Deretan Kasus Temuan Mayat Bayi di Kalbar, Temuan di Komplek Pusat Perbelanjaan Hingga Pantai
Mengetahui temuan tersebut, petugas limbah Ayani Mega Mall langsung melaporkan kejadian tersebut ke aparat kepolisian.
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
Deretan Kasus Temuan Mayat Bayi di Kalbar, Temuan di Komplek Pusat Perbelanjaan Hingga Pantai
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Petugas pengolahan limbah Ayani Mega Mall terkejut ketika menemukan orok bayi di dalam limbah yang sedang dikerjakannya, Selasa (5/3/2019) sekitar pukul 08.00 pagi WIB.
Mengetahui temuan tersebut, petugas limbah Ayani Mega Mall langsung melaporkan kejadian tersebut ke aparat kepolisian.
Unit Reskrim Polsek Pontianak Selatan yang dipimpin oleh Kapolsek Pontianak Selatan, Kompol Anton Satriadi, didampingi Kanit Reskrim, Iptu Hulman Manurung, menerjunkan tim untuk melakukan pemeriksaan dugaan temuan orok.
Baca: Setelah Orok Bayi, Petugas Pengolahan Limbah Ayani Mega Mall Temukan Ari-ari
Baca: KPK Serah Terima Barang Rampasan Dari Kasus Korupsi Akil Mochtar
Baca: Anak Buruh Bangunan di Kuningan Raih Peringkat Terbaik Lulusan Sekolah Polwan 2019
Aparat kini sedang melakukan penyelidikan terhadap penemuan orok bayi tersebut.
Namun kejadian-kejadian yang sangat disayangkan ini terjadi di wilayah Kalimantan Barat belakangan ini.
Ternyata penemuan orok bayi ini bukanlah satu-satunya dalam sebulan ini.
Beberapa kejadian lainnya juga sempat menggemparkan warga.
Setidaknya ada 3 kejadian serupa dalam kurun waktu sebulan ini mulai di komplek pusat perbelanjaan, hingga pantai.
Berikut tribunpontianak.co.id merangkumnya.
1. Penemuan Orok Bayi di Tempat Pengolahan Limbah Ayani Megamall

Petugas pengolahan limbah Ayani Mega Mall terkejut ketika menemukan orok bayi di dalam limbah yang sedang dikerjakannya, Selasa (5/3/2019) sekitar pukul 08.00 pagi WIB.
Orok itu ditemukan di dalam limbah oleh petugas pengolahan limbah di komplek pusat perbelanjaan tersebut.
Tim Inafis langsung melakukan identifikasi di TKP, dengan memeriksa lokasi penemuan.
Selesai dari lokasi penemuan Unit Reskrim bersama Tim Inafis memeriksa setiap toilet yang di Ayani Mega Mall yang bermuara ke tempat pengolahan limbah.
Saat ini orok bayi tersebut disimpan di dalam sebuah kardus bekas detergen dan diletakkan di bak mobil Polsek Pontianak Selatan.
Petugas Pengolahan Limbah Ayani Mega Mall Kembali Temukan Ari-ari

Setelah melakukan serangkaian olah TKP dengan memeriksa sejumlah lokasi diantaranya tempat pengolahan limbah, dan toilet-toilet di Ayani Mega Mall.
Petugas pengolahan limbah kembali menemukan ari-ari di lokasi yang sama disekitar orok bayi ditemukan sebelumnya.
Temuan ari-ari tersebut kemudian dilaporkan ke petugas kepolisian yang masih berada di TKP.
Baca: Wabup Effendi Ikuti Panen Raya Padi di Sungai Paduan
Baca: Edi Kamtono Hadiri Penyerahan Harta Rampasan Negara di DJKN Kalbar
Baca: P2KP Sekadau Gelar Ngopi Bareng Sambil Lapor SPT Tahunan
Baca: BMKG Prediksi Kayong Utara dan Ketapang Hujan Lokal
Petugas kepolisian langsung mengamankan temuan ari-ari tersebut kedalam kantong plastik hitam dan membawanya keluar untuk diletakkan dalam kardus atas bak mobil Polsek Pontianak Selatan.
Dengan ditemukannya orok bayi dan ari-ari tersebut artinya ada dua temuan di selang waktu berbeda di lokasi yang sama.
Rencananya temuan orok bayi dan ari-ari tersebut akan dibawa ke RS Sudarso Pontianak, untuk dilakukan identifikasi oleh dokter ahli forensik.
2. Temuan Diduga Mayat Bayi di Tanjung Hilir, Ternyata benda Ini

Temuan orok bayi sebelumnya menggemparkan warga Gang Multi Jaya, Jl Tritura, Kelurahan Tanjung Hilir, Minggu (6/1/2018).
Ateng seorang tuna wicara kaget ketika melihat sebuah kantong plastik kresek berisi orang bayi manusia tergeletak di Jl Tritura Gg Multi Jaya, Kelurahan Tanjung Hilir, Kecamatan Pontianak Timur, Minggu (6/1/2019) pukul 18.00 WIB.
Warga sekitar melihat tingkah laku Ateng yang tak lzim lalu mendatangi kantong tersebut. Alhasil warga sekitar pun ikut-ikutan kaget lalu melaporkan temuan tersebut ke polisi.
Kapolsek Pontianak Timur, Kompol Suhar membenarkan hal tersebut, namun pihaknya belum bisa mendapatkan keterangan lengkap dari Ateng dikarenakan tuna wicara
"Belum ada keterangan lengkap dari saksi, sekarang oroknya sudah dibawa anggota Polsek Pontianak Timur menuju kamar mayat RSUD dr Sudarso," ujar Kompol Suhar saat di Konfirmasi.
Baca: Hasil LIDA 2019 Grup 2 Top 36, Langkah Rezha Bangka Belitung Terhenti, Nirwana Bengkulu Pukau Juri!
Baca: Rapat Istimewa Kecamatan Kayan Hilir, 22 Kades Sepakat Tandatangani Relokasi Kantor Camat
Baca: Panen Raya di Desa Sungai Maram, Bupati Jarot Apresiasi Petani Mampu Panen 3 Kali Setahun
Baca: Komjen Arief: Saya yang Bertanggung Jawab Membentuk 1.500 Bintara Menjadi Perwira Berintegritas
Baca: Majelis Ulama Indonesia Sanggau Kedepankan Etika Politik yang Santun
Atas kejadian ini, Kompol Suhar langsung memerintahkan Anggota Reskrim Polsek Pontianak Timur, untuk segera melakukan olah kejadian perkara temuan orok.
"Olah TKP ini guna menulusuri dari mana arah pelaku datang membuang orok bayi tersebut," tambah Kapolsek.
Temuan tersebut diidentifikasi dokter ahli forensik RSUD dr Sudarso, Dr Monang Siahaan, M.Ked (For), SpF.
Kepada awak media, Monang menjelaskan hasil identifikasi terhadap temuan tersebut, Senin (7/1) siang, di Kamar Mayat RSUD dr Sudarso.
Monang mengungkapkan, Minggu malam ia kedatangan beberapa orang penyidik kepolisian, yang membawa satu kantong plastik berisi diduga orok bayi.
"Setelah saya identifikasi ternyata itu bukanlah orok bayi, melainkan hanya ari-ari atau tembuni saja," ujarnya.
Ari-ari itu dibungkus plastik, diletakkan didalam kardus bekas mie instan dan dimasukan ke dalam boks pendingin beserta kardusnya.
Ungkap Usia Ari-ari

Ahli forensik RSUD dr Sudarso berhasil mengungkap usia ari-ari yang ditemukan warga di Gang Multi Jaya, Jl Tritura, Kelurahan Tanjung Hilir, Minggu (6/1/2019).
Baca: Anggota DPD RI Kunjungan Kerja Pengawasan Dana Kelurahan di Kabupaten Sintang
Baca: Hasil LIDA 2019 Grup 2 Top 36, Langkah Rezha Bangka Belitung Terhenti, Nirwana Bengkulu Pukau Juri!
Baca: 103 WNA Punya e-KTP Tercatat dalam DPT, Kemendagri Minta KPU Beri Penjelasan
Baca: Komjen Arief: Saya yang Bertanggung Jawab Membentuk 1.500 Bintara Menjadi Perwira Berintegritas
Baca: Majelis Ulama Indonesia Sanggau Kedepankan Etika Politik yang Santun
Dijumpai tribunpontianak.co.id, Senin (7/1), ahli forensik RSUD dr Sudarso, Dr Monang Siahaan, M.Ked (For), SpF mengatakan bahwa ari-ari itu sudah berusia sempurna.
"Dalam artian janin yang lahir dibungkus ari-ari itu sudah matang, sudah matur atau cukup bulan," ujarnya.
Perkiraan Dr Monang, usia tembuni tersebut berkisar dua sampai tiga hari, "diketahui darimana, karena dijumpai adanya belatung berukuran kecil-kecil kurang lebih dari 0.1 sampai 0.2 centimeter," ujarnya.
Belatung yang berwarna keputih putihan merebak di tembuni yang sudah mengeluarkan aroma tidak enak itu.
Kondisi dari tembuni itu masih segar, ada beberapa ceceran darah yang memang tidak terawat, dan tidak dibersihkan.
Dr Monang mengatakan ada rencana ari-ari itu akan dikebumikan namun masih menunggu hasil penyelidikan kepolisian, untuk sementara masih kita simpan di boks pendingin.
"Kalau sudah ada perintah dari penyidik nanti tembuni itu akan kita mandikan, kita kafani, dan dikebumikan," jelas dr. Monang.
3. Heboh Temuan Mayat Bayi Mengapung di Pantai Celincing Ketapang

Warga Desa Sukabaru, Kecamatan Benua Kayong dihebohkan dengan penemuan mayat yang diduga seorang bayi di Pantai Celincing, Desa Sukabaru, Kecamatan Benua Kayong, Selasa (26/02/2019) siang.
Satu diantara Warga Kelurahan Sampit yang pertama kali menemukan mayat bayi tersebut, Yuliardi (45) mengaku melihat mayat bayi tersebut mengapung di tepian pantai.
"Saat itu saya bersama teman saya sedang mancing, sekitar pukul 09.00 Wib saya melihat benda berwarna putih mengapung dipinggir pantai, akhirnya saya dekati dan ternyata itu mayat bayi," sebutnya.
Ia melanjutkan, setelah memastikan bahwa benda tersebut terlihat seperti mayat seorang bayi, dirinya sontak terkejut dan memberitahu kepada rekan-rekannya terkait apa yang ia lihat.
"Setelah itu tekan saya memanggil warga kampung untuk memastikan apakah benar itu mayat bayi, karena saya takut ada apa-apa nantinya," terangnya.
Penjelasan dari Polres Ketapang

Kasat Reskrim Polres Ketapang, AKP Eko Mardianto saat dihubungi Tribun Rabu (27/02/2019), mengaku bahwa pihaknya belum mengetahui motif atas penemuan mayat seorang bayi berjenis kelamin perempuan yang ditemukan di pinggir pantai Celincing Desa Sukabaru Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Selasa (26/2/2019).
Saat ditanya apakah ada dugaan bayi tersebut dibuang oleh orangtuanya atau bukan, Eko sendiri belum dapat memastikan.
Eko menjelaskan, bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan penyelidikan terkait kejadian tersebut.
"Untuk motifnya belum diketahui, karena untuk pelakunya masih dalam penyelidikan," terang Eko.
KPPAD Ketapang Harap Kepolisian Temukan Motif Penemuan Bayi di Pantai Celincing
Ketua Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Kabupaten Ketapang, Harlisa berharap pihak kepolisian dalam hal ini Polres Ketapang segera temukan motif kejadian terkait penemuan mayat seorang bayi perempuan di tepi pantai Celincing Desa Sukabaru Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang. Selasa (26/02/2019).
Harlisa saat dihubungi Tribun mengaku, jika telah berkoordinasi dengan unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Ketapang untuk memastikan penemuan mayat bayi tersebut.
"Saya sudah menghubungi unit PPA Polres ya tadi, saya minta tolong segera menginfokan ke kita jika sudah menemukan motif apa terkait penemuan mayat bayi ini. Apakah dibuang sama orang tuanya atau seperti apa juga belum tau, katanya sih lagi dalam proses penyelidikan," ucap Harlisa.
Harlisa juga meminta kepada jajaran Polres Ketapang, untuk menindak tegas pelaku jika memang terbukti anak tersebut dibuang dengan sengaja.
Karena bagaimanapun Harlisa menegaskan bahwa anak tersebut punya hak hidup yang sama, dan kejadian ini jangan sampai terulang lagi.
"Apapun nanti motifnya saya mau seluruhnya ikut berperan untuk kasus seperti ini. Termasuk Pemerintah Daerah tolong tindak tegas tempat-tempat prostitusi yang masih buka hingga saat ini, itu juga termasuk salah satu sumber adanya kasus-kasus hilangnya moral kemanusiaan dan agama seperti kejadian kasus ini," tegas Harlisa kepada Tribun. (*)
Yuk Follow Akun Instagram tribunpontianak: