Kasus Pengeroyokan Siswi SMP, Pengamat Pendidikan Sasar Moral dan Karakter
Pengamat Pendidikan Untan Dr Aswandi mengatakan kasus kekerasan dalam dunia pendidikan kembali terjadi
Kasus Pengeroyokan Siswi SMP, Pengamat Pendidikan Sasar Moral dan Karakter
PONTIANAK - Pengamat Pendidikan Untan Dr Aswandi mengatakan kasus kekerasan dalam dunia pendidikan kembali terjadi. Belum lama ini terjadi kejahatan seksual yang dilakukan oleh seoramg guru terhadap anak didiknya disebuah SD Negeri di Pontianak Selatan.
Kali ini dunia pendidikam kembali tercoreng lantaran adanya perbuatan kriminal yang dilakukan antar pelajar.
Sebanyak 12 pelajar melakukan penganiayaan terhadap seorang siswi SMP yang mengharuskan korban dirawat secara intensif. Menanggapi kejadian-kejadian yang memilukan sekaligus memalulan tersenut pengamat Pengamat Pendidikan Universitas Tanjungpura, Dr Aswandi memberikan komentarnya sebagai berikut, Senin (8/4/2019).
Memang persoalan pertama yang terjadi harus kita akui dan tidak boleh kita tutupi bahwa telah terjadi kerusakan ahlak dan mental karakter anak kita.
Selama ini kita selalu menutupi itu, nah sudah terungkap dan kejadian seperti yang terjadi kali ini baru kita pada bilang bahwa memang ada.
Baca: Jadi Tuan Rumah STQ, Irwan: Jadikan Pintu Masuk Ciptakan Bibit ke Tingkat Nasional
Baca: KTNA Landak Dikukuhkan, Bakal Jadi Mitra Pemerintah
Baca: VIDEO: Panitia Seleksi Tilawatil Quran XXV Tingkat Kalbar Selenggarakan Ekpose
Baca: Sat Res Narkoba Tangkap Pemilik Sabu di Jalan Pramuka Singkawang
Persoalan mengapa kita tidak bisa mengatasinya, salah satunya karena selama ini kita menutupi itu. Sekalipun kita mengungkapkan itu, tapi tidak pada akar persoalannya.
Kita memang sering mendengar berita kekerasan dalam pendidikan, bahkan hampir setiap hari diberbagai media atau diomongkan dimasyarakat. Tapi itu hanya yang ada permukaan.
Kasus pelajar membuat kriminal, memperkosa, memukul dan sebagainya ini menunjukan ada hal yang salah dalam pendidikan itu, namun yang dibicarakan hanya kasusnya.
Kita tidak membicarakan mengapa mereka berkelahi, mengapa mereka membuat kriminal, anak seperti apa yang berkelahi dan membuat kriminal itu. Memang harus kita akui, selama ini belum sampai disana pembahasan kita.
Ibaratnya baru membicarakan dan melihat kasus dihilirnya saja, tapi tidak melihat dihulunya. Itulah kesalahan kita selama ini.
Kita selalu ingin menyelesaikan masalah, bukan pada apa sebenarnya yang terjadi dan penyebabnya.
Istilahnya, sudah rumah terbakar baru kita bergerak memindahkan barang. Sementara rumah belum terbakar, kita tidak pernah peduli bagaimana rumah itu tidak terbakar.
Pemerintah atau kita semua harusnya serius dalam menangani persoalan yang ada didalam pendidikan ini. Jangan hanya dianggap angin lalu dan menyelesaikan persoalan hilirnya saja.
Ini seperti fenomena gunung es, kemungkinan masih banyak yang belum muncul dipermukaan.
Baca: BPN Siap Sertifikasi 2.700 Bidang Tanah di Sanggau, Gelar Sidang PPL
Baca: STQ XXV Tingkat Provinsi Kalbar di Singkawang Jadi Pintu ke Tingkat Nasional, Sistem Dibuat Beda
Baca: Siswi SMP Pontianak Dikeroyok Brutal 12 Murid SMA! Masalah Asmara & Buntut Komentar di Media Sosial