Pembunuhan Sungai Rengas
Sebelum Banting Putrinya Berkali-kali Hingga Tewas, Supardi Tulis Mahluk Allah Di Facebook
Supardi membanting darah dagingnya sendiri, Putri Aisyah yang baru berumur 1,5 tahun berkali kali ke lantai hingg meregang nyawa.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Agus Pujianto
Sebelum Banting Putrinya Hingga Tewas, Supardi Tulis Mahluk Allah Di Facebook
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Seorang ayah di Sungai Rengas, Supardi Supriyatman, tega membanting putrinya sendiri hingga tewas.
Supardi membanting darah dagingnya sendiri, Putri Aisyah yang baru berumur 1,5 tahun berkali kali ke lantai hingg meregang nyawa.
Peristiwa tragis di luar akal sehat tersebut terjadi di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (24/11/2018) pagi.
Supardi yang merupakan seorang security ini telah diamankan jajaran Unit Jatanras Polresta Pontianak.
Baca: Detik-detik Bocah 1,5 Tahun Tewas di Tangan Ayah Sendiri, Menangis Dibacakan Salawat
Baca: Detik-detik Penyanyi Kasidah Meninggal Dunia di Panggung Saat Acara Maulid Nabi Muhammad SAW
Tribunpontianak.co,id, mencoba menelusuri akun Facebook Supriadi, Minggu (25/11/2018).
Supardi punya akun Facebook dengan nama akun Dimaz Mizka.
Dua minggu sebelum tega membunuh putrinya, Supriadi memposting status tentang kedekatannya dengan Putri Aisyah.
Tepatnya pada tanggal 5 November 2018 pukul 06.04 WIB.
“Di pagi yg cerah selfi sama nak manja,” tulis Supardi.
Ada lima foto yang dianggah Supriadi bersama dengan Putri Aisyah.
Dua di antara foto itu, Supardi tampak sedang menggendong Putri Aisyah yang mengenakan baju hijau muda.
Dua foto lainnya, Putri Aisyah seperti sedang tertawa lebar sambil memegang boneka mainannya.
Baca: Tim Inafis Identifikasi Kondisi Korban Bocah Tewas di Tangan Ayah Kandung
Baca: Kronologi Ayah Membunuh Putri Kandung di Hadapan Istri, Supardi Punya Rekam Jejak Mengerikan
Di foto lain, Putri Aisyah sedang mengucek matanya.
Postingan tentang Putri Aisyah juga bisa dilihat pada 14, 15, dan 18 Oktober 2018.
Pada 14 Oktober, Surpiadi sedang menggendong Putri Aisyah dengan kain di bahunya.
“Jadi bpk, jadi gk emak. Hahaha,” tulisnya.
Pada 15 Oktober, Supriadi mengunggah foto-foto Putri Aisyah sedang sendirian.
“Ma kasih ya Allah kau percayakan aku. Menitip kan seorang putri yg manja,” tulis Supardi.
Saat itu, Putri Aisyah sedang dalam gendongan ibunya, Hamisah.
Di hari yang sama, Supriadi memposting tentang meme seorang janda dengan anaknya.
Dalam foto tersebut ada seorang perempuan cantik sedang memangku seorang anak kecil.
Baca: TERPOPULER - Dari 11 Momen BTS dan EXO Hingga Bocah 1,4 Tahun Dibanting Ayahnya Hingga Tewas
Baca: Kisah Bocah 1,5 Tahun Tewas Dibanting Ayah Kandung, Tetangga Ungkap Fakta Mengejutkan
Tertulis di foto:
Aku Janda anak satu
Suamiku mati saya racun
Adakah yang mau jadi pengganti suamiku
Sekalian menjadi bapaknya anakku ini.
Masih di hari yang sama, Supardi juga mengunggah status lain.
Kali ini tentang abang disayang karena ada duit.
Jaman dulu;
Ada duit abang disayang
Gak ada duit abang ditendang
Baca: BREAKING NEWS: Tabrak Pot Bunga Pembantas Jalan, Pengendara Vixion Tewas Ditempat
Baca: Pengendara Vixion Tewas Tabrak Pot Bunga Pembatas Jalan Tenyata Kades Uluk Palin
Jaman sekarang;
Ada duit abang jarang pulang
Abis duit abang balik kandang!
Supardi juga memposting beberapa video tembang atau lagu.
Termasuk kegiatannya sehari-hari sebagai satpam.
Pada postingan lainnya, tepatnya 20 Oktober 2018, Supriadi memposting status tentang tidak ada manfaatnya mengeluh.
“Mengeluh hanya akan membuat hidup kita tertekan. Sedangkan bersyukur senantiasa akan membawa kita pada jalan kemudahan,”
Sisanya, Supardi ternyata juga menjual barang-barang second seperti handphone android dan mobil.
Baca: BREAKING NEWS - Bocah 1,4 Tahun Dibanting Ayahnya Berkali-kali hingga Tewas di Sungai Rengas
Baca: BREAKING NEWS: Perampokan di Pontianak Berujung Tragis, Korban Sempat Melawan
“Mitsubishi galant thn1981. Ss lengkap pajak mati thn 2004. Kondisi bisa hidup+jalan kondisi bodi kaya di foto lebih lengkap nya cex langsung hubungi no 085821341067 posisi kuala ambawang. Buka harga 6jt nego dikit,” tulis Supriadi pada 24 September 2018.
“Agik butuh duit mo jual jak nie hp TT. pun boleh asal nambah perlu duit perlu gak hp soal nya nie. Hp asus zfon selfi Ram 3/32 GB layar 5,5 inc noken Hp batangan 900 butuh duit nie minat inbox. Jaringan 4G. Laju. Batre Tahan,” tulis Supriadi pada 13 November 2018 pukul 18.46 WIB.
Ia juga mengunggah tentang mahluk Allah.
Tepatnya pada tanggal 2 November 2018 pukul 06.14 WIB.
“Makhluk Allah,” tulis Supriadi.
Ia memposting foto anak-anak kucing yang sedang menyusu pada induknya.
Di hari Putri Aisyah meregang nyawa, bocah tak berdosa itu juga sedang menyusu pada ibunya, Hamisah.
Saat sedang disusui itulah, Supardi mengambil paksa Putri Aisyah dan menggendongnya ke dapur.
Ia kemudian menembangkan salawat. Namun, Putri Aisyah malah menangis kencang.
Baca: Makan Camilan dari Sebuah Maskapai, Ibu Dua Anak Ini Sekarat Sesak Nafas Lalu Pingsan
Baca: Panitia Economic Futsal Competition Gelar Laga Amal
Hamisah lalu mencoba mengambil Putri Aisyah, namun Supriadi tak mau melepaskannya.
Tak lama berselang, peristiwa memilukan pun terjadi.
Entah apa yang merasuki Supardi, lelaki asal Sanggau ini, memegang kedua khaki Putri Aisyah.
Ia lantas menghempaskan darah dagingnya itu berkali-kali ke lantai yang terbuat dari semen.
Hamisah yang mencoba merebut Putri Aisyah, kalah tenaga dan terdorong jatuh.
Putri Aisah pun terkulai dan bergerak. Ia tewas di tangan ayahnya sendiri.
Penuturan Sang Ibu
Putri Aisyah yang baru berumur 1 tahun5 bulan, direnggut hidupnya oleh ayah kandungnya sendiri, Supardi Supriyatman (36).
Supardi membanting darah dagingnya itu berkali-kali ke lantai, hingga Putri Aisyah yang tidak berdaya, meregang nyawa.
Baca: Pesan Ketua HIPMI Kalbar untuk Kawula Muda: Semangat Pantang Menyerah dan Gak Baperan
Baca: Pelatih Voli Kalbar Akui Skil Atlet Kalbar Tak Kalah Dengan Pemain Luar
Bocah tak berdosa yang sebelumnya diberitakan berumur 1 tahun 4 bulan itu pun tewas.
Putri Aisyah tewas di hadapan ibunya sendiri, Hamisah (38).
Tindakan memilukan itu terjadi di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (24/11/2018) pagi.
Kepada Tribunpontianak.co.id, Hamisah yang masih dibalut duka mendalam, menceritakan bagaimana putrinya tersebut meninggal di tangan suaminya.
Dijumpai pukul 12.16 WIB, Hamisah kala itu tersandar di kamar.
Kondisi lemah. Ia bertutur sambil menangis pilu.
"Saya tak tahu mau mulai dari mana," jawab Hamisah ketika diminta Tribunpontianak.co.id untuk bercerita.
Wajahnya masih kebingungan.
Baca: Cegah Investasi Bodong, Jeno Ajak Warga Lihat Aspek Legalitas dan Logis
Baca: PJ Sekda: Pemuda Punya Banyak Tantangan di Era Milenial
Beberapa saat kemudian, ia melanjutkan ceritanya.
"Waktu di ayunan memang dia setengah memaksa anaknya untuk tidur. Memang anak ini belum mau tidur. Saya mau ambil dia mau saya susui. Dia bilang jangan,” tutur Hamisah.
“Dia mau dengar saya menyanyi. Waktu itu suami saya nyanyinya lagu solawat, saya biarkan dulu,” katanya lagi.
Hamisah lalu melanjutkan ceritanya.
Ketika dinyanyikan salawat, rupanya Putri Aisyah bukan malah diam.
Namun, menangis kian keras.
Saat anaknya menangis itulah, dia memutuskan untuk mengambil Putri Aisyah dari suaminya.
"Tapi anak itu makin menangis. Terus saya paksa ambil. Kemudian saya bawa ke kamar tidur," katanya.
Hamisah memperagakan bagaimana dirinya merampas Putri dari tangan suaminya.
Sembari mengusap air mata Hamisah melanjutkan ceritanya.
"Saya susukan di situ sambil baring. Lalu suami saya masuk lagi ke kamar mengambil anak itu, kemudian dibawa keluar,” ucapnya.
Baca: SADIS! Wanita Maroko Ini Bunuh Pacarnya, Giginya Diblender dan Tubuhnya Diolah Jadi Nasi Kebuli
Baca: KPU Akan Laksanakan Kursus Singkat Demokrasi dan Kepemiluan
Saat itu, sebenarnya Hamisah ingin merebut kembali Putri dari suaminya.
“Saya mau rampas anak itu tidak bisa, karena saya lihat kondisi suami saya udah beda keliatannya," kenangnya.
Hamisah makin tak mampu menahan menahan air mata ketika mengingat detik-detik terakhir ia menyusui anaknya.
"Kemudian dibawanya ke dapur. Saya kejar ke dapur. Saya tarik anak saya. Tidak mau dilepaskan sama dia. Anak itu sudah nagis-nangis, anak itu dipeluknya keras dan tidak mau dilepaskan,” tutur Hamisah.
Melihat hal itu, Hamisah pun berterian untuk meminta bantuan sepupunya.
“Kemudian saya teriak minta tolong. Sepupu saya di sebelah kiri rumah saya. Kemudian saya terjatuh. Anak saya pun dibantingnya," ucap Hamisah.
Ia menyingsingkan celana di khaki kirinya menunjukkan luka lecet di lutut karena terjatuh.
Melihat dirinya terjatuh, suaminya malah makin jadi membanting Putri Aisyah.
"Anak itu terus dibantingnya,” tuturnya.
Usai menuturkan bagaimana darah dagingnya dibanting berkali-kali ke lantai, Hamisah sudah tidak bisa lagi menahan kucuran air matanya.
Meski begitu, ia teus saja melanjutkan ceritanya.
Kali ini, sambil terisak.
"Saya lupa berapa kali dibantingnya anak itu. Yang jelas lebih dari satu kali," ucapnya.
Baca: Tunjukkan Dukungan, Dua Idol K-Pop Ini Mengcover Lagu dan Dance BLACKPINK, Tonton Videonya!
Baca: Foto Ini Tunjukkan Bukti Gisel Memang Sudah Lama Ingin Cerai Dari Gading Marten
Hamisah pun mengaku tidak sanggup lagi mengingat dan membayangkan bagaimana putrinya yang tidak berdosa itu, dibanting suaminya berkali-kali di dapur.
"Itu yang saya tidak sanggup membayangkanya,” ujar Hamisah sembari memalingkan wajahnya menghindari kamera Tribunpontianak.co.id.
"Kemudian sepupu saya datang. Langsung cepat mengambil anak itu yang sudah terbaring di lantai,” ujarnya.
Sepupunya itu kemudian meminta pertolongan agar Putri Aisyah di bawah ke rumah sakit.
“Minta pertolongan pakai motor ke rumah sakit. Tidak sampai kerumah sakit dibawa balik lagi dalam kondisi sudah meninggal. Karena kepalanya sudah lembut," ucap Hamisah mengakhiri ceritanya.
Tribunpontianak.co.id sendiri ikut melihat dan meraba bagian kepala Putri Aisyah yang sudah terbujur kaku. (*)