Tabloid Obor Rakyat 'Dihidupkan' Kembali, Habib Rizieq Shihab Jadi 'Cover' Utamanya

Dalam informasi itu, disebutkan, Tabloid Obor Rakyat akan diluncurkan kembali pada Jumat (8/3/2019).

Editor: Ishak
(istimewa/wartakotalive.com)
Tabloid Obor Rakyat akan diluncurkan kembali Jumat (8/3/2019) malam. Liputan utama untuk edisi perdana adalah komentar Imam Besar Front Pembelaq Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab. 

Tabloid Obor Rakyat 'Dihidupkan' Kembali, Habib Rizieq Shihab Jadi 'Cover' Utamanya

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Tabloid Obor Rayat sempat menjadi kontroversi lantaran materi liputannya yang membahas Presiden Joko Widodo terkait Pilpres 2014 silam pernah dipidanakan.

Kini, Tabloid ini disebut akan diluncurkan kembali.

Kali ini, liputan utamanya adalah wawancara eksklusif dengan Habib Rizieq Shihab di Arab Saudi.

Sebagaimana laporan yang diturunkan wartakotalive.com, informasi ini masif dalam brosur yang tersebar di media sosial dan grup whatsapp.

Dalam informasi itu, disebutkan, Tabloid Obor Rakyat akan diluncurkan kembali pada Jumat (8/3/2019).

Lokasi peluncuran Tabloid Obor Rakyat adalah Gedung Joang 45, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat.

Wartakotalive.com menerima brosur undangan atau pamflet berisi pemberitahuan Obor Rakyat Reborn yang akan diluncurkan pada malam hari tersebut.

Baca: WNA Masuk DPT, Ini Penjelasan dari KPU Kalbar

Baca: WNA Punya E-KTP, Ini Penjelasan Kadisdukcapil Kalbar

Dalam brosur itu terlihat Habib Rizieq Shihab jadi cover Obor Rakyat yang akan diluncurkan.

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab saat mendatangi acara Jawa Barat Bersholawat di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (8/4/2017)
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab saat mendatangi acara Jawa Barat Bersholawat di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (8/4/2017) (TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika)

Beberapa judul berita antara lain 'Eksklusif: Obor Rakyat Bersama Habib Rizieq di Mekkah', 'Habib Rizieq: Rezim Zalim Harus Tumbang', dan 'Investigasi: Udang di Balik Divestasi Freeport'.

Ada juga judul 'Kisah Obor Rakyat di Penjara Cipinang' dan 'Wawancara Khusus Penyidik KPK Novel Baswedan'.

Di dalam brosur undangan tersebut tertera nama Trisi sebagai panitia peluncuran.

Wartakotalive.com mencoba menghubungi handphone Trisi. 

Saat dihubungi Wartakotalive.com, Trisi membenarkan bahwa dirinya adalah panitia launching Tabloid Obor Rakyat.

"Iya benar, saya panitianya," ujar Trisi.

Baca: Kegagalan Real Madrid di Liga Champions Ternyata Sudah Diprediksi Zidane

Baca: Bikin Heboh, Robertus Robert Ubah Lirik Lagu ABRI dengan Nada Merendahkan

Trisi juga membenarkan bahwa Tabloid Obor Rakyat akan diluncurkan kembali pada hari Jumat besok.

Tetapi, Trisi tidak mau menjelaskan siapa saja yang akan hadir pada acara tersebut.

Trisi juga tidak mau menyebutkan siapa saja yang menjadi pemimpin redaksi maupun anggota redaksi tabloid tersebut.

"Kirim pesan lewat whatsapp saja, nanti saya teruskan ke yang bisa kasih jawaban," ujar Trisi.

Wartakotalive.com lalu mengirim pertanyaan melalui aplikasi whatsapp.

"Bisa dijelaskan siapa yang akan hadir pada acara launching Obor Rakyat. Apakah Obor Rakyat ini sudah didaftarkan sebaga media resmi. Siapa awak redaksi/pemrednya," tanya Wartakotalive.com.

Trsisi hanya memberikan jawaban singkat dan tidak menjawab pertanyaan tersebut.

"Untuk info lengkap akan ada konferensi pers sebelum launching. Jadi nanti pas konpers ya mas," ujar Trisi.

Pertanyaan berikutnya dari Wartakotalive.com, seperti apakah Tabloid Obor Rakyat ada hubungannya dengan Pilpres dan kenapa isi tabloid seperti dicetak di undangan cenderung kritis terhadap pemerintah, tidak dijawab lagi oleh Trisi.

Keterangan Pemred Obor Rakyat

Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com,  Pemimpin Redaksi Obor Rakyat Setiyardi Budiono, memastikan akan menerbitkan kembali tabloid tersebut dalam waktu dekat.

Hal itu disampaikan Setiyardi Budiono seusai mendapat cuti bersyarat dan menghirup udara bebas dari Lapas Cipinang Jakarta, karena kasus pidana penistaan melalui tulisan di Obor Rakyat terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014.

Bahkan, saat ini Setiyardi Budiono tengah sibuk melakukan persiapan untuk merealisasikan rencananya itu.

Di antara persiapan itu adalah mencari peralatan kantor dan mulai melakukan perekrutan wartawan.

"Kami ingin wartawan yang bagus, jadi beritanya juga bagus. Sekarang ini saya memang lagi sibuk untuk cari alat kantor, meja dan juga kantornya. Saya maunya nanti ada di Jakarta dan Solo," ujar Setiyardi Budiono saat berbincang dengan Tribun, Jumat (11/1/2019).

Mengenai platform yang dipilih, mantan jurnalis di media ternama itu masih belum mau mengungkapkan.

"Kalau online atau cetak, masih dirapatkan dulu. Tunggu saja tanggal mainnya," ucapnya.

Setiyardi Budiono mengaku sudah banyak permintaan dari masyarakat baik melalui surat elektronik, telepon, dan lainnya, agar dia tetap menerbitkan Obor Rakyat saat Pilpres 2019.

Baca: Dua Bulan Terakhir Kejari Terima 3 SPDP Kasus Pencabulan, Andri: Awasi Anak dengan Ketat

Baca: VIDEO: Gol Indah Porti U-15 ke Gawang PSPI

"Ini menjadi salah satu solusi bagi mereka yang menginginkan sebuah pemberitaan di luar dari media mainstream," katanya.

Setiyardi Budiono menjamin produk media yang akan diterbitkannya untuk kali ini akan independen. Dia memastikan konten informasi yang disajikan nantinya berbeda dengan sebelumnya. Dia mengatakan kali ini akan memberikan pemberitaan yang faktual, sama halnya dengan media lain.

"Kontennya kami jamin independen. Saya kan wartawan juga, tidak mungkin tidak independen," cetusnya.

Dirinya menegaskan, tidak akan berpihak ke kubu capres-cawapres mana pun pada PIlpres 2019. Ia akan menyajikan berita yang sesuai fakta yang ditemukan di lapangan.

Terlebih, tidak ada sponsor dari pihak mana pun untuk kembali menerbitkan Obor Rakyat. Dengan begitiu, pemberitaan dipastikan akan tetap terjaga independensinya.

"Sebagai media, kami tidak akan ke kanan maupun ke kiri. Kami berada di tengah-tengah," tegasnya.

Menurutnya, produk tabloid Obor Rakyat saat Pilpres 2014 lalu hingga membuat dipidanakan adalah hal yang biasa.

Sebab, adalah hak narasumber memperkarakan pihak media jika merasa ada produk yang tidak tepat.

Dia menegaskan, dirinya mendekam di penjara bukan berarti dunia jurnalistik yang digelutinya harus selesai.

"Saya sama seperti teman-teman yang lain, jadi petani, saya tidak punya lahan. Apa yang saya bisa ya layaknya seorang wartawan. Membuat berita dan menginformasikan kepada masyarakat," paparnya.

Baca: Kenalan di Salon, Mantan Kepala Desa Ini Tega Habisi Kekasih Gelapnya

Baca: Gegara Anjing, Putri Ratu Elizabeth Ini Jadi Keluarga Kerajaan Inggris yang Terjerat Hukum

Dua pimpinan Obor Rakyat, Darmawan Sepriyosa dan Setyardi Budiono, yang terjerat kasus karena pemberitaan di tabloid Obor Rakyat pada Pilpres 2014, divonis 8 bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada November 2016.

Keduanya terbukti melakukan pidana penistaan dengan tulisan terhadap Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2014.

Keduanya mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

Namun, justru Pengadilan Tinggi memperberat hukuman keduanya menjadi setahun penjara.

Selanjutnya, pengajuan kasasi keduanya ditolak oleh MA.

Keduanya baru diesekusi dan ditangkap oleh pihak kejaksaan pada 8 Mei 2018.

Keduanya ditahan di Lapas Cipinang, Jakarta Timur.

Keduanya ditangkap berdasarkan putusan pengadilan yang sudah berkekuatan hukum tetap atau inkrah.

Pada 3 Januari 2019, keduanya dibebaskan dari penjara karena mendapat cuti bersyarat terhitung 3 Januari 2019 sampai 8 Mei 2019.

Menkumham Ancam Cuti Bersyarat Pempred Obor Rakyat

Simak Penjelasan Menkumham Terkait Kunjungannya Ke Mempawah
Simak Penjelasan Menkumham Terkait Kunjungannya Ke Mempawah (TRIBUNPONTIANAK/YOUTUBE)

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly sempat mengancam cuti bersyarat Setiyardi Budiono dan Darmawan bisa dicabut, jika kembali melakukan pelanggaran hukum atau melakukan pidana yang sama, seperti kembali melakukan fitnah.

"Jadi saya sudah minta secara khusus Dirjen Pas dan Direktur Bina Kamtib mengenai surat itu untuk memanggil. Kemarin saya dengar sudah dipanggil, diingatkan," kata Yasonna.

Setiyardi Budiono tidak ambil pusing dengan ancaman Menkumham tersebut.

Menurutnya, Menkumham tidak dapat serta merta mencabut hak tersebut, kecuali ada tindak pidana yang kembali dilakukan.

Sementara, dia saat ini berencana hanya ingin membuat media massa dengan tampilan berbeda dari sebelumnya.

"Harus ada tindak pidana yang saya lakukan lagi. Apa dengan membuat media, saya melakukan tindak pidana? Kan tidak. Saya sebagai wartawan, mau dong buat media. Masa tidak boleh? Itu malah bisa melanggar hak asasi dan Undang-undang Pers," papar Setiyardi Buidono.

Sementara, Dewan Pers mengaku tidak memiliki wewenang untuk mencegah seseorang mempublikasikan media massa.

"Dewan Pers tidak punya kewenangan untuk mencegah seseorang menerbitkan media. Sejauh dia nanti bekerja sesuai UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Namun, nama itu kan sudah tercemar, jadi dari sisi publik kurang baik," beber anggota Dewan Pers Hendry Ch Bangun saat itu.

Oleh karena itu, Hendry mempersilakan Obor Rakyat kembali terbit.

Namun, ia memberi catatan bahwa Obor Rakyat perlu mematuhi Undang-undang Pers, Kode Etik Jurnalistik, dan hukum positif yang ada.

"Kalau mau terbit sebagai perusahaan pers, silakan ikuti UU Pers, KEJ, dan semua peraturan DP yang ada. Semua media diharapkan menjalankan fungsi sesuai UU," ujar Hendry Ch Bangun. (wartakota)

 Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul BREAKING NEWS: Tabloid Obor Rakyat Terbit Lagi, Liputan Pertama Wawancara Habib Rizieq, http://wartakota.tribunnews.com/2019/03/06/breaking-news-tabloid-obor-rakyat-terbit-lagi-liputan-pertama-wawancara-habib-rizieq?

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved