huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
"Barang bukti yang diamankan bernilai sekitar Rp 513.855.000," kata Basaria.
Total 513 juta itu terdiri dari berbagai barang mewah, antara lain Tas tangan Channel senilai Rp 97.360.000, Tas Balenciaga senilai Rp 32.995.000, Jam tangan Rolex senilai Rp 224.500.000, Anting berlian Adelle Rp 32.075.000, Cincin berlian Adelle Rp 76.925.000 dan Uang tunai Rp 50 juta.
Barang-barang itu diduga diterima Sri terkait pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Kepulauan Talaud. Pemberi barang-barang itu merupakan pengusaha bernama Bernard Hanafi Kalalo.
"Barang dan uang yang diberikan diduga terkait dengan 2 proyek revitalisasi pasar di Kabupaten Kepulauan Talaud yaitu Pasar Lirung dan Pasar Beo," ucap Basaria.
Pemberian itu disebut KPK agar Bernard mendapatkan proyek itu.
Sri menggunakan tangan lain yaitu Benhur Lalenoh yang merupakan tim suksesnya demi kelancaran transaksi haram itu.
Sri dikenal sebagai bupati berparas wajah ayu.
Penangkapannya merupakan rangkaian operasi tangkap tangan terhadap empat orang lainnya di Jakarta, Senin malam.
Sri adalah kepala daerah yang sempat dinonaktifkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo karena bepergian ke Amerika Serikat selama tiga bulan tanpa terlebih dahulu meminta izin kepada pemerintah pusat.
Wakil Ketua KPK Laode M Syarif dilansir Antara mengatakan, tim penyidik penangkap Sri Wahyumi berangkat dari Jakarta, Selasa pagi menuju Manado, selanjutnya ke Talaut.
"Penangkapan Sri Wahyumi ini bagian dari rangkaian OTT (operasi tangkap tangan) sejak menjelang tengah malam Senin 29 April 2019 di Jakarta. Tim KPK mengamankan empat orang pihak swasta di Jakarta yang saat ini sudah berada di Kantor KPK RI untuk menjalani pemeriksaan," ujar Laode.