Ustadz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad Tak Mampu Lanjutkan Ceramah Saat Kenang Ibunya, "Satu Hal yang Bikin Saya Kesal"
Ustadz Abdul Somad Tak Mampu Lanjutkan Ceramah Saat Kenang Ibunya, "Satu Hal yang Bikin Saya Kesal"
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
"Kemarin singgah saya, katanya ada muallaf baru. Muallaf itu kerjanya mengumpulkan kara-kara (barang bekas). Tapi dia mengumpulkan ini bejalan kaki. Kalau pakai motor dia pasti lebih banyak. Dia tetap ngasi dia. Cuman kurangnya itu," kata UAS tersenyum.
UAS juga pernah diminta ibunya untuk membantu janda yang nyaris diusir karena tak mampu membayar kontrakan.
"Itu rumah yang di ujung itu janda. Cucunya lima. Anak kandung dia mengusir tak dikasi makan. Rumah tu ngontrak. Ini akhir bulan dia mau diusir. Aku dah nolong sikit. Kau sikit lagi," lanjut UAS.
"Jadi asal singgah tu ada saja cerita. Jadi seolah-olah malam ini macam nampak dia, habis sudah. Nanti kau singgah ke rumahku cerita itu tak ada lagi. Cerita yang kau risaukan selama ini, aku minta duit untuk belikan sepeda tukang cuci, minta sewa rumah, udah. Kau letih mendengar cerita, habis," kata UAS.
Selain sedekah, Ustadz Abdul Somad mengatakan ibundanya selalu mengajak cerita.
"Kampong ni, kata dia yang membuka atok aku. Dia cerita selalu sombong. Orang semua ni menumpang, katanya.
"Atok aku punya tanah ini. Kok bisa atok emak punya tanah? Atok aku balek dari Makkah, datang Sultan Asahan mengundang dia. Apa kata sultan asahan? Syekh Abdurrahman, tanah mulai dari Serbangan sampai tepi laut ambek untuk kau," cerita UAS.
Jadi kalau ikutlah peraturan itu, andai Syekh Abdurrahman mengurus tanah itu, bayangkan kalau orang Silau ni membayar pajak ke Syekh Abdurrahman.
"Jadi atok umak kayo mak?," kata UAS melanjutkan cerita.
"Kau tengok rumahnya. Sama dengan istana Lima Laraskan? Kami bukan orang susah. Kami orang kaya. Atok aku syekh abdurrahman, tau kau dimana anaknya dia kirim sekolah? Ke Makkah. Itulah dia Syekh Muhammad Ali," lanjut UAS.
Saat itu ibundnaya menunjukkan foto Hajjah Hadiah anak dari Syekh Muhammad Ali.
"Saya tengok gelang kaki Hajjah Hadiah itu, kepala ular naga. Berangkat ke Makkah sebelom akil baligh. Jadi dalam hati saya, kaya rupanya mak ini. Tapi dia bercerita itu ke kami, bukan ke orang. Sombong itu membangkitkan semangat kami supaya jangan kami miskin. Jangan kami susah, jangan berpangku tangan," papar UAS.
Ustadz Abdul Somad juga menyampaikan luar biasanya ibadah sang ibunda.
Menurut UAS, ibunya dari Maghrib ke Isya duduk di sajadah.
"Tak ada tv tak ada hape. Nanti habis isya dia baru makan. Habis itu dia tidur. Lima jam dia tidur, jam 2 dia bangun. Tahajjud, witir. Buku zikirnya tebal. Habis itu baru dia mandi sebelum Subuh," kata UAS.