5 Bocah Pesta Lem di WC Sekolah Digerebek Warga, Ini Pengakuan Mereka
Kelima pelajar itu mengaku membeli lem fox dengan caru patungan. Mereka membeli dua kaleng lem fox 70 gram yang satu kalengnya seharga Rp 9 ribu.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Didit Widodo
Wagino yang berdomisili didepan sekolah itu mengaku pernah menangkap anak-anak ngelem di sekolah yang sama pada malam hari sebelumnya, diantaranya ada anak perempuan.
Saksi mata lain, Fahmi Ahyar (25) mengatakan sudah sejak siang mengintai bocah-bocah ngelem tersebut. Hingga pukul 15.00 WIB tingklah parah bocah makin merisaukan hingga ia pun mengadukannya pada warga lain.
"Mereka berisik, apalagi sudah sering mendapat laporan dari warga di depan sekolah," utur Fahmi yang rumahnya terletak di belakang sekolah.
Saat pertama kali melihat anak-anak itu, Fahmi sempat melaporkan ke Maman, Ketua RT namun tidak ada di tempat.
Ketika Maman sudah pulang Fahmi dan warga sekitar mengintai anak-anak tersebut, dan mengepungnya.
Ia kemudian mengejar dan menangkap anak-anak yang sedang ngelem itu dan berhasil mengamankan lima orang beserta tiga kaleng barang bukti berupa kaleng lem fox.
Sekitar pukul 15.00, Maman menelepon polisi dan mereka pun datang untuk mengamankan kelima anak tersebut ke Pospol Alianyang.
Fahmi mengakui saat kejadian ada dua orang anak yang melarikan diri, dan selain di WC sekolah mereka juga sering ngelem di kantin sekolah.
"Kalau hari libur seperti ini biasanya siang mereka ngelem, kalau malam minggu pasti ada mereka disitu," ujar Fahmi.
Saat di interograsi oleh warga, ternyata RA baru saja selesai disunat dan ia sempat melawan saat akan diamankan Polisi.
"Tadi dia sempat melawan tu si RA, dia bilang ke saya mau menuntut karena menangkap dia. Terus polisi juga ditanyai dia apa undang-undangnya menangkap orang ngelem, kecuali orang nyabu kata RA," tutur Fahmi menirukan ucapan RA.
Pola Asuh yang Salah
Di temukannya lima anak di bawah umur yang sedang pesta ngelem di WC sekolah menuai komentar dari Ketua Psikolog Kalbar, Fitri Sukmawati. Menurut dia anak-anak yang berperilaku menyimpang dalam pergaulannya, tak terlepas dari pola asuh orangtuanya.
Dalam hal ini yang benar-benar berperan penting adalah orangtua. Karena anak usia belasan tahun tersebut masih dalam bimbingan orangtua.
“Kenapa anak-anak ini bisa berperilaku menyimpang dengan mengelem, karena ada yang salah dalam pengasuhan. Saya melihat hal yang paling berpengaruh dan harus dipertanyakan pola asuh orangtuanya,” kata Fitri
Menueutnya perhatian atau bimbingan orangtua sangat diperlukan dalam mengasuh anak-anak yang beranjak dewasa ini, apabila orangtua tidak peduli maka anak menjadi tidak terkontrol dan berperilaku menyimpang seperti yang terjadi.