Tsunami Banten dan Lampung

2 Sosok Relawan Ini Ternyata Yang Selamatkan Ifan Seventeen dari Tsunami Banten

Ifan Seventeen yang selamat saat musibah Tsunami Banten pada Sabtu (22/12/2018) malam lalu

Editor: Agus Pujianto
Instagram/ifanseventeen
Ifan Seventeen dan istrinya Dylan Sahara saat liburan di Eropa 

“Dengan keadaan yang tidak saling kenal, mereka dengan ikhlas memberikan waktu mereka 2 hari full, dari mengantarkanku kemanapun, memberikanku makanan, meminjamkan sarung dan pakaian, tas, obat2an, jaket yang mereka pakai saat aku kedinginan,” lanjutnya.

Mereka juga membantu Ifan Seventeen mencari istrinya, Dylan Sahara dan drummer Seventeen, Andi yang sempat hilang sebelum akhirnya ditemukan telah meninggal dunia akibat bencana itu.

“Menyebarkan data kepada relawan tentang ciri-ciri istriku, sampai memberikan support moril dalam proses pencarian istri dan drummerku selama di sana,” ujarnya.

:Mas Epi, bang Yusron, hanya Allah yang bisa membalas kebaikan mas Epi dan bang Yusron, ga akan cukup aku yang ngebales,” kata Ifan Seventeen lagi mengucapkan terima kasih ke dua relawan penyelamatnya itu.

Selain itu, dia juga mendoakan para korban tsunami Banten yang meninggal dunia.

“Ya Allah ya Tuhanku, terimakasih atas kesempatan yang telah Engkau berikan, semoga semua yang selamat selalu dalam lindungan Allah SWT. Dan semua yang telah wafat diterima disisiMu yang paling mulia ya Allah, Al-fatihah,” tutupnya.

BMKG menyebutkan musibah tsunami Banten ini diakibatkan oleh semburan api Gunung Anak Krakatau menyebabkan tanah di bawahnya longsor.

Kemudian, air laut saat itu pasang akibat bulan purnama.

Baca: Skala Nasional, Komunitas ID42NER Juga Punya Member di Pontianak 

Baca: Film Tembawang Kembali Akan Diputar di Singkawang, Cek Jadwalnya Disini

Baca: Dita Octaria: Untuk Memanfaatkan Kemajuan di Era Milenial, Remaja Harus Terbuka

Baca: Alumni DTT-SMDE 2000 Polda Kalbar Sambangi Panti Asuhan, Rasa Syukur 18 Tahun Mengabdi

Perpaduan semua fenomena alam ini memicu tsunami yang kemudian meluluhlantakkan pemukiman warga di sekitar pantai Selat Sunda seperti di Tanjung Lesung, Pandeglang dan Lampung.

Ratusan manusia menjadi korban dan banyak sekali bangunan hancur karenanya.

Hingga saat ini, Gunung Anak Krakatau masih aktif dan otoritas berwenang meminta warga untuk waspada dan menjauh dari lokasi-lokasi yang berbahaya tersebut.

Dikutip dari Tribunnews, Jumat (28/12/2018), situasi terkini Gunung Anak Krakatau terus dipantau.

Saat ini aroma belerang dan suara dentuman keras masih terdengar di gunung yang disebut jadi penyebab tsunami Banten dan tsunami Lampung di Selat Sunda.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Windi Cahya Untung membenarkan saat ini dari Gunung Anak Krakatau tercium aroma belerang dan terdengar suara dentuman keras.

Dia mengatakan Gunung Anak Krakatau diselimuti awan hitam setinggi 2.500 meter di atas puncak kawah.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved