Pembunuhan Sungai Rengas
Suasana Duka Cita Iringi Pemakaman Putri Aisyah, Korban Kekerasan Ayah Kandung
Suasana duka cita terasa menyengat di kediaman Hamisyah (38). Ia tampak masih terpukul dan berusaha menerima kenyataan putri bungsunya
Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hamdan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Suasana duka cita terasa menyengat di kediaman Hamisyah (38).
Ia tampak masih terpukul dan berusaha menerima kenyataan putri bungsunya yang baru berusia 1,4 tahun pergi untuk selamanya.
Mirisnya putri Aisyah menemui ajalnya usai mendapatkan kekerasan fisik oleh ayah kandungnya sendiri, pada Sabtu (24/11/2018) pagi tadi.
Sekitar pukul 14.00 WIB tadi, jenazah Putri Aisyah selesai mulai dimandikan, dikafani, disalatkan dan dikebumikan di komplek makam keluarga yang berada persis di belakang rumahnya.
Baca: Polisi Periksa Pelaku Penganiayaan Anak Kandung Hingga Tewas, Tunjukkan Gelagat Aneh
Putri Aisyah berbaring untuk selama-lamanya persis disebalah pusarah kakeknya.
Berdasarkan informasi yang didapatkan Tribun Pontianak saat berada dirumah duka Hamisyah sempat berteriak minta tolong kepada sepepunya Handira yang tinggal berada persis di sebelah rumahnya.
Kala sang suaminya yang mulai kesetanan memukuli anak kandungya.
Hamisyah dan ibu kandung tersangka yang saat ibu tengah berada dirumah tak kuasa menyelamatkan Putri Aisyah dari tindakan keji nan brutal tersangka.
Berdasarkan keterangan salah satu paman korban, Bairi (46) tak menyangka tersangka SS tega melakukan penganiayaan terhadap anak kandungya sendiri hingga berujung maut.
"Tak abis pikir kenapa tega berbuat seperti itu dengan anak kandungnya sendiri," ujarnya sesaat proses pemakaman Putri.
Ia menjelaskan tersangka dikenal sebagai orang yang cukup bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tak pernah sama sekali dirinya melihat tersangka berlaku kasar dengan anak-anaknya.
Sebelum menikah dengan tersangka, Hamisyah pernah menikah dan dikaruniai dua orang anak satu orang laki-laki dan seorang lagi perempuan.
"Nah pada pernikahan kedua ini dengan pelaku dapat anak satu perempuan ini lah neh," ujarnya.
Bairi menceritakan bahwa tersangka juga sangar sayang dengan anak-anak hamisyah hasil pernikahan terdahulu.
Terdapat satu orang anak laki-laki hamisyah yang duduk di kelas 1 SMP biasa di antar oleh tersangka pergi sekolah.
"Keluarga meminta tersangka dapat dihukum dengan setimpal, kalau boleh hukuman mati," ujarnya.