Ustadz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad Tak Mampu Lanjutkan Ceramah Saat Kenang Ibunya, "Satu Hal yang Bikin Saya Kesal"
Ustadz Abdul Somad Tak Mampu Lanjutkan Ceramah Saat Kenang Ibunya, "Satu Hal yang Bikin Saya Kesal"
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Ibunya, Hj Rohana tak ada takut sama bis meski harus bepergian sendiri. Namun rupanya ada satu yang dia takut.
"Aku pergi sendiri biasa. Cuman yang kutakutkan, lewat nanti ujung Bagan Batu, ha itu banyak razia. Asal keluar nanti perbatasan tu ada ajalah salah motor ni nanti," kata Ustadz Abdul Somad mengenang cerita ibundanya.
Mendengar hal itu Ustadz Abdul Somad kemudian bertanya bagaimana ibunya tahu hal itu.
"Aku dah kena selalu rajia katanya. Lama saya berfikir, cammanalah biar supaya mak ini tak ditangkap Polisi. Saya carilah yang saya ada acara, yang ada polisinya saya print. Poto itu saya bingkai. Nanti kalau ada razia tunjukkan gambarnya Mak," kata UAS.
"Terakhir ada poto sama Jenderal Tito Karnavian. Mak saya tak tahu, dia tak bisa bedakan mana jenderal mana kopral. Saya tunjukkan potonya dia tanya, ini siapa? Segala polisi di Indonesia inilah induknya Mak," ujar UAS kepada ibundanya saat itu.
UAS melanjutkan sesudah ibundanya meninggal dunia barulah nampak balasan Allah.
"Dikatakan menyesal, saya menyesal. Barulah saya nampak balasan Allah terhadap mangkok yang sederhana 20 biji. 10 kenduri di makan tuan Syekh, 10 di makam atok di belakang. Malam ini dibalas Allah," kata Ustadz Abdul Somad seraya menyampaikan nama para dermawan yang menyumbang selama takziyah meninggalnya ibunda UAS.
Ustadz Abdul Somad juga menyampaikan, gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi juga memberikan sejumlah uang kepada dirinya.
Uang itu, menurut UAS tak akan digunakan untuk pribadi.
Dirinya akan membeli tanah dan membangun rumah tahfidz Quran di tempat ibundanya biasa menggelar kenduri.
"Akan saya buat rumah Tahfid Quran Hajah Rohana. Anak-anak tetap sekolah di An Najah, tapi kalau dia mau menghafal quran di sini. Di atas dibuat kelas, di bawah kosong untuk tempat belajar fardhu kifayah, untuk wirid yasin ibu-ibu, untuk belajar macam-maca. Asal jangan begitar-gitar main gaplek," kata UAS.
Ustadz Abdul Somad mengatakan, setiap singgah ke rumah ibunya, selalu ada cerita yang disampaikan ibundanya.
"Ada tukang cuci di Panam, tukang cuci itu bejalan kaki ke Sudirman, 15 kilometer. Saya sudah tahu ni, ujung-ujungnya pasti tak sedap," cerita UAS.
UAS melanjutkan ceritanya.
"Mau kubelikan dia sepeda. Baguslah saya bilang. Duit tu kurang katanya. Berapa kurangnya?," kata UAS bercerita.