Korban Kawat Layangan
MAUT Tali Layangan, Bocah SD Tewas Saat Tolong Adiknya hingga Niat Baik Agustami Berujung Kematian
Permainan layang-layang menjadi ancaman nyata khususnya bagi warga Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya (KKR).
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
MAUT Tali Layangan, Bocah SD Tewas Saat Tolong Adiknya hingga Niat Baik Agustami Berujung Kematian
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Permainan layang-layang menjadi ancaman nyata khususnya bagi warga Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya (KKR), Kalimantan Barat (Kalbar).
Dalam sepekan ini, tali layangan putus merenggut dua nyawa dan tiga korban luka.
Mirisnya, yang menjadi korban bukanlah pemainnya.
Melainkan orang lain yang terkena imbas saat tali kelayang (kawat) putus dan tersangkut di jaringan listrik.
Peristiwa pertama terjadi di Parit Tengkorak, Kabupaten Kubu Raya (KKR), Kalimantan Barat (Kalbar), Senin (21/01/2019) petang WIB.
Apen dan Asel, dua bocah SD tersengat tegangan listrik, Senin (21/01/2019) petang WIB.
Baca: 6 Warga di Wilayah Hukum Polresta Pontianak Jadi Korban Layangan Awal 2019, ini Datanya
Baca: RUNTUHNYA Dominasi Lionel Messi, Ronaldo dan Neymar! Anak Muda Inilah Pesepakbola Termewah di Dunia
Akibat insiden ini Apen bocah 5 SD harus merenggang nyawa saat berusaha menolong adik kandungnya lepas dari sengatan listrik.
Kejadian bermula layangan yang putus didekat rumah korban, Asen (adik) mengejar layangan sekitar pukul 17.00 WIB.
Namun karena layangan terkena kabel listrik dan menyetrum Asen, sontak Apen (abang) menyelamatkan namun juga kesetrum.
"Apen ini sekitar kelas lima dan adiknya kelas 3 SD, awalnya ada layangan putus dan adiknya mengejar. Karena ada kawat di layangan tersebut adiknya kestrum dan abangnya berusaha menyelamatkan dan juga tersetrum," terang Anton.
Kemudian ibu korban juga ikut membantu namun tidak berhasil yang akhirnya dibantu tetangga korban.
"Jadi ibunya membantu memukul namun terlempar kemudian minta tolong tetangga. Keduanya kemudian dilarikan ke rumah sakit," tambah Anton.
Akibat peristiwa tersebut, Apen yang masih bersekolah di kelas V SD harus meregang nyawa.
Menurut saksi mata, Afung (32), yang membantu menolong kedua korban, mengatakan peristiwa tersebut terjadi di Gang Keluarga, Parit Tengkorak, Kecamatan Sungai Raya (KKR).