Paskah Kristen Berbeda dengan Paskah Yahudi, Kisahnya Dimulai dari Sejarah Kelam Masa Lalu
Tak hanya itu, setiap anak yang lahir dari bangsa Ibrani pun harus ditenggelamkan di Sungai Nil.
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
Paskah Kristen Berbeda dengan Paskah Yahudi, Kisahnya Dimulai dari Sejarah Kelam Masa Lalu
PASKAH - Apa yang ada di pikiran kamu ketika mendengar kata Paskah. Kelinci? Telur?
Sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal Paskah adalah hari raya bagi umat Kristen untuk memperingati kebangkitan Yesus. Begitu pula yang saya pahami ketika SD.
Ketika ada tanggal merah pada hari Jumat sekitar bulan Maret atau April bertuliskan “Wafat Isa Almasih” di kalender, kira-kira guru saya akan mengatakan, “Hari Jumat sampai Minggu kita libur Paskah”.
Secara historis hari Paskah sudah dirayakan oleh pemeluk agama Yahudi sejak sekitar tahun 1300 Sebelum Masehi (SM), sedangkan Isa Almasih atau Yesus lahir sekitar tahun 7 sampai 6 SM.
Menurut catatan Ensiklopedia Britannica, orang Ibrani memaknai Paskah sebagai peringatan pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir.
Seperti ditulis oleh Vox, kisah Paskah dimulai ketika Firaun, sang penguasa Mesir, khawatir jika ledakan penduduk Yahudi di Mesir akan melebihi jumlah bangsanya sendiri.
Untuk mengantisipasinya, bangsa Ibrani Kuno dipaksa menjadi budak. Tak hanya itu, setiap anak yang lahir dari bangsa Ibrani pun harus ditenggelamkan di Sungai Nil.
Baca: Renungan Paskah Minggu 21 April 2019, Apa Jadinya Jika Yesus Kristus Tiba-tiba Pergi dan Menghilang
Di Alkitab, kisah Paskah Yahudi terekam dalam Kitab Keluaran. Dalam kitab tersebut, Musa adalah orang yang membantu proses pelarian bangsa Ibrani.
Namun, baik dalam ayat-ayat Alkitab maupun rujukan lainnya, tak pernah disebutkan siapa Firaun yang berkuasa pada zaman itu, sebab penguasa Mesir selanjutnya tak biasa mencatat kekalahan.
Desember 2018, National Geographic mempublikasikan artikel berjudul “We may now know which Egyptian pharaoh challenged Moses” yang berusaha mengidentifikasi raja Mesir yang berkuasa pada zaman tersebut.
Di antara sekian perdebatan tentang identitas Firaun dalam cerita Musa, banyak peneliti menduga bahwa Firaun yang bertakhta saat itu adalah Raja Ramses II.
Menurut catatan dalam Kitab Keluaran (1:11), bangsa Israel dipekerjakan untuk mendirikan kota-kota pertahanan perang bagi Firaun, yakni Pitom dan Raamses, yang kemudian disebut Pi-Ramesses dan Per Atum.
Tradisi Paskah Yahudi Sehari sebelum Paskah, anak sulung laki-laki akan berpuasa sebagai bentuk peringatan atas selamatnya mereka dari pembunuhan anak sulung pada zaman Firaun.
Setelah itu, seperti dilansir Time, orang Yahudi biasa merayakan Paskah dengan mengadakan Seder, yakni sebuah upacara perjamuan makan disertai doa, minum anggur, bernyanyi, membahas masalah keadilan sosial saat ini, dan kisah-kisah keluaran yang ditulis dalam kitab bernama Haggadah.