Fakta-Fakta Cekcok di Kompleks Pasar Mawar Berujung Maut, Tolak Autopsi Hingga Permintaan Keluarga

Naim menuturkan penolakan di lakukan outopsi itu bukan hanya dirinya, tetapi permintaan pihak keluarganya yang lain juga.

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
Kolase/Tribunpontianak.co.id
Fakta-Fakta Cekcok di Kompleks Pasar Mawar Berujung Maut, Tolak Autopsi Hingga Permintaan Keluarga 

"Saya kurang tau juga, kalau aktivitas ornag tua itu kita juga kurang tau. Aktivitas nya biasa di pasar, di warung Kopi, kita kurang tau juga. Dan bapak biasa juga berkebun di punggur, plus juga koperasi,"ungkapnya saat di temui di Rumah Sakit Pro Medika.

Ia bersama keluarga mengaku sangat terkejut dengan kejadian ini.

3. Penjelasan Dokter

Dokter Jaga UGD di Rumah Sakit Pro Medika Kota Pontianak dokter Andriani menjelaskan bahwa saat korban ES tiba di rumah sakit sudah dalam kondisi tidak bernyawa.

Hal itu disampaikan saat ditemui Kapolresta Pontianak Kombes Pol M Anwar Nasir.

"Tadi saat sampai sini tanda-tanda kematiannya sudah ada. Kecuali tanda-tanda vitalnya juga terlihat, mungkin kami bisa mereka- reka, tapi sampai disini pasiennya sudah tidak bernyawa," kata Andriani kepada Tribun. Senin (04/01/2019).

Ia pun mengungkapkan bahwa dari hasil visum luar pihaknya tidak bisa menyimpulkan penyebab kematian dan telah menyarankan untuk autopsi untuk mendapatkan penyebab pasti.

"Autopsi tidak bisa dokter umum, harus diketahui forensik," ungkapnya ke Kapolres. 

Baca: Tak Ingin Kalbar Jadi Anak Tiri, Katherina: Kalbar Harus Menjadi Prioritas Masuk Kabinet

Baca: Akan Gelar Kompetisi Antar Klub, Exco PSSI Sambas Beberkan Persyaratannya

4. Keluarga Tolak Autopsi

Setelah cukup lama berembuk untuk memutuskan apakah korban perkelahian di Pasar Mawar dilakukan tindakan otopsi atau tidak akhirnya keluarga menyatakan tidak akan melakukan autopsi Senin (4/2/2019).

Anak korban mengatakan menolak tindakan otopsi dengan alasan visum luar saja sudah cukup.

Anak kandung almarhum Edy Siregar, Jannatun Naim membenarkan dirinya menolak permintaan dari kepolisian untuk mengoutopsi jasad ayah kandungnya.

Naim anak pertama Korban
Naim anak pertama Korban (TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA)

Naim menuturkan penolakan di lakukan outopsi itu bukan hanya dirinya, tetapi permintaan pihak keluarganya yang lain juga.

"Pihak keluarga kemarin menolak outopsi, hanya minta di visum luar saja, namun meskipun begitu, kita berharap aparat kepolisian ungkap kasus meninggalnya ayah saya,"ujar Naim pada Selasa (5/2/2019) siang saat di temui di rumah duka.

Dokter ahli forensik RSUD Sudarso, Dr Monang Siahaan MKed (For) SpF mengatakan di autopsi atau tidak dia tetap akan mengeluarkan kesimpulan hasil visum luar penyebab kematian korban.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved