Di Program Aiman Kompas TV, Wiranto Bantah Tudingan Kivlan Zen Sebagai Dalang Kerusuhan Mei 1998
Kivlan Zen sempat melontarkan pernyataan bahwa Wiranto merupakan dalang kerusuhan yang ikut melengserkan kekuasaan Presiden Orde Baru Soeharto.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham
"Ini tanggung jawab wilayahmu, tanggung jawab kekuasanmu, nanti lapor ke saya. Berarti setiap daeah sudah ada penanggungjawab operasional," ujarnya menirukan ucapan saat itu.
Baca: Marah Dilarang Main PUBG oleh Ibunya, Remaja India Usia 16 Tahun Bunuh Diri
Baca: Pernikahan Anak di Bawah Umur melalui Pengiklanan Facebook Marak di Nigeria, Ini Motifnya
Baca: GrabExpress Gelar Pelatihan Pengembangan Pemasaran Digital di Pontianak
Wiranto menjelaskan keberangkatannya ke Malang atas undangan Pangkostrad untuk melakukan serah terima Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC).
"Saya hadir di sana dalam rangka memimpin upacara serah terima Komandan PPRC. Jam 7 pagi berangkat. Upacara di lapangan terbang Abdurrahman Saleh," timpal Wiranto.
Selesai upacara, Wiranto pulang ke Jakarta. Namun, sampai di Jakarta keadaan kerusuhan memuncak. Ia terpaksa memutar haluan helikopter.
Ia memutuskan segera gelar rapat khusus atau rapat darurat di Jakarta.
"Di garnizun, semua komando utama saya undang. Saya tanya kepada Pangdam Jaya dan Kapolda apakah anda masih bisa mengendalikan ini. Kalau tidak saya ambil alih. Beliau katakan siap Panglima," tutur Wiranto.
"Lalu saya tanya, apa kekuranganmu? Siap, kurang pasukan. Malam itu juga saya tanya ke Asintel, bagaimana keadaan Jawa Timur. Kira-kira kondisinya masih bisa dipertahankan aman terkendali? Siap pak, masih aman terkendali," kata Wiranto menirukan percakapannya.
Mendengar informasi situasi dan kondisi masih aman terkendali, Wiranto memutuskan semua pasukan Jawa Timur pindah ke Jakarta pada 14 Mei 1998 malam.
Mobilisasi pasukan melalui air lift, pesawat-pesawat TNI AU dan pesawat-pesawat maskapai Garuda yang diambil alih.
Baca: BMKG Hari Ini Pantau 5 Titik Panas di Kalbar
Baca: VIDEO: Sambutan Bupati Rupinus Saat Entry Briefing BPK
Baca: Dandim Bersama Komandan Brimob Cooffee Morning Bersama Warga Pasar Turi
"Malam itu semua pasukan Kostrad datang. Pasukan marinir datang di Jakarta. Tanggal 15 Mei pagi, daerah sudah terkendali. Hanya tiga hari," tegasnya kembali.
Wiranto menanyakan tudingan terhadap dirinya sebagai sumber atau dalang kerusuhan yang ingin melakukan kudeta.
"Teori kudeta itu begini. Kita bikin rusuh aja dulu. Tatkala rusuh saya ambil alih. Itu logikanya begitu. Ini kerusuhan terjadi saya padamkan. Pada saat saya ada kesempatan ambil alihpun, saya tidak ambil alih. Dibalik-balik kan seperti ini cobalah. Coba kita berpikir rasional," pungkasnya. (*)
Berikut cuplikan wawancara Aiman Witjaksono dengan Menko Polhukam sekaligus mantan Panglima Abri Jenderal TNI (Purn) Wiranto saat program Aiman Kompas TV Episode Politik, Hukum dan Keamanan Jelang Pencoblosan :
Lebih dekat dengan kami, follow akun (IG) Tribun Pontianak :