Driver Ojol Tewas Terlindas Truk Tronton, Warga Jeruju Akui Jalur Maut
Driver ojek online tersebut bernama Yoga Risqi Pratama (18). Saat kejadian ia mengenakan pakaian hitam dan mengendarai Honda Beat hitam KB 5607.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Didit Widodo
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Yak Nurul Anshori
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, TRIBUN - Seorang driver Ojek Online (Ojol) meninggal di tempat usai terlindas ban depan truk tronton yang hendak berbelok menyebrang dari sebuah gudang di Jl Kom Yos Sudarso (Jeruju), Kelurahan Sungai Jawi Luar, Kecamatan Pontianak Barat, Selasa (2/4/2019) pukul 14.40 WIB.
Driver ojek online tersebut bernama Yoga Risqi Pratama (18). Saat kejadian ia mengenakan pakaian hitam dan mengendarai Honda Beat hitam KB 5607.
Mulyadi (32) saksi mata kejadian itu menuturkan ia baru saja keluar dari sebuah toko dan melihat langsung peritiwa naas itu. Ia melihat Yoga melaju seorang diri dari arah Jl Pak Kasih menuju ke arah Jeruju. Ia tak bisa mengelak ketika tiba-tiba sebuah truk tronton KB 9999 ada di depannya.
"Saya baru saja keluar dari toko, saya lihat tronton ini mau keluar dari gudang. Kepala truk sudah separuh jalan keluar. Sementara si korban ini dari arah sana (Jl Pak Kasih) melaju dan berusaha melewati tronton," tuturnya.

Saat itulah Mulyadi melihat Yoga seakan kaget lalu berusaha membanting stang motornya ke kanan seperti mau menyalip namun tak sempat hingga akhirya menabrak kepala truk tronton. Tubuh Yoga dan motornya masuk ke kolong tronton yang masih bergerak, kepala Yoga yang masih mengenakan helm terlindas ban depan truk tronton tersebut.
"Saya lihat korban kena lindas ban depan tronton. Motornya juga di bawah tronton itu, masih menyala. Warga berdatangan lalu mematikan motornya dan saya lihat mulut korban mengeluarkan darah," tutur Mulyadi.
Baca: Akhirnya CPNS 2010 - 2012 Terima SK PNS, Bupati Muda Ingatkan Kompetisi Karier
Baca: Terkait Laka Maut Driver Ojol, Ini Kadishub Pontianak
Mulyadi mengatakan tidak lama usai peristiwa itu, tronton kepala hijau tersebut disuruh mundur oleh warga setempat dan kembali diparkirkan di area gudang. Sementara tubuh korban diangkat warga beramai-ramai ke depan sebuah toko berseberangan dengan gudang truk tronton kemudian dilarikan ke RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (RS Kota).
“Kita perkirakan korban telah meninggal di lokasi kejadian,” tukasnya.
Peristiwa itupun memancing perhatian pungguna jalan lainnya yang berhenti di lokasi kajadian yang tak jauh dari Gg Pisang dan Mako Lantamal XII. Beberapa petugas kepolisian dan anggota TNI AL langsung mengatur arus lalin. Sementara sopir truk tronton langsung diamankan pihak kepolisian.
Saksi mata, seorang karyawan toko depan lokasi kejadiaan, Eza (23) mengatakan, ia langsung menolong korban yang saat itu posisinya sudah berada di bawah truk tronton. "Saya yang pertama kali menolong, tidak lama datang beberapa orang dari gudang tempat tronton parkir sebelumnya," imbuhnya.
Eza mengatakan saat tergeletak ia melihat mulut korban sudah mengeluarkan darah cukup banyak, sebuah HP terlihat terletak tepat di depan wajah korban, langsung ia amankan.
"Pertama saya amankan HP, takut dicuri orang, selain itu saya juga mengamankan dompet korban dan sudah saya serahkan ke kepolisian," ujarnya.
Eza menuturkan ia sempat gemetaran melihat kondisi korban yang terus mengeluarkan darah dari mulutnya dan ia menduga saat itu korban sudah meninggal dunia.
"Waktu kami angkat dia sudah tidak bergerak lagi bernapas juga tidak, sepertinya memang meninggal seketika,” ujarnya.
Eza menduga kepala korban terlindas ban depan truk tronton, meski ia tidak melihat secara langsung kejadian itu tapi ia mengaku melihat posisi kepala korban tepat berada di dekat ban depan.
"Truk tonton yang mau nyebrang ini kosong tidak ada bok kontainer nya. Saya lihat kernetnya pun tidak ada, seharusnya kan ada yang mengawasi jalan ketika tronton hendak menyebrang," tuturnya.
Yatim (45) warga sekitar mengatakan, dari dulu kawasan Jl Kom Yos Sudarso (Jeruju) memang rawan terjadinya kecalakaan yang mengakibatkan korbannya tewas di tempat.
Ia menyebutkan sepanjang jalan ini menjadi jalur maut karena ruas jalan yang telah lebar membuat pengendara suka memacu kencang kendaraanya. “Jalan ini juga jalur padat kendaraan berat, seperti tronton dan dump truk. Udah sering kecelakaan maut di sini,” ujarnya.
Apalagi lanjutnya, kondisi arus lalu lintas di persimpangan Jalan Kom Yos Sudarso-Jalan Hasanudin Pontianak, yang tidak ada rambu lalu lintas traffic light. Hingga di kawasan ini pengendara sering saling mendahului dan membuat arus lalu lintas jadi semrawut.
“Di sini kalau pagi atau sore memang padat kendaraan. Belum lagi kendaraan berat melintas mau masuk pelabuhan atau gudang. Jadi di sini jalur Jeruju memang rawan kecelakaan,” terangnya.