Kisah Naeem Rashid Terjang Teroris Brenton Tarrant yang Tembakan Peluru ke Jemaah Masjid

Daily Pakistan memberitakan Rashid menerjang Tarrant yang datang dengan pakaian militer dan mengenakan helm

(Facebook/Omar Nabi)
Daoud Nabi. Salah satu korban tewas penembakan di masjid Selandia Baru Jumat (15/3/2019). Nabi tewas ditembak ketika melemparkan dirinya ke arah teroris demi menyelamatkan jemaah masjid lainnya. 

Kisah Naeem Rashid Terjang Teroris Brenton Tarrant yang Tembakan Peluru ke Jemaah Masjid

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, CHRISTCHURCH - Aksi penembakan brutal yang dilakukan teroris bernama Brenton Tarrant ternyata sempat dicegah seorang korbannya. 

Namun kisah ke pahlawanan itu berakhir pilu, ia pun turut menjadi korban penembakan brutal dari aksi biadabnya.

Kejadian penembakan itu dilakukan teroris di dua masjid Christchurch, Selandia Baru.

Naeem Rashid tewas ketika mencoba mengambil senjata teroris yang diidentifikasi bernama Brenton Tarrant ketika menyerang Masjid Al Noor Jumat (15/3/2019).

Dilansir Daily Mirror Sabtu (16/3/2019), kematian Rashid dibenarkan oleh saudaranya Khursheed Alam.

Dia juga membenarkan keponakannya yang juga putra Rashid, Talha, juga tewas.

Kepada ARY News, Alam mengungkapkan Rashid dan Talha berasal dari Abbottabad Pakistan.

Mereka pindah ke Christchurch karena Rashid bekerja sebagai guru.

Ketika serangan terjadi, Daily Pakistan memberitakan Rashid menerjang Tarrant yang datang dengan pakaian militer dan mengenakan helm.

Baca: Korban Ungkap Fakta Penembakan Jemaah Masjid di Christchurch Selandia Baru

Baca: Ketum PPP Romahurmuziy Ditetapkan Menjadi Tersangka, Begini Responnya Keluar dari Gedung KPK

Baca: KRONOLOGI Oknum Caleg Marah-marah, Pukul Petugas Bea Cukai dan Keluarkan Kata-kata Jorok

Namun dalam upayanya melawan Tarrant, Rashid terluka. Dia segera dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya dia dinyatakan tewas ketika menerima perawatan.

Pada awal Sabtu, dikabarkan terdapat empat warga Pakistan tewas dalam penembakan tersebut dengan lima orang lainnya masih belum diketahui keberadaannya.

Selain Rashid, pahlawan lain yang diidentifikasi adalah Daoud Nabi, kakek sembilan cucu yang juga masuk ke dalam daftar korban tewas.

Sang anak Omar kepada NBC News menuturkan, Nabi langsung menghadapkan melemparkan tubuhnya ke arah Tarrant demi melindungi jemaah Masjid Al Noor lain ketika Tarrant menyerang.

Omar, yang tidak ikut Shalat Jumat karena tengah bekerja, sempat menghubungi ponsel pria 71 tahun tersebut. Namun tidak mendapat jawaban.

Dia segera menuju masjid ketika mendengar kabar penembakan itu, dan mendengar kisah kepahlawanan ayahnya untuk menyelamatkan jemaah lain.

Di mata Omar, Nabi adalah sosok yang membantu pengungsi yang ingin memulai hidup baru di Selandia Baru, dan merupakan presiden asosiasi Afghanistan.

"Dia membantu setiap orang yang menjadi pengungsi. Entah Anda berasal dari Palestina, Irak, Suriah. Dia adalah orang pertama yang mengulurkan tangan," katanya.

Baca: Pemilik Warung Makan di Sintang Bersedia Gunakan Gas 5.5 Kilogram Asalkan Stok Terus Aman

Baca: Pertamina Bakal Skorsing Pangkalan di Sintang yang Pasok Gas Elpiji 3 KG ke Pelaku Usaha

Keluarga Nabi pindah ke Selandia Baru dari Afghanistan ketika Uni Soviet menginvasi negara tersebut pada 1979 hingga 1989 silam.

Menggunakan senapan semi-otomatis hingga shotgun, Tarrant yang menyiarkan aksinya di media sosial menyerang dan membunuh 49 orang.

Dia pertama menyerang Masjid Al Noor dan menewaskan 41 jemaah di sana sebelum bergerak menuju Masjid Linwood dan melakukan penembakan.

Polisi bergerak cepat dengan menangkap empat orang, tiga pria dan satu perempuan, di dalam mobil beberapa jam setelah penembakan terjadi.

Petugas mengungkapkan menemukan dua bom rakitan di mobil para terduga teroris, dan berhasil dinetralkan oleh militer. (*)

Artikel ini telah terbit di kompas.com dengan judul Kisah Para Pahlawan Saat Aksi Teror di Masjid Selandia Baru Terjadi

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved