Pembunuhan Pengusaha Keripik Pisang

Terungkap! Kesaksian Tetangga Hingga Cara Pelaku Habisi Nyawa Pengusaha Keripik di Mempawah

Memang sebelum korban di temukan dalam keadaan yang mengenaskan, tetangga sempat melihat pelaku bersama korban.

Penulis: Ferryanto | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ FERRYANTO
Pelaku saat di lakukan pemeriksaan di Mapolda Kalbar, Selasa (29/01/2019). 

Selain itu di lokasi kejadian, polisi mengamankan baju dan seprai milik korban yang berlumuran darah.

Serta cangkul yang juga terdapat bercak darah kering di dalam garasi rumah korban.

Sekitar empat orang warga setempat yang telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian ‎sebagai saksi.

Dan juga pihak kepolisian memperoleh informasi dimana sebelum kejadian pembunuhan, korban sempat menerima tamu dan menginap.

Dimana ada tiga orang tamu.

Baca: LIVE ILC TVOne Malam Ini Ustadz Baasyir: Bebaaas . .Tidaak! Muncul Usul Bahas Kasus Ahmad Dhani

Baca: Dibangun 12 Lantai, RS Kharitas Bhakti Mampu Memberikan Pelayanan Korban Serangan Jantung di Kalbar

Tiga orang tamu menginap ternyata terduga pelaku pembunuhan yakni AP asal Pontianak.

Selain itu yakni dua orang remaja warga Sui Kunyit namun pada malam sebelum ditemukan korban Haryanto tak bernyawa itu.

Namun dua orang remaja asal Sui Kunyit tersebut sekitar pukul 21.00 WIB pulang.

Hanya AP yang menginap di rumah korban.

Namun saat korban ditemukan tak bernyawa, AP menghilang bersama sepeda motor korban Aerox yang masih baru.

Baca: Futsal Lantamal Rebut Juara 3 Turnamen HUT Pemprov Kalbar

Baca: Dibangun 12 Lantai, RS Kharitas Bhakti Mampu Memberikan Pelayanan Korban Serangan Jantung di Kalbar

Sudah Cerai

AP merupakan warga Jl Harapan Setia, Kelurahan Sui Asam Kecamatan Sui Raya, Kabupaten Kubu Raya (KKR) Kalbar.

Tersangka kasus pembunuhan tersebut sudah diamankan di Mapolda Kalbar.

Adapun korban, Haryanto ditemukan dalam keadaan tak bernyawa oleh karyawannya Misda (35).

Dimana saat itu Misda yang biasa bekerja sebagai pengupas pisang, ingin melaksanakan aktivitas seperti biasanya.

Saat itu melihat korban sudah tak bernyawa di dalam kamar korban.

Sontak membuat Misda panik dan keluar memanggil warga yang lewat.

"Saya mau bekerja seperti biasa, lihat bapak (korban-red) didalam kamar sudah berdarah. Lalu saya keluar dan panggil orang," terangnya.

Saksi lainnya yang merupakan tetangga korban, Sudarso mengetahui korban telah meninggal dari Misda yang berteriak histeris.

"Pertama kali karyawan korban, Misda yang menemukan, dimana Misda mau bekerja. Dan masuk melalui pintu garasi yang sudah terbuka, pada saat dilihat kamar korban juga sudah terbuka, dan didapati korban sudah bersimbah darah, lalu dia keluar dan berteriak histeris," jelas Sudarso

Sudarso mengatakan korban ditemukan sekitar pukul 14.30 WIB, saat itu memang waktu untuk karyawan bekerja.

"Jumlah karyawannya sih ada 6 orang, tapi tergantung pesanan yang ada. Kalau banyak bisa lebih dari itu karyawan yang bekerja, kalau sepi biasa 2 atau tiga orang jak," ujarnya.

Sehari sebelum kejadian, Sudarso menuturkan dirinya masih sempat berbincang dengan korban.

"Semalam habis isya masih sempat ngobrol, karyawan pun masih ada yang bekerja. Karena pekerja memang beraktivitas di depan rumah, pegawai bekerja memang dari 14.30 sampai malam biasanya," terangnya.

Sudarso menuturkan korban tinggal dirumah tersebut sendirian, tidak ada keluarga yang menemani.

"Dia sudah nikah dan punya anak satu, tapi sudah lama cerai. Anaknya ikut istrinya, ini juga rumah belum lama dia beli," katanya. (*)

Yuk Follow Akun Instagram tribunpontianak:

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved