Brutal, Siswi SMP Diserang Beramai-ramai Murid SMA! Kondisi Korban hingga Keprihatinan Walikota
Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Pontianak Sebut saja AU (14) menjadi korban pengeroyokan sejumlah siswi SMA
Setelah bertemu kakak sepupunya, yang jemput tadi ini ternyata tak sendiri. Ada empat tersangka menggiring AU dan PO ke tempat sepi di Jalan Sulawesi. Kakak sepupu korban kemudian terlibat baku hantam dengan oknum berinisial DE.
“Tiga teman DE melakukan kekerasan terhadap AU, dengan melakukan pem-bully-an, penjambakan rambut, penyiraman air, hingga membenturkan kepala korban ke aspal, dan menginjak perut AU,” terang Tumbur.
Setidaknya, ada tiga oknum siswi yang diduga melakukan kontak fisik dengan korban AU. Namun di lokasi kejadian setidaknya terdapat sembilan siswi lain yang menyaksikan kejadian tersebut, sambil tertawa, tanpa berupaya menolong korban.
Korban dianiaya di dua lokasi, selain di Jalan Sulawesi korban juga dianiaya di Taman Akcaya hingga kedua korban ditinggalkan begitu saja oleh para oknum siswi SMA gabungan ini.
"Korban merasa terintimidasi sehingga tak berani melapor, namun setelah dilaporkan pada pihak kepolisian, pada hari itu langsung ada proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan dan proses sidiknya terhadap para pelaku masih berjalan," tambahnya.
Tumbur Manalu menuturkan, berdasarkan keterangan dari para pelaku, target mereka bukanlah korban namun PO, kakak sepupu korban.
"Permasalahan awal karena masalah cowok (pacar). Menurut infonya, mantan pacar kakak sepupu korban ini sekarang pacaran dengan oknum pelaku penganiayaan ini. Mereka ribut di media sosial, saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," terangnya.
Baca: Kalbar 24 Jam - Sampan Terbalik, Pelaku Pengelapan Mobil Diamankan, hingga Siswi SMP Dikeroyok
Baca: Kasus Pengeroyokan Siswi SMP, Pengamat Pendidikan Sasar Moral dan Karakter
KPPAD berharap persoalan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan, karena dengan adanya proses hukum akan memberikan dampak kemudian hari pada mereka yang masih anak dibawah umur.
Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati Ishak menyatakan akan mencari jalan tengah terhadap penyelesaian kasus tersebut. Mengingat baik korban maupun pelaku sama-sama masih dibawah umur. Eka, menjelaskan pihaknya menerima pengaduan pada 5 April, sekira pukul 13.00 WIB, di mana korban didampingi oleh ibunya menyampaikan bahwa korban menerima kekerasan fisik yang menyebabkan anaknya menjadi trauma fsikis.
"Si korban ditendang, dipukul, diseret sampai kepalanya dibenturkan di aspal dan ada pengakuan bahwa perbuatan pelaku juga pada bagian vital korban," ucap Eka.
Akibat perlakuan brutal dari para pelajar yang berasal dari berbagai sekolah itu, Eka menjelaskan korban mengalami muntah kuning dan saat ini opname dirawat di salah satu rumah sakit swasta Kota Pontianak.
"Menurut pengakuan korban, pelaku utama itu ada tiga NE, TP, dan NZ dan sembilan lainnya hanya ikut-ikutan saja. Ini semua anak SMA di Kota Pontianak . Sedangkan korban inisial AU, usia 14 tahun siswi SMP negeri di Kota Pontianak," jelasnya
KPPAD juga melakukan kordinasi dengan pihak sekolah, setidaknya pelaku pengeroyokan berasal dari tiga sekolah berbeda. Eka berharap penanganan persoalan ini jangan sampai merugikan satu pihak, karena korban maupun pelaku masih di bawah umur.
"Kami berusaha semaksimal mungkin, agar kasus ini jangan sampai ke ranah pengadilan. Anak-anak ini masih di bawah umur, sama sama memperoleh hak yang sama yaitu berhak di lindungi oleh UU Nomor 35 Tahun 2014,"tegasnya.
Selain itu KPPAD ingin menekankan kembali di dalam UU SPPA Nomor 11 tahun 2011, bahwa bagimana pun agar dapat memblurkan dan tidak membuka identitas secara langsung, karena ini sudah viral di media sosial sosial jangan sampai ada bully yang terjadi dan dialami oleh pelaku.
KPPAD akan memberikan pendampingan untuk korban, pendampingan yang diberikan berupa hipnoprana terapis dan akan menyusul fisikologklinis untuk pendampingan traumahiling nya.